Aku, Mama, dan Mimi Monalisa
Mubadalah.id - Tekadku sudah bulat. Mimi Monalisa. Malam ini aku akan menemuinya sebab Mama telah menelantarkanku. Tukang ojek langganan Mama...
Tangis di Ujung Sajadah
“Ibu, Ayah pergi dengan perempuan lain. Dia pergi dan menitipkanku di rumah nenek.” Mubadalah.id - Suara di ujung telepon bergetar,...
Bolehkah Perempuan Menjadi Saksi dalam Akad Pernikahan?
Mubadalah.id - Pertanyaan ini salah satu yang mengemuka dalam Tadarus Subuh, yang ke-164 tentang Akhlak Kesaksian dalam Pernikahan, yang aku...
Luka Lelaki; Tek Tuku Talake, Saya Beli Talakmu!
Mubadalah.id - Pernah merasa menjadi laki-laki tak berguna? Luka lelaki, Itulah yang sedang kurasakan sekarang. Perasaan tak berarti. Seperti sampah...
Beruntungnya Menjadi Anak Sulung
Mubadalah.id - Menjadi anak sulung tentu bukanlah sebuah pilihan. Ini adalah takdir yang harus ku terima dengan lapang dada. Dimasa...
Surat yang Kukirim pada Malam
Mubadalah.id - Surat ini kutulis saat usiaku genap 33 tahun. Untukmu, namun kukirimkan pada malam, kukabarkan pada angin. Biarlah rasa...
Jangan Tanya Lagi, Kapan Aku Menikah?
Mubadalah.id - Ini adalah kali pertama aku keluar rumah semenjak mudik seminggu yang lalu. Setelah berpuluh purnama berada di rantauan,...
Luka Ibu Sebelum Suapan Terakhir Bagian II
Mubadalah.id - Sebelumnya pada cerita yang telah lalu aku telah bercerita tentang tubuh dan luka ibu. Hari-hari berlalu tanpa jeda....
Jalan Tengah untuk Abah dan Azizah
Mubadalah.id - Kereta Joglosemarkerto berhenti di Stasiun Gombong pukul sembilan lewat beberapa menit. Kuambil ranselku yang nangkring di bagasi atas....
Luka Ibu Sebelum Suapan Terakhir (Bagian 1)
Mubadalah.id - Aroma sebra limbah pesulingan yang dibakar bersama kotoran kerbau kering merebak perlahan dari sela-sela atap welit alang-alang yang...
Menjadi Perempuan dengan Leluka yang Tak Kutukar
Mubadalah.id - Aku masih duduk di sudut warung ini, menatap sendok kopi yang kuputar tanpa niat. Entah sudah berapa kali...
Ibu, Aku, dan Putriku: Generasi Pekerja Rumah Tangga
Mubadalah.id - Murni berdiri di depan pintu rumah kontrakan, memegang kantong belanjaan majikannya. Wajahnya letih, rambutnya basah oleh keringat meski...
TERPOPULER
TERBARU
- Refleksi Buku Emha Ainun Nadjib: Hidup itu Harus Pintar Ngegas dan Ngerem
- Etika Kesalingan dalam Islam: Relasi, Interrelasi, dan Transrelasi Perspektif Mubādalah
- Belajar Kesetaraan dari Buku Manual Mubadalah
- Melihat Ancaman Seksisme di Kehidupan Perempuan
- Buku Jilbab dan Aurat: Membaca Ulang Tanda Kesalehan Perempuan
Komentar Terbaru
- Refleksi Hari Pahlawan: Tiga Rahim Penyangga Dunia pada Menolak Gelar Pahlawan: Catatan Hijroatul Maghfiroh atas Dosa Ekologis Soeharto
- M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
- Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
- Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
- Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
















































