• Login
  • Register
Minggu, 1 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

8 Bentuk Kekerasan dalam Pacaran (KDP)

Pembatasan aktivitas. Bentuk kekerasan ini ditandai dengan pengaturan atau pengontrolan aktivitas pasangan, misalnya menentukan kegiatan apa yang boleh dilakukan atau siapa yang boleh ditemui.

Tasnim Qiy Tasnim Qiy
08/02/2025
in Publik
0
Pacaran

Pacaran

1.2k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Pacaran merupakan istilah yang sudah akrab di telinga generasi muda. Di zaman sekarang, banyak anak muda menjalani hubungan pacaran tanpa terikat oleh batasan usia tertentu. Namun, apakah kita benar-benar memahami esensi dari pacaran itu sendiri?

Secara umum, pacaran diartikan sebagai hubungan antara dua individu yang dilakukan sebelum pernikahan, dengan hadirnya perasaan yang mendalam.

Meski demikian, praktik pacaran terutama di kalangan remaja yang masih bersekolah sering kali menyimpan potensi hubungan yang tidak sehat. Hubungan semacam ini dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, mulai dari stres, depresi, gangguan kecemasan, penurunan harga diri, hingga munculnya berbagai bentuk kekerasan, baik fisik, psikis, maupun seksual.

Merujuk dari materi yang saya peroleh dalam Mata Kuliah Studi Gender yang diampu oleh Ibu Nurul Bahrul Ulum, setidaknya ada delapan jenis kekerasan yang dapat terjadi dalam hubungan pacaran (KDP).

8 Bentuk KDP

Pertama, mengabaikan perasaan (Silent Treatment). Bentuk kekerasan ini ditandai dengan menganggap pasangan seolah tidak ada, mengabaikan, bahkan mendiamkannya, sehingga membuat pasangan merasa kesepian dan tidak dihargai.

Baca Juga:

Alarm Kekerasan Terhadap Anak Tak Lagi Bisa Diabaikan

Film Pengepungan di Bukit Duri : Kekerasan yang Diwariskan

Ragam Bentuk Relasi Nabi Saw bersama Non-Muslim

Nyai Badriyah Fayumi: Nabi Saw Melarang Kekerasan dalam Rumah Tangga

Kedua, Pemberian Harapan Palsu (PHP). Hal ini terjadi ketika salah satu pihak menunjukkan sikap yang tidak konsisten dengan memberikan janji-janji manis tanpa bukti nyata. Serta sering mengingkari janji tanpa alasan yang jelas.

Ketiga, menguntit (Stalking). Menguntit dalam pacaran baik fisik maupun digital adalah salah satu bentuk kekerasan.

Contohnya, memantau lokasi pasangan melalui GPS, terus-menerus mengecek media sosial, atau bahkan mengikuti pasangan tanpa sepengetahuan mereka. Perilaku ini melanggar privasi dan dapat menimbulkan rasa takut serta stres pada korban.

Keempat, meminta password secara paksa. Tindakan ini merupakan pelanggaran terhadap privasi dan menunjukkan kurangnya kepercayaan. Memaksa pasangan untuk memberikan akses ke akun pribadi dapat merusak fondasi kepercayaan yang seharusnya menjadi dasar hubungan yang sehat.

Menghina dan Mencaci Maki

Kelima, menghina dan mencaci maki. Perbuatan ini adalah bentuk perilaku yang merusak mental korban dan menunjukkan kurangnya rasa hormat. Jika dilakukan terus-menerus, hal ini menjadi indikasi hubungan yang tidak sehat atau bahkan toxic.

Keenam, kekerasan fisik. Tindakan ini dapat menimbulkan dampak fisik seperti memar, cedera, dan luka.

Selain itu, kekerasan fisik juga dapat menimbulkan rasa takut, depresi, dan kecemasan. Sehingga hubungan seperti ini sulit untuk diputus karena pelaku menggunakan kekerasan untuk mengontrol pasangannya.

Ketujuh, pembatasan aktivitas. Bentuk kekerasan ini ditandai dengan pengaturan atau pengontrolan aktivitas pasangan, misalnya menentukan kegiatan apa yang boleh dilakukan atau siapa yang boleh ditemui. Hal ini membuat korban merasa kehilangan kebebasan dan tertekan.

Kedelapan, paksaan melakukan hubungan seksual (kekerasan seksual). Bentuk kekerasan ini biasanya berupa ancaman, intimidasi, atau manipulasi agar pasangan mau melakukan aktivitas seksual. Tindakan tersebut sering dengan pernyataan manipulatif, misalnya “Aku sayang kamu. Kalau kamu tidak mau, berarti kamu tidak sayang aku lagi.”

Dari delapan macam kekerasan dalam pacaran di atas, menurutku sangat penting diketahui oleh banyak kalangan anak muda. Hal ini agar kita semua tidak terjebak dalam hubungan yang tidak sehat atau toxic.

So, teman-teman mari kita bangun hubungan yang baik dan sehat. Hal ini agar terciptanya rasa hormat, kepercayaan, keharmonisan, kasih sayang, dan komunikasi yang positif.

Dengan demikian, apakah setelah mengetahui berbagai bentuk kekerasan dalam pacaran kita tetap diperbolehkan untuk berpacaran? Bagaimana pandangan agama mengenai pacaran? Dan apakah mungkin kekerasan dalam pacaran tidak akan terjadi?

Yuk bareng-bareng kita cari tau!

Tags: bentukKDPkekerasanpacaran
Tasnim Qiy

Tasnim Qiy

Saya adalah mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon.

Terkait Posts

Ketuhanan

Ketuhanan yang Membebaskan: Membangun Perdamaian dengan Dasar Pancasila

1 Juni 2025
Perempuan Penguasa

Sejarah Para Perempuan Penguasa Kerajaan Wajo, Sulawesi Selatan

31 Mei 2025
Ruang Aman bagi Anak

Fenomena Inses di Indonesia: Di Mana Lagi Ruang Aman bagi Anak?

30 Mei 2025
Kasus Argo

Kasus Argo UGM dan Sampai Kapan Nunggu Viral Dulu Baru Diusut?

30 Mei 2025
Gus Dur

Pentingnya Menanamkan Moderasi Beragama Sejak Dini Ala Gus Dur

30 Mei 2025
Ibadah Haji

Esensi Ibadah Haji: Transformasi Diri Menjadi Pribadi yang Lebih Baik

29 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Jilbab

    Ketika Jilbab Menjadi Alat Politik dan Ukuran Kesalehan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketuhanan yang Membebaskan: Membangun Perdamaian dengan Dasar Pancasila

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Luka Ibu Sebelum Suapan Terakhir (Bagian 1)

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bagaimana Hukum Dokter Laki-laki Memasangkan Kontrasepsi IUD?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tren Mode Rambut Sukainah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Makna Hijab dan Jilbab dalam al-Qur’an
  • Ketika Jilbab Menjadi Alat Politik dan Ukuran Kesalehan
  • Ketuhanan yang Membebaskan: Membangun Perdamaian dengan Dasar Pancasila
  • Luka Ibu Sebelum Suapan Terakhir (Bagian 1)
  • Tren Mode Rambut Sukainah

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID