• Login
  • Register
Minggu, 8 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Potret Desa Rehoboth (Tamiyang) Indramayu, Berbeda itu Indah!

Masyarakat Desa Rehoboth ini menyatukan pemakaman Kristen, dan Islam dalam satu tempat tanpa pengecualian, yang membedakan hanyalah nisannya saja

Hoerunnisa Hoerunnisa
31/01/2022
in Pernak-pernik, Rekomendasi
0
Islam Moderat

Islam Moderat

4k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Sekitar bulan Desember lalu, saya melakukan pelatihan Youth Interfaith Camp yang diikuti oleh generasi muda dari berbagai agama dan keyakinan. Acara tersebut diselenggarakan di Desa Tamiyang (Rehoboth) Kecamatan Kroya Kabupaten Indramayu. Saya senang bertemu dengan berbagai keyakinan dan mengenal mereka.

Pemandangan pertama yang mencuri perhatian saya adalah bangunan mesjid, dan bangunan gereja yang saling berdampingan ditengah permukiman warga, mengapa menarik? Desa Rehoboth merupakan daerah perkampungan yang jauh oleh perkotaan, di mana kita ketahui semunya tingkat toleransi beragama di perkampungan sangatlah rendah.

Contohnya daerah rumah saya di Garut Selatan, jika dilihat secara tata letak bisa dikatakan sama persis seperti Desa Rehoboth ini. Di kampung saya, tingkat toleransinya sangat rendah, jangankan ngobrolin perbedaan agama, berbeda dalam hal ormas dan masih satu agamapun sudah saling membenci dan mencaci. Saya tidak bisa membayangkan jika di kampung saya ada yang berbeda agama atau bahkan di luar agama yang diresmikan negara, sepertinya akan terjadi perang dunia ke 4.

Tetapi, hal tersebut tidak berlaku bagi Desa Rehoboth ini, di tengah perbedaan mereka tetap bisa tentram dan rukun. Saya melihat sekumpulan ibu-ibu yang sedang memasak terlihat mesra tanpa tersekat berbeda keyakinan, saya juga melihat sekumpulan anak kecil sedang bermain asyik tanpa tahu perbedaan mereka, dan terdengar jelas suara mengaji dari speaker mesjid serta suara ritual ibadah dari gereja, di antara penganut keduanya tetap tentram tidak mempermasalahkannya.

Menurut keterangan ustad Ujang Saefudin, dan pendeta Johanes selaku tokoh agama di sana, menyatakan bahwa ternyata suasana di sana tidak hanya sebatas menghormati antar beda agama, tetapi juga saling membantu ketentraman beribadah masing-masing. Semisal pada saat perayaan shalat Idul Fitri umat Kristiani membantu merapihkan parkiran, begitupun pada saat acara Natal masyarakat muslim melakukan demikian.

Baca Juga:

Ketuhanan yang Membebaskan: Membangun Perdamaian dengan Dasar Pancasila

Kashmir: Tanah yang Disengketakan, Perempuan yang Dilupakan

Kontekstualisasi Ajaran Islam terhadap Hari Raya Waisak

Pesan Toleransi dari Perjalanan Suci Para Biksu Thudong di Cirebon

Selain itu, mereka saling menghantarkan makanan pada saat perayaan agamanya masing-masing, contohnya pada saat Idul Fitri. Bahkan ketika acara pernikahan umat Kristiani, terkadang masyarakat muslim ikut andil dalam panitia acara pemberkatan, misalkan ikut memainkan alat musik, menyanyi ataupun menari.

Kalau kata ustad Ujang “Masyarakat sini tidak hanya saat hidup saja bersama, tetapi saat meninggalpun” maksudnya apa? Jadi, masyarakat Desa Rehoboth ini menyatukan pemakaman Kristen dan Islam dalam satu tempat tanpa pengecualian, yang membedakan hanyalah nisannya saja.

Yang menarik juga, dalam satu keluarga terdapat beragam keyakinan, bagaimana sikap mereka? Masyarakat sana tidak keberatan soal hal itu, mereka menerima keputusan anggota keluarganya yang ingin berpindah keyakinan dengan syarat menekuni agama tersebut dengan sungguh-sungguh, karena mereka memandang semua agama mengajarkan kebaikan.

Kok bisa ya masyarakat setentram itu? Konon katanya masyarakat Rehoboth berasal dari satu keturunan yang sama, mbah-mbahnya mengajarkan bahwa persaudaraan adalah hal yang utama dibandingkan yang lainnya, termasuk keyakinan, dan dari leluhurnyapun membebaskan keyakinan anak-anaknya asal ditekuni “Namanya juga saudara, masa gara-gara beda keyakinan langsung bertengkar.” seru Ustad Ujang.

Masyarakat Desa Rehoboth ini terbilang jarang sekali ada konflik agama, kalaupun ada mereka langsung selesaikan secara langsung sampai tuntas saat itu juga dengan cara dimusyawarahkan. Dan jika ada konflik agama yang berkepanjangan, mereka meyakini bahwa itu berasal dari luar masyarakat mereka, karena masyarakat Rehoboth ini sangat menjungjung tinggi persaudaraan sesama manusia.

Potret Desa Rehoboth ini semoga segera ditiru oleh daerah-daerah lainnya, karena beragama dengan bebas adalah hak setiap individu manusia, tetapi memanusiakan manusia adalah kewajiban setiap manusia. Berbeda itu kehendak Tuhan dan menerima serta hidup dalam perbedaan tersebut adalah sebuah keniscayaan.

Apa salahnya hidup dalam perbedaan? Takut imannya luntur? Berdasarkan pengalaman saya ketika mengenal keyakinan lain, saya lebih menghormati dan menerima perbedaan mereka. Bukannya sikap fanatik berangkat dari ketidaktahuan? Dan saya pribadi sepakat dengan kalimat “Tak kenal maka tak sayang”, tenang kok, mengenal mereka tidak akan membuat imanmu luntur.

Jika kamu meyakini kebenaran agamamu, maka buktikanlah kebenaran itu dengan akhlak terbaik, bukan dengan kebencian apa lagi cacian. Dan berperilaku baik kepada sesama manusia termasuk beda keyakinan merupakan akhlak yang baik. []

Tags: Desa RehobothkeberagamanPerdamaiantoleransi
Hoerunnisa

Hoerunnisa

Perempuan asal garut selatan dan sekarang tergabung dalam komunitas Puan menulis

Terkait Posts

KDRT

3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

7 Juni 2025
Toleransi di Bali

Dari Sapi Hingga Toleransi : Sebuah Interaksi Warga Muslim Saat Iduladha di Bali

7 Juni 2025
Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

Islam Berikan Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

6 Juni 2025
Narasi Hajar

Pentingnya Narasi Hajar dalam Spiritualitas Iduladha

6 Juni 2025
Wuquf Arafah

Makna Wuquf di Arafah

5 Juni 2025
Aurat

Aurat Perempuan: Antara Teks Syara’ dan Konstruksi Sosial

5 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Masyarakat Adat

    Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fenomena Walid; Membaca Relasi Kuasa dalam Kasus Kekerasan Seksual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Spirit Siti Hajar dalam Merawat Kehidupan: Membaca Perjuangan Perempuan Lewat Kacamata Dr. Nur Rofiah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dari Sapi Hingga Toleransi : Sebuah Interaksi Warga Muslim Saat Iduladha di Bali

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan
  • Iduladha: Lebih dari Sekadar Berbagi Daging Kurban
  • Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT
  • Dari Sapi Hingga Toleransi : Sebuah Interaksi Warga Muslim Saat Iduladha di Bali

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID