• Login
  • Register
Senin, 30 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Buku

Wanita yang Merindukan Surga

Lima Jalan Hijrah yang Tak Perlu Kau Takutkan Ukhti

Yuyun Nailufar Yuyun Nailufar
15/08/2020
in Buku, Pernak-pernik, Personal
0
stigma negatif janda

stigma negatif janda

208
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Identitas Buku
Judul Buku: Wanita yang Merindukan Surga
Penulis: Esty Dyah Imaniar
Tahun Terbit: 2019
Penerbit: Buku Mojok
Jumlah Halaman: xxvi + 184 halaman
Dimensi: 13 x 19 cm
ISBN: 978-602-1318-87-4

Sejak dunia telah mengenal internet, ruang gerak publik semakin luas, tidak melulu melalui koran, majalah, radio, ataupun televisi. Semakin bebasnya ruang gerak publik dalam segala aspek kehidupan yang salah satunya beragama sangat mempengaruhi ‘trend beragama jaman now’ atau lebih akrab dikenal sebagai hijrah.

Dalam KBBI istilah hijrah (n) adalah perpindahan Nabi Muhammad SAW, bersama sebagian pengikutnya dari Makkah ke Madinah untuk menyelamatkan diri dan sebagainya dari tekanan kaum kafir Quraisy, Makkah; hijrah (v) juga disebut sebagai berpindah atau menyingkir untuk sementara waktu dari suatu tempat ke tempat lain yang lebih baik dengan alasan tertentu (keselamatan, kebaikan, dan sebagainya).

Bagi penulis mengadopsi istilah hijrah sebagai kegiatan berpindah dari yang buruk ke yang baik (sebenarnya kita sudah tahu bahwa itu juga disebut sebagai taubat) agak kurang tepat apabila dalam praktiknya masih mempersulit kegiatan bersosial, berkarya, bahkan mengekspresikan diri meskipun dalam ranah yang positif. Apalagi sampai screening dosa dan keimanan seseorang. Astaghfirullah!

Istilah hijrah sudah menjadi tren jaman sekarang hingga melahirkan kebutuhan hidup yang diberi embel-embel syar’i agar laku di pasar. Maka dari itu, penulis menyebutkan ada lima langkah hijrah yang harus dilakukan yaitu: hijrah penampilan; hijrah pergaulan; hijrah perasaan; hijrah pekerjaan; dan hijrah pengajian. Kelima langkah tersebut dipaparkan penulis dengan kritis dan memakai pengalaman pribadinya yang telah mengikuti gerakan hijrah sebagai perbandingan. Penulis menuturkan dengan bahasanya yang dialogis sehingga mudah sekali dicerna.

Baca Juga:

Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi

Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian

Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

Salah satu bagian yang menjadi paling favorit adalah hijrah pekerjaan. Seperti yang telah kita ketahui, sohibul hijrah suka sekali membuat postingan tentang riba’ dan ekonomi syar’i yang diberi embel-embel hadits. Padahal, hal ini masih eksplisit disebutkan di dalam Al Quran. Hal ini membuat sohibul hijrah yang bekerja di Bank berduyun-duyun langsung keluar. Faktanya, status bank sebagai lembaga ribawi sampai sekarang masih dalam perdebatan para ulama.

Akan tetapi belum ada tren hijrah dari perusahaan sawit, pertambangan, pabrik tekstil, dan instansi lain yang jelas-jelas memberi imbas negatif pada bumi. Bahkan landasan teorinya jelas yaitu ayat-ayat seputar larangan menimbulkan kerusakan di bumi yang difirmankan Allah SAW setidaknya 51 kali di dalam Al-Quran. Sehingga, penulis mengatakan, “Selama kita belum bisa benar-benar yakin pekerjaan kita seratus persen bersih dan suci. kita hanya bisa ikhtiar pencarian nafkah kita diridai Allah sebagai ibadah, apa pun itu.”

Banyak sekali sohibul hijrah hanya saklek pada satu pengajiannya saja, merasa pengajiannya yang paling benar lalu tutup mata pada pengajian yang lain. Kebanyakan dari mereka hanya menerima, menerima, dan menerima tanpa diberi ruang untuk berpikir kritis dan bertanya asal muasal hadits sehingga jika baginya itu dilarang maka mutlak sudah tidak dapat ditawar atau ditanya mengapa hal itu dilarang.

Maka dari itu, buku ini sangat cocok untuk dibaca semua kalangan terkhusus untuk aktivis hijrah agar sadar ke mana arah hijrah mereka sebenarnya dan lebih inklusif untuk menerima permasalahan, konsep, hadits, ataupun hasil diskusi dari kawan atau forum pengajian lainnya. []

Yuyun Nailufar

Yuyun Nailufar

Puan Menulis

Terkait Posts

Wahabi

Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi

30 Juni 2025
Toxic Positivity

Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

30 Juni 2025
Beda Keyakinan

Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

30 Juni 2025
Second Choice

Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

30 Juni 2025
Tradisi Ngamplop

Tradisi Ngamplop dalam Pernikahan: Jangan Sampai Menjadi Beban Sosial

29 Juni 2025
Seksualitas Perempuan

Fikih yang Berkeadilan: Mengafirmasi Seksualitas Perempuan

29 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Toxic Positivity

    Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ikhtiar Menyuarakan Kesetaraan Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi
  • Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!
  • Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID