• Login
  • Register
Sabtu, 5 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

5 Prinsip Pernikahan dalam Kitab Manba’ussa’adah

Risalah yang dibawa oleh Nabi memastikan perempuan menjadi pihak yang sama nilainya diantara laki-laki, termasuk dalam hal pernikahan.

Etika Nurmaya Etika Nurmaya
18/05/2021
in Keluarga
0
Pernikahan

Pernikahan

621
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Risalah yang dibawa oleh Nabi memastikan perempuan menjadi pihak yang sama nilainya diantara laki-laki, termasuk dalam hal pernikahan. Selain hak atas tubuh, hak mendapatkan makanan yang baik dan tidak berlebihan, hak untuk beristirahat, manusia juga memiliki hak untuk pemenuhan kebutuhan seksual dan pernikahan adalah sarana untuk memenuhi kebutuhan seksual tersebut secara halal dan baik.

Sebelum seseorang menuju pada jenjang pernikahan, alangkah baiknya terlebih dahulu memiliki bekal terutama keilmuan. Dalam tulisan membahas perihal prinsip pernikahan yang dapat dijadikan pegangan sebagai bekal mempersiapkan diri menuju jenjang pernikahan. Berikut lima prinsip pernikahan yang dijelaskan dalam kitab manba’ussa’adah:

Pertama, pernikahan bermuara pada tujuan untuk mencapai kemaslahatan. Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin menjadikan pernikahan sebagai suatu yang membahagiakan bagi kedua belah pihak. Hal ini termaktub pula dalam Q.S. An-Nur ayat 32 “Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.”

Baca Juga:

Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

Begal dan Geng Motor yang Kian Meresahkan

Kiat-kiat Mewujudkan Keluarga Maslahah Menurut DR. Jamal Ma’mur Asmani

Kedua, pernikahan ibarat dua sisi mata uang. Dalam pernikahan terdapat dua hal. Pernikahan bisa menjadi hubungan yang maslahah, bisa juga menjadi mudharat. Imam Ghozali dalam kitab Ihya’ Ulumuddin menjelaskan pernikahan bisa menjadi maslahah apabila tujuannya untuk bersenang-senang dalam memenuhi hasrat biologis dengan cara yang ma’ruf atas dasar ikhlas dan ridha. Tetapi bisa juga menjadi mafsadat apabila pernikahan diniati untuk menguasai tubuh pasangan, mengontrol hidupnya bahkan melakukan kekerasan atau segala hal yang dapat memberi dampak mendzolimi pasangan.

Ketiga, pernikahan harus disertai dengan muqoddimah. Muqoddimah dimulai dari nilai-nilai moralitas ketaqwaan kepada Allah SWT. Jadi, pernikahan diniatkan sebagai wujud ketaqwaan seorang hamba kepada Allah SWT. Dalam mencari pasangan dimulai dengan mencari pasangan yang sekufu. Madzhab Syafi’i berpendapat bahwa sekufu artinya sepadan dalam empat hal yakni kesepadanan nasab, agama, strata sosial dan pekerjaan. Ibarat di era saat ini, pasangan harus saling mengetahui perihal bobot, bibit, bebet. Kemudian sekufu harus dilanjutkan dengan perkenalan yang mulia. Dalam hal ini, persiapan mental, fisik, ekonomi, sosial menjadi pertimbangan.

Keempat, ridha dan ikhlas. Ibn Al Qoyyim Al Jauziyah dalam kitab Al Ma’had menjelaskan seorang ayah tidak diperkenankan menggunakan kekuasaannya untuk memaksa anak perempuannya yang sudah baligh dan berakal menyerahkan diri kepada seseorang yang sebenarnya tidak disukai. Dalam masyarakat kita seolah-olah anak perempuan kepemilikannya ada pada ayahnya.

Kiai Faqihuddin Abdul Kodir menjelaskan tidak demikian. Sebuah pernikahan harus diawali dengan niat taqwa kepada Allah dan memulainya dengan kerelaan kedua belah pihak, terutama kerelaan pihak perempuan. Tidak boleh ada paksaan apalagi ancaman dalam suatu pernikahan. Itu kenapa pernikahan harus disertai dengan prinsip ridha dan ikhlas.

Kelima, pernikahan adalah perjalanan jangka panjang. Memasuki pernikahan ibarat memasuki hutan belantara. Kita tidak tahu bagaimana asal muasal pasangan, karakter asli dari pasangan tetapi kita akan melewati perjalanan panjang bersama pasangan. Maka dari itu dibutuhkan cara agar bagaimana menumbuhkan cinta yang terus menerus. Seperti saling mengapresiasi pengalaman. Cinta harus tumbuh, kasih sayang harus terus menerus.

