Mubadalah.id – Seorang kawan yang sudah 11 tahun menikah curhat pada saya. Dia mengeluhkan belum juga dianugerahi anak. Rumah tangganya terasa hambar meskipun suaminya tidak menunjukkan gelagat akan nikah lagi seperti yang dilakukan banyak laki-laki. Lantas apa ketika diberi anak tanda Tuhan percaya kepada kita?
Di lain sisi mertuanya pun kerap menyindir soal cucu dari mereka. Meskipun sudah ada cucu dari anak lainnya tapi sang mertua tidak tega melihat anak laki-lakinya tidak memiliki keturunan. Pikiran kolot soal marga hanya membanggakan bila diteruskan anak laki-laki.
Kawanku itu merasa sangat tertekan. Dia sampai berkata “apa Tuhan tidak percaya padaku ya?”
Saya hanya tersenyum.
Persoalan infertilitas adalah persoalan klinis dan bisa dijelaskan secara klinis. Pasangan suami istri harus rutin memeriksakan diri mencari tahu apa persoalannya. Apakah pada sel telur, pada rahim, atau pada sperma. Akan ada banyak solusi program kehamilan pula yang ditawarkan. Hingga melakukan proses bayi tabung.
Mengaitkan kehamilan dengan kepercayaan Tuhan buat saya tidak relevan.
Ada banyak sekali kasus di mana orang tua berlaku dzholim terhadap anak-anaknya.
Di luar sana, banyak yg hamil di luar nikah atau di dalam pernikahan tapi tidak menginginkan bayinya karena alasan tertentu lalu melakukan aborsi. Apakah Tuhan sengaja memberikan bayi pada orang tua yang seperti itu?
Ada orang tua yang sebenarnya mampu secara ekonomi tapi cuek dengan pendidikan anak lalu membiarkan anak-anaknya tumbuh liar tanpa pendidikan.
Ada orang tua yang bahkan menjadikan anaknya sebagai samsak emosinya. Setiap persoalan hidupnya dilampiaskan pada anak.
Masih ada banyak sekali kasus lainnya.
Yang menelantarkan anak, menjual anak, yang mempekerjakan anak, bahkan yang menzinahi anaknya sendiri.
Apakah Tuhan sengaja mempercayakan anak pada orang tua seperti itu?
Ada sebuah quotes yang pernah saya baca:
“Family is not about blood.
It’s about who willing to hold your hand when you need it the most.”
“Bila semua program sudah ditempuh, biasanya program terakhir adalah bayi tabung, dan itu butuh biaya yg cukup mahal. Bila kau tidak sanggup, tapi kau benar-benar menginginkan seorang anak, maka adopsilah.
Berapa banyak anak yang lahir dari rahim seorang ibu tapi tidak merasa nyaman dengan ibunya sendiri. Dan berapa banyak anak adopsi yang justru sangat mencintai ibunya.”
Karena ikatan yang paling kuat di dunia ini bukanlah darah, tapi ikatan cinta.”
Kataku menutup percakapan kami.[]