Mubadalah.id – Pengasuh Pondok Pesantren Mahasina Darul Qur’an wal Hadits, Nyai Hj. Badriyah Fayumi, Lc. MA menceritakan kisah Sultanah Tajul Alam Safiatuddin, sosok Ratu Aceh Darussalam yang memerintah selama 33 tahun (1641-1674 M) tak disebut dalam sejarah.
Padahal, Nyai Badriyah menyebutkan bahwa Sultanah Tajul Alam Safiatuddin sudah menguasai banyak bahasa seperti bahasa Arab, Perancis, Urdu, dan Spanyol.
Selain itu, Nyai Badriyah juga menyampaikan, sejak usia tujuh tahun Sultanah Tajul Alam Safiatuddin juga telah menguasai ilmu-ilmu agama.
Pada masanya, ilmu pengetahuan maju pesat dan kesejahteraan masyarakat meningkat. (Baca juga: Lima Perguruan Tinggi Islam Selenggarakan Mubadalah Postgraduate Forum)
Nama UIN ar-Raniry dan Universitas Syah Kuala yang merupakan dua perguruan tinggi negeri terdepan di Aceh saat ini mengambil namanya dari mufti-mufti besar yang hidup pada zaman Sultanah Safiatuddin.
Mereka, kata Nyai Badriyah, di support total oleh Sultanah dan mereka pun mendukung kepemimpinan Sultanah.
Setelah Sultanah Safiatuddin, masih ada tiga lagi sultanah yang berkuasa di Aceh Darussalam.
Ironis, sejarah kejayaan kerajaan Islam Aceh itu tidak pernah tersampaikan saat di sekolah, terutama saat Nyai Badriyah masih bersekolah dulu juga tidak memuat nama-nama tersebut.
Hingga sampai pada kejayaan Aceh yaitu masa Sultan Iskandar Muda. Sultanah Safiatuddin yang notabene putri Sultan Iskandar Muda, lama berkuasa, dan nyata jejak peninggalannya, justru tak tercatat. (Rul)