Dengan begitu, terdapat empat hal penting dalam menjajaki pernikahan. Pertama, pernikahan harus diawali dengan ta’aruf, saling mengenal dan memperkenalkan diri, membangun kesepakatan bersama dua belah pihak yang akan menikah. Ta’aruf berarti mendiskusikan antar dua orang perihal apa yang terjadi setelah pernikahan. Taaruf berarti mendiskusikan suatu yang belum terjadi, membayangkan masa depan dengan kesadaran, konsekuensi penuh untuk mengambil keputusan. Ibarat mengantisipasi tentang perihal-perihal yang akan terjadi nantinya dan bagaimana solusinya.

Berikutnya, khitbah. Khitbah masuk pada relasi yang lebih personal. Dalam UU No 7 Tahun 1984 konvensi CEDAW terdapat bab khusus tentang perempuan dan keluarga, bagaimana perempuan mendiskusikan tentang tubuhnya, reproduksinya. Dalam Deklarasi Kairo 1994 dan disempurnakan kembali dalam Beijing Platform, yang disebut sebagai kesehatan reproduksi bukan hanya sehat fisik dan mental saja, tetapi memastikan pula bahwa ia tidak terserang penyakit dalam organ reproduksinya. Reproduksi bukan hanya perihal melahirkan anak saja, tetapi memastikan dia sehat secara fisik, sosial budaya termasuk bebas dari segala bentuk penyakit menular, bebas untuk menentukan kapan hamil, seberapa jarak yang akan dibuat, akan memakai alat kontrasepsi apa.

Ketiga, perjanjian pernikahan. Pernikahan adalah mitsaqon ghalizan (ikatan yang kokoh) harapannya dimulai dengan niatan yang baik, kokoh di dalam diri. Perjanjian pernikahan dibolehkan dan sah. Bahkan membuat perjanjian untuk tidak berpoligami itu bisa menjadi sarat sah untuk diperbolehkannya sebuah pernikahan. Dalam undang-undang Islam, perjanjian pernikahan lebih luas tidak hanya perihal pemisahan harta suami istri seperti yang diatur dalam UU Perdata. Bahkan perjanjian untuk tidak berpoligami, tidak selingkuh, itu menjadi sesuatu yang diperbolehkan dalam Islam. Perjanjian perkawinan juga diakomodir dalam kompilasi hukum islam.

Terakhir, yakni akad. Pernikahan bukanlah transaksi antara calon mempelai laki-laki kemudian dengan laki-laki (saksi) dan dengan laki-laki (wali). Pernikahan (akad) yang dimaukan dalam fiqh yaitu menghadirkan pula perempuan dalam meja akad, menjadikannya sebagai subjek pula. Perempuan dihadirkan sebagai seorang subjek yang mandiri dan ia bisa mengatakan apa yang menjadi janji dalam sebuah pernikahannya. Ketika akad perempuan juga berhak menentukan diri dalam prosesi pernikahannya tersebut.

Itulah prinsip relasi mubaadalah suami istri sebagai bekal dan persiapan pernikahan. Karena pernikahan bukanlah suatu alat penaklukan, akan tetapi janji bersama untuk saling bersama-sama menjalankan amanah suci dan ibadah bersama dalam menyempurnakan separuh agama. []

Tags: keluargaMubadalahNgaji Kitab Manba'ussa'adahPerjanjian PernikahanperkawinanTa'aruf
Etika Nurmaya

Etika Nurmaya

Sarjana Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Malang. Memegang petuah makaryo lan migunani, migunani tumraping liyan.  Hingga saat ini berusaha istiqamah menyuarakan 9 nilai Gus Dur.

Terkait Posts

Marital Rape

Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

2 Juli 2025
Anak Difabel

Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak

1 Juli 2025
Peran Ibu

Peran Ibu dalam Kehidupan: Menilik Psikologi Sastra Di Balik Kontroversi Penyair Abu Nuwas

1 Juli 2025
Geng Motor

Begal dan Geng Motor yang Kian Meresahkan

29 Juni 2025
Keluarga Maslahah

Kiat-kiat Mewujudkan Keluarga Maslahah Menurut DR. Jamal Ma’mur Asmani

28 Juni 2025
Sakinah

Apa itu Keluarga Sakinah, Mawaddah dan Rahmah?

26 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Rumah Tak

    Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pesan Pram Melalui Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tahun Baru Hijriyah: Saatnya Introspeksi dan Menata Niat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh
  • Tahun Baru Hijriyah: Saatnya Introspeksi dan Menata Niat
  • Pesan Pram Melalui Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer
  • Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak
  • Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID