Mubadalah.id – Nabi Muhammad Saw telah memberikan banyak teladan kepada kita seluruh umat Islam, tidak terkecuali laki-laki dan perempuan.
Salah satu teladan yang Nabi Muhammad Saw praktikkan adalah bahwa Beliau melarang untuk memilih pasangan laki-laki yang suka memukul perempuan. Teladan yang beliau praktikkan itu mengacu pada salah satu hadis dari Shahih Muslim, yang diriwayatkan dari Fatimah binti Qais Ra., beliau berkata,
“Ketika beberapa orang melamarku, di antara mereka adalah Mu’awiyah dan Abu Jahm”. Nabi Muhammad Saw memberi saran, “Mu’awiyah itu tidak memiliki harta sama sekali. Sementara, Abu Jahm sangat keras terhadap perempuan—suka memukul. Pilihlah Usamah bin Zaid” (Shahih Muslim).
Hadis dari Fatimah Ra ini, menurut Faqihuddin Abdul Kodir di dalam buku 60 Hadis Shahih, adalah anjuran tegas dan jelas dari Nabi Muhammad Saw kepada para perempuan untuk tidak memilih lelaki tukang pukul.
“Ini [larangan memilih laki-laki yang suka memukul perempuan sebagai pasangan] ditegaskan, karena dalam sebuah pasangan, jika salah satunya berani melakukan pemukulan, apalagi membiasakannya, maka jelas sudah tidak mungkin lagi ada penghormatan dan kasih sayang salah satu kepada yang lain,” tulis Kang Faqih.
Laki-Laki yang Suka Memukul Perempuan Tidak Menghormati Pasangannya
Kang Faqih menyampaikan, seseorang yang menghormati pasangannya tidak mungkin akan memukulnya. Apalagi jika ia benar-benar mencintai dan menyayanginya.
“Prinsip-prinsip ini meniscayakan setiap untuk menjauhi segala tindak kekerasan kepada pasangannya, dan ia harus berkomitmen untuk mendatangkan hanya kebaikan dan keindahan semata,” jelas Kang Faqih.
Terkait larangan memilih laki-laki yang suka memukul perempuan sebagai pasangan, Kang Faqih mengingatkan kalau itu semua ditegaskan karena Islam adalah agama kasih sayang dan kebaikan. Islam adalah agama yang menganjurkan para pengikutnya mendahulukan segala hal yang bisa mendatangkan kemaslahatan, kebahagiaan, dan keadilan.
“Perempuan adalah manusia sebagaimana laki-laki. Ia sakit jika dipukul dan terhina jika direndahkan. Sebaliknya, ia akan bahagia jika dihormati, senang jika dicintai, dan bangga jika dimuliakan. Pelaku kebaikan mendapat pahala, dan pelaku keburukan memperoleh dosa. Siapa pun pelakunya,” tukasnya. (Rul)