• Login
  • Register
Rabu, 30 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Kisah saat Orang Kafir Dimaafkan dan Dibebaskan oleh Nabi Muhammad Saw

Nabi Saw telah mengumumkan amnesti umum dan menyeluruh. Beliaulah manusia yang tak pernah menyimpan dendam kepada siapa pun, bahkan tidak kepada musuh-musuhnya sekalipun

Redaksi Redaksi
06/02/2023
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Nabi Maafkan Orang Kafir

Nabi Maafkan Orang Kafir

631
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Nabi Muhammad Saw telah banyak memberikan banyak teladan kepada kita semua umat Islam, termasuk sikap dan perilaku Nabi Saw yang membebaskan dan memaafkan. Sikap dan perilaku tersebut beliau praktikkan saat bertemu para pemimpin kafir Quraisy.

Kisah Nabi Muhammad saat beliau membebaskan dan memaafkan orang kafir terjadi pada waktu itu sekitar akhir bulan Januari 630 M, atau tahun 8 Hijriah, seperti dikutip dari buku Lisanul Hal, Kisah-kisah Teladan dan Kearifan, karya KH. Husein Muhammad, Nabi Saw dan rombongan memasuki Makkah setelah menempuh perjalanan panjang, mengarungi padang pasir di bawah sengatan terik matahari dan mendaki gunung-gunung tanpa pepohonan. Ini sebuah perjalanan berhari-hari yang melelahkan.

Sampai di dekat Bait al-Haram, Buya Husein menceritakan, Nabi Saw bertemu para pemimpin kafir Quraisy dan para pengikut mereka. Kedua kelompok yang bermusuhan itu kini saling berhadapan langsung. Kelompok yang Nabi Saw pimpin kini tampak jauh lebih besar, lebih kuat dan bersatu. Sementara kelompok kafir Quraisy yang dipimpin Abu Sufyan, lemah, rapuh dan terpecah-pecah.

Para pembesar kafir Quraisy terhenyak dan terbelalak dengan dada berdegup kencang. Mereka melihat dengan mata kepala, Muhammad yang tengah duduk di atas untanya tampak begitu gagah, diiringi 10.000 pasukan yang siap menunggu perintahnya. Perlawanan terhadap Muhammad secara logika tak mungkin melakukannya.

Orang-orang Quraisy itu, kata Buya Husein, sekarang dalam genggaman tangan Nabi Muhammad dan berada di bawah telapak kakinya. Perintahnya akan segera dilaksanakan terhadap mereka itu. Nyawa mereka semua kini tergantung di ujung bibirnya dan pada wewenangnya atas ribuan pengikutnya yang akan dapat mengikis habis Makkah dengan seluruh penduduknya dalam sekejap mata.

Baca Juga:

Belajar Toleransi dari Kisah Khalifah Manshur dan Georgeus Buktisyu

Luka di Balik Panggung: Kisah Tragis Para Pemain Sirkus OCI Jadi Korban Eksploitasi

Hikmah Isra Mikraj: Spiritual Healing Ala Nabi Muhammad SAW

Kisah 3 Sahabat Beda Keyakinan dalam Buku Membangun Kebersamaan dalam Keberagaman

Nabi Saw yang Berwibawa

Nabi Saw tampak begitu berwibawa. Kepada mereka, musuh lamanya itu, beliau dengan suaranya yang tenang dan sikap yang anggun penuh pesona, mengatakan:

“Menurut kalian, apakah kira-kira yang akan aku lakukan terhadap kalian?”

Mereka (kafir Quraisy), saling menatap. Sebagian yang lain menundukkan kepala dalam diam. Mereka tak berkutik.

Untuk beberapa saat suasana pertemuan dua musuh bebuyutan itu begitu sepi dan tegang. Tak ada kata-kata yang terlontar. Pikiran mereka melayang-layang, kembali ke masa lalu, ketika Nabi masih bersama mereka. Terbayang di mata mereka, kata-kata kasar, sumpah serapah, caci maki, fitnah, provokasi, dan stigmatisasi berhamburan dari mulut mereka sendiri.

