Mubadalah.id – Pengasuh Pondok Pesantren Dar Al-Fikr Cirebon, Buya Husein Muhammad menjelaskan bahwa ada hal yang sangat menarik adalah penyebutan tiga kata penting dalam surat ar-Rum ayat 21 di atas.
Para millenial, kata Buya Husein, menyebutnya dengan simbol ”Samara”. Yakni Sakinah, Mawaddah, Rahmah. Lalu, lanjut Buya Husein, apakah makna dari tiga kata tersebut?. Apakah arti kata-kata itu?. (Baca juga: Penjelasan Istri Shalihah Menurut Buya Husein (8))
Buya Husein memaparkan, pertama, kata “Sakinah”. Secara literal sakinah berarti tenang, tenteram, nyaman atau “anteng” dan “ayem” dalam bahasa jawa. Atau dalam bahasa lain “merasa damai di hati dan pikiran”.
Sakinah Menurut Buya Husein
Sakinah menurut Buya Husein adalah suasana hati yang meliputi oleh kegembiraan dan kebahagiaan sesudah mengalami kegalauan, resah, gelisah dan gejolak yang meronta-ronta. Ini adalah akibat dari hasrat-hasrat yang menuntut untuk dipenuhi atau disalurkan itu terjadi. (Baca juga: Penjelasan Istri Shalihah Menurut Buya Husein (7))
Hasrat-hasrat itu adalah kerinduan-kerinduan tubuh dan jiwa kepada yang menginginkan dan merindukan. Puncak kerinduan itu adalah “ittihad”, penyatuan tubuh dan ruh.
Rasa damai, indah, bahagia dan penuh kenikmatan itu harus dialami oleh keduanya. Tak boleh hanya oleh laki-laki, suaminya, tetapi juga oleh perempuan, istrinya. Karena hasrat-hasrat itu ada dalam diri keduanya, dan perlu menyalurkannya. Ayat al-Qur’an menyebutkan :
هُنَّ لِبَاس لَّكُم وَأَنتُم لِبَاس لَّهُنَّ
Artinya : Mereka (para istri) adalah pakaian bagi kalian (para suami), dan kalian adalah pakaian bagi mereka…(QS al-Baqarah ayat 187).
Ada sejumlah tafsir atas ayat ini. Sebagian mufassir mengatakan :
هن فراش لكم وأنتم لحاف لهن
Artinya : “Mereka (istri) adalah kasurmu (suami) dan kamu adalah selimut mereka”.
Sebagian lagi mengatakan :
هن سكن لكم وأنتم سكن لهن، أي يسكن بعضكم إلى بعض
Artinya : “Mereka (istri) adalah “sakan” , tempat kenyamananmu dan kamu tempat kenyamanan mereka. Yakni kalian, suami-istri hendaklah saling memberi kenyamanan.”
وحاصله أن الرجل والمرأة كل منهما يخالط الآخر ويماسه ويضاجعه
Artinya : “Jadi suami dan istri hendaklah saling memberikan kenikmatan dan kepuasan seksual, serta ketenangan dan kebahagiaan jiwa”. (Rul)