Mubadalah.id – Ada kisah yang menarik bagaimana para sahabat Nabi Saw memberikan ruang aman bagi orang beragama lain untuk menjalankan ibadah mereka.
Ketika Ali bin Abi Thalib berangkat ke luar kota bersama teman-temannya, ia melihat orang-orang Yahudi sedang menjalankan sembahyang di sinagog (tempat ibadah) mereka. Kepada para sahabatnya ia mengajarkan untuk memberikan ruang aman, dan ia mengatakan:
“Kami diperintahkan Nabi Saw untuk membiarkan mereka menjalankan apa yang mereka yakini.”
Sebelumnya Abu Bakar Ash-Shiddiq, saat memberikan pengarahan kepada para prajurit yang akan berangkat untuk perang, mengatakan hal yang senada.
“Kalian tentu akan melewati suatu komunitas yang tengah tekun beribadah di dalam gereja mereka. Maka biarkanlah mereka menjalankannya.”
Demikianlah teks-teks Islam dan praktik kenabian berbicara tentang kerahmatan, keadilan dan toleransi. Sayed Hosen Nasr, salah seorang cendikiawan muslim kontemporer terkemuka mengatakan,
“Jantung atau inti Islam adalah penyaksian Ke-Esa-an Tuhan, universalitas kebenaran. Kemutlakan untuk tunduk kepada kehendak Tuhan, pemenuhan segala tanggung jawab manusia dan penghargaan terhadap seluruh makhluk hidup.”
“Jantung atau inti Islam mengisyaratkan kepada kita untuk bangun dari mimpi yang melalaikan, ingat tentang siapa diri kita dan mengapa kita ada di sini dan untuk mengenal serta menghargai agama-agama yang lain.”
Maka, sudah saatnya kita semua, terutama para tokoh agama, duduk bersama dalam suasana hati yang tenang dan pikiran yang jernih.
Bahkan tanpa prasangka untuk dapat merumuskan kembali agenda bersama dalam kerangka menciptakan relasi manusia yang harmonis, damai, dan menyejahterakan.
Pertemuan dan dialog antar para pemimpin agama kita harapkan akan dapat melahirkan rekomendasi-rekomendasi mendasar dan strategis bagi hubungan baik antar kelompok-kelompok keagamaan dalam ruang internalnya masing-masing.
Maupun antar para pemeluk agama-agama (relasi eksternal) untuk kehidupan kita hari ini maupun hari esok yang panjang.
Para tokoh agama adalah panutan masyarakat. Kepada merekalah rakyat dan masa depan bangsa ini ditambatkan dan digantungkan.*
*Sumber: tulisan KH. Husein Muhammad dalam buku Islam dan Toleransi.