• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

4 Pesan Kesalingan Dalam Ayat Menyusui

Sejatinya yang dibutuhkan oleh ibu saat menyusui bukan sekedar materil melainkan immaterial yang meliputi dukungan suami, dan komunikasi yang baik

Nur Kholilah Mannan Nur Kholilah Mannan
12/01/2023
in Personal, Rekomendasi
0
Pesan Kesalingan

Pesan Kesalingan

553
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Setelah meng-ASI-hi selama 2 minggu saya belajar tentang pesan kesalingan dalam ayat menyusui. Selain itu ada makna lain, bahwa wahnan ‘ala wahnin seorang ibu masih berlanjut pasca melahirkan. Setelah 3 hari melahirkan, ASiku tidak lekas lancar, masih harus saya rangsang dengan minum susu formula dan racikan jamu herbal, baru bisa menyusui dengan satu dua tetes ASI. Alhasil bayi menangis dan saya bantu susu formula bayi.

Sebagai ibu dan bapak baru, kami sempat panik dan overthinking, bagaimana jika ASIku tidak keluar, atau keluar tapi tidak lancar. Bahkan setelah keluarpun masih bingung bagaimana cara meyakinkan bayi yang selama 3 hari kadung keenakan minum susu formula. Alhamdulillah, kini lancar dan bayi juga ketagihan.

Menyusui Tanggung Jawab Bersama

Satu ilmu parenting baru yang kudapat, bahwa menyusui adalah tanggung jawab bersama. Bukan ibu sahaja. Betul, dalam Alquran hanya perempuan yang kita sebut untuk menyusui.

وَالْوَالِدَاتُ يُرْضِعْنَ أَوْلَادَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ لِمَنْ أَرَادَ أَنْ يُتِمَّ الرَّضَاعَةَ وَعَلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ لَا تُكَلَّفُ نَفْسٌ إِلَّا وُسْعَهَا لَا تُضَارَّ وَالِدَةٌ بِوَلَدِهَا وَلَا مَوْلُودٌ لَهُ بِوَلَدِهِ وَعَلَى الْوَارِثِ مِثْلُ ذَلِكَ فَإِنْ أَرَادَا فِصَالًا عَنْ تَرَاضٍ مِنْهُمَا وَتَشَاوُرٍ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِمَا وَإِنْ أَرَدْتُمْ أَنْ تَسْتَرْضِعُوا أَوْلَادَكُمْ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ إِذَا سَلَّمْتُمْ مَا آتَيْتُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ (233)

Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama 2 tahun penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna. Dan kewajiban ayah menanggung nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang patut. Seseorang tidak dibebani lebih dari kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita karena anaknya dan jangan pula seorang ayah (menderita karena anaknya).

Baca Juga:

5 Kewajiban Suami untuk Istri yang sedang Menyusui

Peran Penting Ayah di Masa Ibu Menyusui

Menyusui adalah Pekerjaan Mulia

Tana Barambon Ambip: Tradisi yang Mengancam Nyawa Ibu dan Bayi di Pedalaman Merauke

Ahli warispun (berkewajiban) seperti itu pula. Apabila keduanya ingin menyapih dengan persetujuan dan permusyawaratan antar keduanya, maka tidak ada dosa atas keduanya dan jika kamu ingin menyusukan anakmu kepada orang lain, maka tidak ada dosa bagimu memberikan pembayaran dengan cara yang patut. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah maha melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Baqarah: 233)

Kodrat Menyusui

Dan faktanya hanya perempuan yang memiliki kodrat menyusui, diberi amanah kelenjar payudara untuk memproduksi ASI. Lantas apakah ayah tidak memiliki tanggung jawab dalam proses menyusui? Mari kembali ke ayat di atas.

Sekurang-kurangnya, secara implisit, ada 4 pesan dalam ayat tersebut. Pertama, ibu yang disebut secara implisit menyusi anak selama 2 tahun (masa ideal menyusui). Kedua, ayah memiliki kewajiban memenuhi kebutuhan rezeki dan pakaian ibu. Adapun penyebutan “rezeki dan pakaian” hanya simbol dari sekian banyak kebutuhan ibu dan anak.

