Mubadalah.Id– Prinsip Mubadalah sangat relevan menciptakan kerukunan antar umat beragama. Indonesia merupakan negara yang majemuk, sehingga sangat rentan terhadap gesekan sosial. Apalagi akhir-akhir ini intoleransi dan diskriminasi tengah menguat.
Untuk itu, diperlukan berbagai upaya untuk terus menanggulanginya. Dan prinsip mubadalah adalah salah cara dalam rangka menciptakan kerukunan antar umat beragama. Seperti saling menahan amarah dan saling menghargai satu sama lain.
Hal itu diungkapkan tim redaksi Mubaadahnews.com, Zaenal Abidin saat menyampaikan materi dalam Diskusi Kelas Keberagaman yang diselenggarakan Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon, belum lama ini.
Mubadalah merupakan sebuah cara pandang dalam memahami sebuah relasi tertentu antara dua pihak, termasuk di dalamnya antar umat beragama.
Pasalnya, lanjut dia, mubadalah mengandung nilai dan semangat kemitraan, kerjasama, kesalingan, timbal balik dan prinsip resiprokal.
“Saling menahan amarah dan menghargai sesama umat beragama sangat dibutuhkan. Apalagi banyaknya provokasi melalui hoaks dan politik identitas yang menyulut kedamaian kehidupan beragama kita hari ini,” tegasnya.
Potret-potret kesalingan seperti toleransi antar umat beragama, menurutnya, harus terus dilakukan dan sangat penting untuk disuarakan melalui berbagai media.
“Jangan sampai informasi-informasi intoleransi dan kerusuhan umat beragama selalu membanjiri pengetahuan kita,” tuturnya.
Sebagai pemilik akun media sosial, kata dia, netizen perlu memproduksi dan menyebarkan berita positif tentang kehidupan beragama yang toleran.
“Karena saat ini terlalu banyak berita negatif tentang kehidupan umat beragama, minmal harus mengimbanginya dengan berita positif,” kata staf media Fahmina Institute itu.
Dalam Islam, Nabi Muhammad sudah mempraktikkan mubadalah dalam berelasi dengan umat beragama. Salah satunya yang termaktub dalam dokumen Piagam Madinah yang berisi kesepakatan untuk saling bekerjasama dan menjaga kerukunan antar umat beragama.
“Nabi Muhammad sangat menekankan penghormatan terhadap kemanusiaan. Nabi SAW juga tidak anti dalam melakukan kerjasama dengan umat non muslim. Justru mencontohkannya dalam kehidupan sehari-hari,” tukasnya. (ADMIN)