Mubadalah.id – Dalam beberapa kisah perjalanan Nabi Muhammad Saw, banyak catatan yang menyebutkan bahwa ada sejumlah perempuan yang berperan aktif mendukung kemajuan agama Islam. Berikut ini catatan 17 contoh peran perempuan dalam kemajuan Islam.
Peran Perempuan dalam Kemajuan Islam di Masa Klasik
Dalam catatan sejarah pada masa Nabi Saw, seperti dikutip di dalam buku Perempuan Bukan Sumber Fitnah karya Faqihuddin Abdul Kodir menyebutkan, kita mengenal sejumlah perempuan yang berperan aktif mendukung kemajuan Islam.
Sosok perempuan yang bisa dijadikan contoh pertama adalah istri Rasulullah Saw. sendiri, Khadijah binti Khuwailid Ra (555-619 M). Khadijah, kata Kang Faqih, adalah istri Nabi Muhammad Saw yang sukses berbisnis, kaya raya, orang pertama yang masuk Islam, dan menyediakan seluruh hartanya untuk dakwah Nabi Saw.
Kemudian ada Asma binti Abi Bakar Ra (595-692 M) yang memastikan Nabi Saw hijrah ke Madinah aman di jalan dan cukup bekal, dengan menghapus jejak perjalanan dan mensuplai seluruh kebutuhan di perjalanan.
Lalu, Aisyah binti Abi Bakar Ra (w. 678 M) adalah diantara perempuan pinta di masa Nabi Saw. Ia adalah istri Rasulullah Saw. yang meriwayatkan lebih dari 2000 hadis, dan sering memberi fatwa secara otoritatif, serta sering berdebat mengalahkan banyak sahabat laki-laki.
Ada juga, Rabi’ah al-Adawiyah (713-801 M), seorang wali Allah Swt dan banyak dirujuk ulama dalam hal kecintaannya kepada Allah Swt.
Lebih lanjut ada Sayyidah Nafisah bint al-Hasan (763-817 M) guru Imam Syafi’i (767-820 M). Serta Karimah al-Marwaziyyah (w.1070 M) yang bertanggungjawab dan yang paling sukses menyebarkan naskah Shahih Bukhari yang paling valid dan otoritatif. Dan masih banyak lagi yang lain.
Perempuan yang Berperan Aktif Mendukung Kemajuan Islam di Nusantara
Dalam panggung sejarah politik Nusantara, Kang Faqih mengungkapkan, kita mengenal Sultanah Tajul Alam Safiatuddin Johan Berdaulat (1641-1674 M), Ratu Sinuhun Palembang (w.1642 M) dan Ratu Aisyah We Tenri Olle Ternate (1855-1910 M).
Dalam karier intelektual, Kang Faqih juga menyebutkan, ada Fatimah al-Banjari, Tengku Fakinah, Nyai Siti Walidah, dan Rohana Kudus.
Lalu, Rasuna Said, Rahmah El-Yunusiyah, Nyai Khoiriyah Hasyim, Zakiyah Darajat, dan banyak lagi yang lain.
Oleh sebab itu, dengan banyak keterlibatan perempuan dalam berbagai peran, maka menurut Kang Faqih, sebetulnya para perempuan lebih banyak yang sukses, baik secara spiritual, intelektual, maupun sosial. (Rul)