Mubadalah.Id – Bulan Sya’ban adalah salah satu bulan mulia dalam penanggalan bulan hijriyah. Bulan Sya’ban sendiri kita sebut sebagai bulan Rasul atau bulan selawat. Karena pada bulan inilah turun ayat perintah untuk berselawat kepada Nabi saw (al-ahzab ayat 56). Selain itu, banyak amalan yang bisa kita kerjakan pada bulan yang mulia ini. Salah satunya adalah kesunahan untuk memperbanyak puasa di bulan Sya’ban.
Kesunahan untuk berpuasa di bulan Sya’ban ini banyak sekali penegasan oleh hadis. Berikut ini adalah hadis yang melatarbelakangi disunnahkannya puasa di bulan sya’ban.
Pertama, hadis dari Usamah Bin Zaid Ra.
عَنْ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ: قُلْتُ: رَأَيْتُكَ تَصُومُ فِي شَعْبَانَ مَا لَا تَصُومُ فِي غَيْرِهِ مِنَ الشُّهُورِ؟، قَالَ: ” ذَاكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ، وَفِيهِ تُرْفَعُ الْأَعْمَالُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ فَأَنَا أُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
Artinya: “dari Usamah Bin Zaid, ia berkata kepada Rasulullah Saw: aku melihatmu wahai Rasul berpuasa di bulan sya’ban dengan puasa yang tidak aku lihat di bulan yang lain. Rasulullah menjawab:. “Bulan itu (sya’ban) antara Rajab dan Ramadan banyak manusia melalaikannya. Yaitu bulan terangkatnya amal perbuatan kepada Tuhan semesta alam. Dan saya suka ketika amalku diangkat, saya dalam keadaan berpuasa.” (H.R. An-Nasai)
Kedua, hadis dari Anas Ra.
سنن الترمذي ت شاكر عَنْ أَنَسٍ قَالَ: سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّ الصَّوْمِ أَفْضَلُ بَعْدَ رَمَضَانَ؟ فَقَالَ: شَعْبَانُ لِتَعْظِيمِ رَمَضَانَ، قِيلَ: فَأَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: صَدَقَةٌ فِي رَمَضَانَ
Artinya: “dari Anas Ra. Rasulullah ditanya, apa puasa yang paling utama setelah puasa Ramadan wahai Rasulullah? Rasulullah menjawab: puasa Sya’ban karena untuk mengagungkan bulan ramadhan. Dan dikatakan : apa shadaqah yang paling utama ya Rasulullah? Rasulullah menjawab: sadaqah pada bulan Ramadan. (H.R. At-tirmidzi)
Hadis Riwayat dari Sayyidah Aisyah
Ketiga, dari Aisyah Ra.
حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ، عَنْ مُعَاوِيَةَ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ أَبِي قَيْسٍ، أَنَّهُ سَمِعَ عَائِشَةَ تَقُولُ: كَانَ أَحَبُّ الشُّهُورِ إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَصُومَهُ شَعْبَانَ، ثُمَّ يَصِلَهُ بِرَمَضَانَ
Artinya: “Menceritakan Abdurrahman Bin Mahdi, dari Mu’awiyah, dari Abdullah bin Abi Qais, bahwasannya ia mendengar Aisyah ra berkata : bulan yang paling Rasulullah saw sukai untuk berpuasa adalah bulan sya’ban, kemudian Rasulullah meneruskannya sampai Ramadan”
Keempat, dari Aisyah Ra.
عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: ” لَمْ يَكُنْ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِشَهْرٍ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ لِشَعْبَانَ، فَكَانَ يَصُومُهُ أَوْ عَامَّتَهُ
Artinya: “dari Aisyah Ra. Berkata : Rasulullah tidak pernah dalam satu bulan berpuasa lebih banyak dibanding puasa pada bulan sya’ban, maka Rasul berpuasa di bulan Sya’ban atau terkadang sebulan penuh.”
Kesunahan Puasa Bulan Sya’ban
Kelima, dari Aisyah Ra.
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، قَالَتْ: “كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ لَا يُفْطِرُ، وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لَا يَصُومُ، وَلَمْ أَرَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ شَهْرًا كَامِلًا إِلَّا رَمَضَانَ، وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ، يَصُومُهُ حَتَّى يَعْجِبَ النَّاسُ، يَعْجَبُونَ مِنْ صِيَامِهِ وَيَفْتَرُونَ مِنْ قِلَّةِ صِيَامِهِ”.
Artinya: “dari Aisyah Ra. Berkata: Rasulullah Saw terbiasa berpuasa sehingga kami mengatakan bahwa beliau tidak akan berbuka, dan beliau tidak berpuasa sehingga kami mengatakan bahwa beliau tidak akan berpuasa. Dan saya tidak pernah melihat Rasulullah Saw berpuasa sebulan penuh kecuali pada bulan Ramadaan. Dan saya tidak pernah melihat Rasul berpuasa dalam satu bulan lebih banyak dari bulan sya’ban. Beliau berpuasa sepanjang bulan sya’ban hingga membuat manusia kagum, manusia kagum dengan puasanya dan terheran-heran dengan jumlah puasa yang beliau lakukan.” (H.R. Bukhari dan Muslim)
Selain di atas, masih banyak lagi hadis yang menjadi latar belakang dalam kesunahan puasa pada bulan Sya’ban. Semoga kita bisa senantiasa maksimal dalam menjalankan amalan apapun. Hingga nanti bertemu puasa wajib di bulan Ramadan. Sekian, semoga bermanfaat. []