• Login
  • Register
Senin, 14 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Sikap Negara dan Media dalam Memotret Politisi Perempuan

Di media, potret perempuan selalu tergambarkan sebagai objek, sehingga perempuan kita tempatkan begitu rendah sebagai pemuas nafsu belaka

Muallifah Muallifah
05/06/2023
in Publik
0
Politisi Perempuan

Politisi Perempuan

764
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Sebelum saya mengulas tentang bagaimana sikap negara dan media dalam memotret politisi perempuan, ada satu pertanyaan yang mengganjal dalam pikiran. Lebih bahagia mana pujian kecantikan dengan pujian kecerdasan?

Pertanyaan ini saya ajukan ketika melihat sebuah postingan di instagram tentang kecantikan dan kecerdasan perempuan. Pembahasan perempuan memang sangat kompleks ketika kita hadapkan dengan budaya yang berkembang di ranah masyarakat. Lihat saja di media sosial.

Instagram misalnya. Berapa banyak akun fanbase yang memotret kecantikan perempuan. Akun-akun kampus cantik seperti UGM cantik, UI cantik bahkan akun santri cantik menjadi salah satu dari sekian banyak permasalahan perempuan di media.

Berkenaan dengan permasalahan ini, Laure Mulvey menjelaskan teorinya yang ia sebut male gaze. Menurut Mulvey, male gaze menawarkan cara pandang seksualitas yang memberdayakan laki-laki namun mengobjektifikasi perempuan.

Perempuan selalu terposisikan sebagai objek pemenuhan hasrat laki-laki maskulin- heteroseksual. Di media, potret perempuan selalu tergambarkan sebagai objek, sehingga perempuan kita tempatkan begitu rendah sebagai pemuas nafsu belaka.

Baca Juga:

Perempuan dan Pembangunan; Keadilan yang Terlupakan

Negara Inklusi Bukan Cuma Wacana: Kementerian Agama Buktikan Lewat Tindakan Nyata

Penyegelan Masjid Ahmadiyah di Banjar: Negara Masih Gagal Menjamin Kebebasan Beragama

Belajar dari Malaysia Soal Akses Difabel

Melihat Teori Male Gaze

Teori ini dapat kita lihat dalam tiga cara yaitu, laki-laki memandang perempuan. Perempuan memandang diri sendiri. Perempuan memandang perempuan lain. Atas dasar ini, maka perspektif gender sangat penting laki-laki dan perempuan miliki, supaya tidak selalu mengobjektifikasi diri sendiri, atau perempuan lain.

Kenyataan ini juga bisa kita lihat bagaimana potret perempuan dalam iklan rokok, yang sebenarnya tidak ada hubungan antara perempuan dengan rokoh dalam scene iklan yang ditampilkan. Di samping itu, berkenaan dengan male gaze ini, berdampak terhadap bagaimana media mencitrakan perempuan.

Dalam iklan-iklan popok, detergen ataupun segala bahan rumah tangga, biasanya yang ditampilkan adalah perempuan. Gambaran iklan ini menjadi salah satu potret bagaimana media menggambarkan perempuan.

Fenomena ini juga turut menjadi salah satu faktor yang membuat budaya patriarki terus mengakar dalam diri masyarakat. Kenyataan ini juga terjadi pada bagaimana media memotret politisi perempuan. Gambaran politisi perempuan di media tidak pernah lepas dari peran domestik ataupun masalah privat yang tampak seksi untuk dikorek oleh media.

Negara yang Memotret Politisi Perempuan

Masalah ini sebenarnya tidak hanya terjadi di Indonesia. Dalam penelitian Lutfi Basith tahun 2022, ia membagi beberapa kategori negara yang memotret politisi perempuan, di antaranya:

Pertama, negara full demokracy seperti Taiwan, UK, Kanada, Australia, Spanyol, New Zealand, politisi perempuan digambarkan oleh media hampir sama, yakni: sedikit diliput kinerja kepemimpinan dan cenderung seksis.

Kedua, negara flawed demokracy seperti Amerika, Brazil, Belgia, Italia dan Prancis, media meliput politisi perempuan dengan cukup bias.

Ketiga, negara hybrid regime seperti Nigeria, Turki, politi perempuan tergambarkan kurang kredibel.

Keempat, negara authoritarian regime seperti Afghanistan, China, keterwakilan perempuan jarang dan pemberitaan politisi perempuan hampir tidak ada.

Perspektif gender politisi perempuan di negara dengan tipe full democracy, flawed democracy, hybrid regime, dan authoritarian regime adalah sama, mereka dipotret media massa dengan perspektif negatif. Perspektif negatif gender terjadi di 79% negara full democracy, 85% negara flawed democracy, 100% negara hybrid regime dan authoritarian regime.

Namun yang membedakan adalah bahwa di dalam negara dengan tipe full democracy dan flawed democracy terdapat liputan yang positif terhadap politisi perempuan. Meskipun dengan persentase yang kecil, yaitu 21% dan 8%, serta 8% negara dengan tipe hybrid regime ada liputan positif terhadap politisi perempuan.

Peran Media Melanggengkan Patriarki

Berdasarkan penjelasan di atas, Indonesia termasuk negara flawed demokrasi yang masih belum ramah terhadap perempuan. Media Massa menampilkan Politisi perempuan secara negatif, terutama dalam perspektif gender. Di mana hal itu dikemas dalam tiga kategori patriarki, objektifikasi dan stereotip.

Selain itu, media massa kita masih mencitrakan politisi perempuan dengan peran domestik yang tidak terpisahkan. Padahal yang paling penting adalah mengangkat wacana politik yang dibangun oleh politisi perempuan. Masalah ini menjadi masalah klasik yang terus mengakar di Indonesia.

Media turut berpartisipasi dalam pelanggengan budaya patriarki dengan berita yang sangat tidak ramah terhadap perempuan, serta belum sepenuhnya mendukung terhadap wacana politik yang perempuan miliki. Gerakan perempuan adalah gerakan yang terus sustainable. Sebab perjuangan untuk menegakkan ruang yang aman dan ramah terhadap perempuan, adalah perjuangan kemanusiaan yang terus kita lakukan.  []

 

Tags: mediaNegaraPemilu 2024Politisi PerempuanTahun Politik
Muallifah

Muallifah

Penulis asal Sampang, sedang menyelesaikan studi di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Tinggal di Yogyakarta

Terkait Posts

Krisis Ekologi

Empat Prinsip NU Ternyata Relevan Membaca Krisis Ekologi

14 Juli 2025
Merawat Bumi

Merawat Bumi Sebagai Tanggung Jawab Moral dan Iman

14 Juli 2025
Disabilitas Mental

Titik Temu Antara Fikih dan Disabilitas Mental

14 Juli 2025
Mas Pelayaran

Kedisiplinan Mas Pelayaran: Refleksi tentang Status Manusia di Mata Tuhan

13 Juli 2025
Perempuan dan Pembangunan

Perempuan dan Pembangunan; Keadilan yang Terlupakan

12 Juli 2025
Isu Disabilitas

Tidak Ada yang Sia-sia Dalam Kebaikan, Termasuk Menyuarakan Isu Disabilitas

12 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Krisis Ekologi

    Empat Prinsip NU Ternyata Relevan Membaca Krisis Ekologi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merawat Bumi Sebagai Tanggung Jawab Moral dan Iman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Asma’ binti Yazid: Perempuan yang Mempertanyakan Hak-Haknya di Hadapan Nabi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ukhuwah Nisaiyah: Solidaritas Perempuan dalam Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Ronggeng Dukuh Paruk dan Potret Politik Tubuh Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Asma’ binti Yazid: Perempuan yang Mempertanyakan Hak-Haknya di Hadapan Nabi
  • Empat Prinsip NU Ternyata Relevan Membaca Krisis Ekologi
  • Ukhuwah Nisaiyah: Solidaritas Perempuan dalam Islam
  • Merawat Bumi Sebagai Tanggung Jawab Moral dan Iman
  • Jihad Perempuan Melawan Diskriminasi

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID