الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ
Laki laki adalah sabagai qawwam atas perempuan (istri) sebab kelebihan yg dikaruniakan Allah kepada “sebagian” laki laki atas “sebagian” perempuan, dan sebab mereka memberikan nafkah dari harta hartanya. (Surah An-Nisa’ [4]: 34)
وَٱلۡوَ ٰلِدَ ٰتُ یُرۡضِعۡنَ أَوۡلَـٰدَهُنَّ حَوۡلَیۡنِ كَامِلَیۡنِۖ لِمَنۡ أَرَادَ أَن یُتِمَّ ٱلرَّضَاعَةَۚ وَعَلَى ٱلۡمَوۡلُودِ لَهُۥ رِزۡقُهُنَّ وَكِسۡوَتُهُنَّ بِٱلۡمَعۡرُوفِ
Istri-istri yang memiliki anak wajib menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyempurnakan susuan. Dan wajib bagi ayah yg memilki anak memberikan “rizqi” dan pakaian secara makruf kepada istri istrinya (ketika ia menyusui itu). (Surah al-Baqarah [2]: 233)
Ayat pertama, biasanya dijadikan dalil kewajiban suami memberi nafkah istrinya, baik istri punya anak atau tidak. Sekalipun perlu diskusi apakah kewajiban nafkah itu bersifat permanen atau dinamis (hanya karena istri tidak punya akses ekonomi dan pekerjaan)
Ayat kedua lebih khusus dari ayat pertama, menegskan bahwa “suami yang memiliki anak” wajib memberikan “rizki” (bukan nafkah) dan pakaian istri yang sedang menyusui anaknya.
Jadi beda antara ayat pertama dan kedua. Yang pertama bicara tentang kewajiban nafkah suami kepada istri, dan yang kedua bicara kewajiban rizki dan pakaian kepada istri yg menyusui. Istri menyusui berbeda dengan istri saja. Jika istri saja, maka hanya nafkah, jika istri menyusui, maka istri menyusui berhak mendapatkan tambahan rizki dan pakaian.
Kedua ayat ini dengan tegas menyatakan bahwa ketika istri sedang menyusui, sedang menjalankan fungsi reproduksinya, maka suami wajib memberikan nafkah tambahan, bukan hanya nafkah, tapi nafkah, rizki dan pakaian. Nafkah tambahan wajib diberikan, karena memang istri yang sedang menyusui membutuhkan asupan energi, gizi yang cukup agar ibu dan anak yang disusuinya sehat dan tumbuh dengan baik.
Sudahkah kita para suami memberi nafkah tambahan itu? Wahai para istri yang menjalankan fungsi reproduksinya, sudahkah menerima nafkah tambahan itu?[]