Sejatinya yang dibutuhkan oleh ibu saat menyusui bukan sekedar materil melainkan immaterial yang meliputi dukungan suami, komunikasi baik, love language (bahasa cinta) yang membuat kondisi busui (ibu menyusui) tetap good mood dan bahagia.

Banyak sekali penelitian tentang relasi psikologis ibu dengan kelancaran ASI. Salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jember (jurnal.pdf (unmuhjember.ac.id). Kesimpulannya, ada hubungan signifikan antara stress psikologis dengan kelancaran ASI pada ibu Primipara yang menyusui.

Menjadi Ayah ASI

Demikian pula pengakuan seorang bapak yang mendampingi istrinya menyusui dengan ASI eksklusif selama 2 tahun. Betapa ia berusaha memenuhi segala kebutuhan ASI, mulai alat pumping ASI, cooler bag, lemari khusus menampung ASI dan sebagainya. Tidak lupa menciptakan situasi dan kondisi rumah yang bersih dan bahagia. Hamdillah ASI-nya lancar tanpa bantuan sufor.

Ketiga, setiap manusia tidak diberi beban melebihi kemampuannya. Oleh karenanya seorang ibu tidak boleh menderita karena anak. Begitu pula bapak. Pesan ini yang sering luput dari saudara-saudara kita yang memarahi istrinya lantaran terjatuh dari sepeda, misalnya, padahal si ibu sudah melatihnya, mewanti-wanti, bahkan membuntutinya dari belakang.

Pesan ini (لَا تُضَارَّ وَالِدَةٌ بِوَلَدِهَا وَلَا مَوْلُودٌ لَهُ بِوَلَدِهِ), dalam tafsir Baidlawi, adalah representasi dari kesepakatan orang tua untuk memberikan yang terbaik dan menyayangi anak sepenuh hati. Saya sepakat, karena tidak ada orang tua –yang sehat mental dan pikirannya- mau membahayakan diri dan anaknya.

Pesan Kesalingan

Keempat, menyapih adalah kehendak bersama (ارادة), tidak cukup kehendak tapi juga berangkat dari kerelaan (عن تراض). Dan ini tercapai dengan musyawarah (تشاور). Betapa dalam kehidupan rumah tangga penuh dengan pesan kesalingan dalam ayat menyusui yang positif. Ini baru dalam hal menyapih anak, apalagi hal lain dalam rumah tangga yang kita nilai lebih urgent.

Dari 4 pesan di atas ada 1 asas penting dalam menyusui, yakni kesalingan. Rasa saling ingin memberikan kebaikan tanpa menimbulkan kemadaratan satu sama lain. Kesalingan tak harus sama, asasnya mengerjakan apapun yang bisa kita kerjakan.

Jika ibu menyusui, tidak perlu menuntut Tuhan memberikan kelenjar payudara pada bapak agar merasakan “nikmat”nya menyusui. Rasa empati bisa tumbuh di hati bapak dengan terus mendukung istri dengan menyemangatinya, berwajah ceria, memenuhi kebutuhannya dan hal positif lainnya yang bisa kita lakukan. (Bebarengan)

Tags: ASIAyah ASIIbukodratmenyusui
Nur Kholilah Mannan

Nur Kholilah Mannan

Terkait Posts

Nyai Nur Channah

Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

19 Mei 2025
Inspirational Porn

Stop Inspirational Porn kepada Disabilitas!

19 Mei 2025
Nyai A’izzah Amin Sholeh

Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

18 Mei 2025
Kehamilan Tak Diinginkan

Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial

18 Mei 2025
Dialog Antar Agama

Merangkul yang Terasingkan: Memaknai GEDSI dalam terang Dialog Antar Agama

17 Mei 2025
Noble Silence

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

17 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version