Terbayang pula rencana aksi jahat, isolasi, dan upaya pembunuhan terhadap orang yang kini di hadapan mereka. Sesekali mata mereka melihat atau melirik ke arah Nabi, sang musuh.

Akan tetapi, Buya Husein menyampaikan, wajah Nabi Saw masih bening, bercahaya dan tampan, senyumnya masih tetap selalu mengembang manis seperti dulu. Ia begitu anggun, penuh kharisma.

Dalam keadaan ketakutan yang mendalam, mereka serentak menjawab :

“Engkau orang yang mulia, saudara kami yang mulia, putra saudara kami yang mulia”.

Nabi Saw lalu mengatakan sebagaimana Nabi Yusuf katakan (kepada saudara-saudaranya): “Hari ini tak ada balas dendam atas kalian. Kalian bebas! Siapa saja yang ingin masuk ke rumah Abu Sufyan, aku jamin aman. Siapa saja yang ingin pulang ke rumah, aku jamin aman, dan siapa saja yang ingin ke masjid, aku jamin aman.

Nabi Saw Membebaskan dan Memaafkan

Melanjutkan kisah Nabi Muhammad saat beliau membebaskan dan memaafkan orang kafir, Buya Husein mengungkapkan, betapa mengagumkan. Betapa indah sikap utusan Tuhan itu. Ketika dalam keadaan kuat di hadapan musuh politik dan kemanusiaan yang rapuh dan tak berdaya, beliau justru memaafkan mereka.

Nabi Saw telah mengumumkan amnesti umum dan menyeluruh. Beliaulah manusia yang tak pernah menyimpan dendam kepada siapa pun, bahkan tidak kepada musuh-musuhnya sekalipun.

Cukup sudah penderitaan dan kesakitan hanya Nabi Saw alami dan tak perlu bagi orang lain. Meskipun begitu, beliau tak pernah lupa. Hebatnya lagi, beliau tak hendak memaksa mereka mengikuti agamanya.

Demikian kisah Nabi Muhammad saat beliau membebaskan dan memaafkan orang kafir. Semoga bermanfaat. []

Tags: BebaskankisahMaafkannabi muhammadOrang Kafir
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Pernikahan Perempuan yang

Perempuan Berhak Menolak Pernikahan yang Dipaksakan

30 Juli 2025
Menikah adalah hak

Menikah Bukan Kewajiban, Melainkan Hak yang Harus Dihormati

29 Juli 2025
Keheningan Batin

Keheningan Batin Menjadi Kunci Dalam Meditasi

29 Juli 2025
Perkawinan

Perempuan Berhak Memilih Pasangan dan Mengakhiri Perkawinan

29 Juli 2025
Rumah Tangga

Membangun Rumah Tangga Ideal: Belajar dari Keseharian Rasulullah Saw

28 Juli 2025
Relasi Suami Istri

Pola Relasi Suami dan Istri

28 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • S-Line

    S-Line dan Pubertas Digital: Saat Tren Media Sosial Menjadi Cermin Krisis Literasi Seksual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Politik Inklusif bagi Disabilitas Penting? 

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Green Youth Quake: Pemuda NU dan Muhammadiyah Bergerak Lawan Krisis Iklim

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan Berhak Memilih Pasangan dan Mengakhiri Perkawinan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan Melawan Lupa terhadap Upaya Penghapusan Sejarah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Emansipasi Perempuan Menurut Al-Ghazali: Telaah atas Kitab Ihya’ Ulum al-Din
  • Perempuan Berhak Menolak Pernikahan yang Dipaksakan
  • Ajaran tentang Cinta Lingkungan dalam Lintas Iman
  • Menikah Bukan Kewajiban, Melainkan Hak yang Harus Dihormati
  • Keheningan Batin Menjadi Kunci Dalam Meditasi

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID