Mubadalah.id – Masyarakat Indonesia merayakan Hari Ibu pada setiap 22 Desember. Banyak cara untuk memeriahkan peringatan tersebut. Salah satunya yang dilakukan Dema Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) IAIN Syekh Nurjati, Himmaka Cirebon dan Cherbon Feminist. Ketiga lembaga tersebut bekerjasama menggelar bedah buku “Neng Koala” dan “Kisah 5 Benua” di Gedung FUAD IAIN, Kamis 20 Desember 2018.
Ketua Dema FITK, Deri Prasetio mengatakan, bedah buku tersebut merupakan ekspresi memperingati Hari Ibu Nasional pada 22 Desember 2018. Maka dalam bedah buku pun mereka sengaja menghadirkan sosok-sosok perempuan hebat dan inspiratif.
“Acara ini dimeriahkan sosok ibu inspiratif. Ibu tidak hanya memberi simbol kasih sayang semata. Kita harus memberi ruang pada Ibu untuk menampilkan prestasi dan karya-karyanya, dalam berbagai bidang sesuai potensi yang dimiliknya,” tutur Deri saat dihubungi Mubaadalah.id, Jumat 21 Desember 2018.
Salah satu buku yang dibedah menceritakan sebuah perjalanan perempuan yang melanjutkan studi ke luar negeri. Proses itu dilalui penuh liku-liku dan tantangan. Kisah di dalam buku menyajikan pengalaman yang luar biasa dari sosok perempuan. Cerita di buku diharapkan menjadi inspirasi bagi bagi mahasiswa-mahasiswi lainnya.
“Bahwa mencari ilmu itu wajib bagi laki-laki maupun perempuan,” katanya.
Selain itu, kata Deri, momen Peringatan Hari Ibu 22 Desember juga menjadi momentum bagi generasi muda untuk bisa mengambil semangat gerakan pembebasan perempuan. Gerakan yang dulu telah diperjuangkan para pahlawan perempuan kita seperti R.A Kartini, Dewi Sartika, Cut Nya Dien, dan lain-lain.
Deri mengatakan, mengangkat sosok perempuan yang inspiratif juga bertujuan agar generasi sekarang bisa memahami perjuangan perempuan di zaman yang semakin kompleks ini. Sebab dari perjuangan seorang perempuan apalagi ibu, peradaban suatu bangsa dibangun.
Penulis buku, Sitta Rosdaniah menyampaikan, perempuan yang akan menjadi ibu harus pandai menempatkan diri agar tidak tergerus pada pergaulan. Hal itu akan menghambat cita-cita seorang perempuan.
“Perempuan yang hebat akan menjemput tiap peluang yang ada. Salah satunya di dunia pendidikan,” katanya.
Menurutnya, pendidikan seorang perempuan tidak terbatas. Karena perempuan akan menjadi ibu yang merupakan seorang pendidik pertama bagi anak-anaknya kelak.
Dengan demikian, perempuan tidak boleh menyia-nyiakan setiap kesempatan yang datang. Termasuk saat menempuh pendidikan, bahkan jika ada kesempatan studi di luar negeri.
“Kita harus menjadi perempuan yang hebat dan lebih-lebih bisa mengispirasi orang lain,” pungkasnya. (ASH)