• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Salahuddin al-Ayyubi : Orang Pertama Merayakan Maulid Nabi Saw

Pada saat itu, Sultan Saladin menyelenggarakan sayembara penulisan riwayat Nabi beserta puji-pujian bagi Nabi dengan bahasa yang indah. Seluruh ulama dan sastrawan diundang untuk mengikuti kompetisi tersebut. Pemenang pertama adalah Syekh Jafar Al-Barzanji.

Redaksi Redaksi
04/10/2022
in Hikmah
0
maulid nabi

maulid nabi

664
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Pandangan lain yang populer menyebutkan bahwa orang pertama merayakan Maulid Nabi adalah Salahuddin al-Ayyubi, atau lebih dikenal dengan panggilan Sultan Saladin (tahun 580 H/1184).

Pada saat itu, Sultan Saladin menyelenggarakan sayembara penulisan riwayat Nabi beserta puji-pujian bagi Nabi dengan bahasa yang indah.

Seluruh ulama dan sastrawan diundang untuk mengikuti kompetisi tersebut.

Pemenang pertama adalah Syekh Jafar Al-Barzanji. Nama lengkapnya Ja’far al-Barzanji bin Hasan bin Abdul Karim. Ia lahir di Madinah tahun 1690 dan meninggal tahun 1766.

Barzanji berasal dari nama sebuah tempat di Kurdistan, Barzinj. Puisi-puisi Madah ciptaan Syekh ini pada asalnya diberi judul “Iqd al-Jawahir” yang bermakna kalung permata, tetapi orang lebih suka menyebut pengarangnya.

Baca Juga:

Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

Nabi Saw Janjikan Pahala Bagi Orang Tua yang Mengasuh Anak Perempuan

5 Dasar Toleransi Menurut Wahbah Az-Zuhaili

Keadilan untuk Perempuan Menjadi Komitmen Nabi Muhammad Saw Sejak Awal

Karyanya dikenal sampai sekarang sering dibaca masyarakat di kampung-kampung pada peringatan Maulid Nabi.

Berikut karyanya yang artinya :

Aduhai Nabi, Selamat dan Damailah Engkau
Rasul, Salam dan Damailah Engkau
kekasih, Selamat dan Damailah Engkau
Sejahteralah Engkau
Telah terbit purnama di tengah kita
Kemudian tenggelam semua purnama
Seperti cantikmu tak pernah kupandang Aduhai wajah ceria
Engkaulah matahari, Engkau purnama, Engkau cahaya di atas cahaya
Kau permata tak terkira, Engkau lampu di setiap hati
Aduhai kekasih, aduhai Muhammad Aduhai pengantin rupawan, yang kokoh, yang terpuji dan imam dua kiblat

Puisi-puisi ini, selalu masyarakat muslim hampir di seluruh dunia muslim menyanyikannya dan hafal, tak terkecuali Indonesia.

Pada saat membacakan puisi-puisi ini, orang-orang yang hadir bangkit berdiri dalam sikap penuh penghormatan terhadap sang Nabi. Mereka membayangkan seakan-akan sang Nabi datang dan hadir di tengah-tengah mereka saat Maulid Nabi. []

Sumber tulisan : Buku Merayakan Hari-hari Indah Bersama Nabi Muhammad karya KH. Husein Muhammad.

Tags: Maulid NabimerayakanNabi Muhammad SAWorangpertamaSalahuddin al-Ayyubi
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

KB

KB dalam Pandangan Riffat Hassan

20 Mei 2025
KB

KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

20 Mei 2025
KB dalam Islam

KB dalam Pandangan Islam

20 Mei 2025
Bersyukur

Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

19 Mei 2025
Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bangga Punya Ulama Perempuan

    Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman
  • Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version