Mubadalah.id – Lokasi rumahnya di Bali. Sesuai nama panggilannya dokter Wayan. Sosoknya viral di media sosial, terutama TikTok. Seorang dokter, seorang manusia biasa seperti kita pada umumnya, tetapi ia mengabdikan hidupnya untuk melayani sekaligus membantu orang-orang sakit yang memerlukan uluran tangan. Bukan uluran tangan biasa atau seadanya, melainkan uluran tangan terbaik sesuai dengan keahliannya sebagai dokter. Lalu apa yang inspiratif dari sosok dokter Wayan?
Ia memilih untuk tidak hidup bermewah-mewahan, apalagi terjerumus gaya hidup hedonis. Rumahnya yang ia gunakan untuk praktik medis begitu tidak terawat, kumuh dan sangat tidak terurus. Namun, yang mengesankan, dokter Wayan tidak hidup mewah, karena lebih memilih fokus menolong warga yang sakit, dengan diagnosa dan resep obat terbaik. Bahkan digratiskan. Sebuah perilaku yang sangat mulia.
Berawal dari seorang kreator konten, kisah inspiratif sekaligus memprihatinkan itu diliput dan akhirnya viral. Lalu seiring berjalannya waktu, kehidupan dokter Wayan semakin menyebar dan viral. Banyak membuat hati warganet tersentuh. Dokter Wayan ini mirip sekali dengan Bu Ida Dayak yang juga banyak membantu warga yang sakit dan sama sekali tidak mematok bayaran. Tak pelak, amal baiknya banyak membuat dokter spesialis berang.
Rasa-rasanya mustahil di zaman serba instan dan hedon ini bisa menemukan orang sebaik dokter Wayan. Orang baik, sebagaimana janji Allah, akan dibalas dengan kebaikan berlipat, memang disambut dan diterima dengan baik oleh warga. Kebaikannya meneladani kebaikan Allah. Tiada hari tanpa berbuat baik. Terus saja berbuat baik. Dan sampai sementara ini, ada banyak pihak yang berusaha membalas kebaikan dokter Wayan yakni dengan bergotong-royong membersihkan rumah dokter Wayan yang kumuh itu.
Viral Berkah vs Viral tidak Berkah
Seseorang viral di media sosial itu sedikitnya ada dua jenis. Viral yang berkah dan viral yang tidak berkah. Saya berdo’a, semoga dokter Wayan ini seseorang yang viral dengan kualitas berkah. Viral karena kebaikan dan ketulusan hatinya dalam membantu orang lain yang membutuhkan. Setidaknya ciri-cirinya menjurus ke arah sana, di mana dokter Wayan begitu dicintai warga, termasuk saat kisah inspiratifnya viral, banyak orang yang akhirnya membantu membersihkan rumah dokter Wayan yang semrawut itu.
Dokter Wayan ini kritik sosial yang telak. Di tengah kehidupan yang instan, hampir setiap orang menginginkan kehidupan yang kaya raya, sampai menghalalkan segala cara. Bahkan ada istilah “biar tekor asal kesohor.” Padahal kalau saja memahaminya, apalagi kalau kita kaitkan dengan tuntunan agama, bahwa kaya tidak menjamin orang tersebut hidup mulia. Kekayaan bukan tanpa tolok ukur hidup yang berkualitas secara hakikat. Kekayaan justru dekat dengan ujian yang rentan membuat siapa pun terlena.
Kita sedang membutuhkan banyak dokter dengan kepedulian seperti dokter Wayan. Sebab kita tahu sendiri, biaya kesehatan semakin mahal. BPJS pun tak menjamin. Kalau bukan karena kepedulian, mustahil sekali ada dokter yang malah berbaik hati, banyak menggratiskan biaya pengobatan kepada pasiennya. Praktik-praktik hitam di dunia kesehatan juga bukan rahasia umum lagi. Semoga akan semakin banyak orang dengan kepedulian seperti dokter Wayan, di segala bidang kehidupan.
Sudah saatnya kita pun belajar menjadi orang yang baik dan peduli. Ibadah sekali pun tanpa berdampak pada kebaikan dan kepedulian, berarti ibadahnya masih jomplang. Semakin kaya seseorang, mestinya semakin banyak ia berbagi. Sebab kekayaan ini sejatinya milik Allah, kita hanya dititipi. Yang namanya titipan pasti akan diambil oleh pemiliknya. Atas dasar apa kita pelit sampai kemudian enggan berbagi. Bukankah kebaikan bersedekah justru membuat hidup kita semakin berkah? []