Mubadalah.id – Salah satu dewan penasehat ulama perempuan (KUPI), KH. Husein Muhammad menjelaskan bahwa dalam menjalankan prinsip kesetaraan dan keadilan, maka pola relasi kesalingan sebaiknya dapat menjadi pondasi.
Misalnya, dalam menjalan kehidupan di keluarga, masyarakat atau bahkan negara pola relasi kesalingan ini dapat diwujudkan dengan bagaimana kita saling menghormati, membahagiakan lahir batin, melindungi, menjaga, mendukung, bekerjasama, menyayangi dan mencintai.
Lebih lanjut, pria yang kerap disapa Buya Husein itu menyebutkan paling tidak pola relasi kesalingan tersebut dapat diaktualisasikan dengan lima cara:
عَامِلِ النَّاسَ بِمَا تُحِبُّ اَنْ يُعَامِلُوكَ
Perlakukan orang lain sebagaimana engkau ingin diperlakukan.
وَلَا تُعَامِلْ النَّاسَ بِمَا لَا تُحِبُّ اَنْ يُعَامِلُوكَ
Jangan perlakukan orang lain dengan cara yang tidak anda inginkan untuk diri anda sendiri.
فَبِمَا أَنَّ كُلَّ إِنْسَانٍ يُرِيدُ أَنْ يُحْتَرَمَ اِخْتِيَارُهُ فَيَنْبَغِي أَنْ يَحْتَرِمَ اِخْتِيَارَ اْلآخَرِينَ
Oleh karena tiap orang ingin pilihan/pandangan hidupnya dihargai. Maka seyogyanya dia menghargai pilihan/pandangan hidup orang lain.
لَا تَحْتَقِرْ اَحَداً. وَلَا شَيْئاً فَاِنَّ اللهَ لَا يَحْتَقِرُهُ حِينَ خَلَقَهُ
Jangan rendahkan siapapun dan apapun, karena Tuhan tidak merendahkannya saat menciptakannya.
لَا تَكْمُلُ الْمَحَبَّةَ بَيْنَ اثْنَيْنِ حَتَّى يَقُولَ كُلٌّ لِلآخَرِ : اَنْتَ اَنَا
Cinta dua orang tak bisa sempurna sampai masing-masing mengatakan “kau adalah aku yang lain”.
Pola relasi kesalingan tersebut hanya bisa dijalankan manakala didasarkan pada prinsip kesetaraan dan keadilan, bukan dominasi dan subordinasi satu atas yang lain. (Rul)