Jangan Tanya Lagi, Kapan Aku Menikah?
Mubadalah.id - Ini adalah kali pertama aku keluar rumah semenjak mudik seminggu yang lalu. Setelah berpuluh purnama berada di rantauan,...
Luka Ibu Sebelum Suapan Terakhir Bagian II
Mubadalah.id - Sebelumnya pada cerita yang telah lalu aku telah bercerita tentang tubuh dan luka ibu. Hari-hari berlalu tanpa jeda....
Jalan Tengah untuk Abah dan Azizah
Mubadalah.id - Kereta Joglosemarkerto berhenti di Stasiun Gombong pukul sembilan lewat beberapa menit. Kuambil ranselku yang nangkring di bagasi atas....
Luka Ibu Sebelum Suapan Terakhir (Bagian 1)
Mubadalah.id - Aroma sebra limbah pesulingan yang dibakar bersama kotoran kerbau kering merebak perlahan dari sela-sela atap welit alang-alang yang...
Menjadi Perempuan dengan Leluka yang Tak Kutukar
Mubadalah.id - Aku masih duduk di sudut warung ini, menatap sendok kopi yang kuputar tanpa niat. Entah sudah berapa kali...
Ibu, Aku, dan Putriku: Generasi Pekerja Rumah Tangga
Mubadalah.id - Murni berdiri di depan pintu rumah kontrakan, memegang kantong belanjaan majikannya. Wajahnya letih, rambutnya basah oleh keringat meski...
Tidak Ada Cinta bagi Arivia
Mubadalah.id - “Malam adalah sahabat umat yang berperan membawa kedamaian dan keharibaan yang mengagumkan, Qais. Ia mengirimkan semilir rindu pada...
Perempuan Bukan Fitnah: Membongkar Paradoks Antara Tafsir Keagamaan dan Realitas Sosial
Mubadalah.id - Dalam pandangan keagamaan, kehadiran perempuan di ruang publik kerap dianggap dapat menimbulkan masalah sosial yang serius. Pekerjaan perempuan...
Tidak Ada Cinta Bagi Ali
Mubadalah.id - "Layla, Angin Sya'ban telah berlabuh, dan sebentar lagi Ramadan akan melepas sauh. Dari dalam kapalnya kulihat wajahmu ikut...
Sunat Perempuan dalam Perspektif Moral Islam
Mubadalah.id - Visi besar Islam adalah menyempurnakan akhlak mulia dan membangun peradaban yang penuh kasih sayang, keadilan, dan kemaslahatan. Ketika...
Kartini Tanpa Kebaya
Mubadalah.id - "Mak, besok Nok gak sekolah ya!" ucap Wasni setengah berteriak memastikan neneknya mendengar apa yang ia katakan, suaranya...
Beda Qiyas dari Metode Mubadalah: Menjembatani Nalar Hukum dan Kesalingan Kemanusiaan
Mubadalah.id - Pagi ini, di Kuala Lumpur, sambil sarapan bersama Rozana Isa, saya langsung disapa pertanyaan tajam namun sangat penting....
TERPOPULER
-
Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman
-
Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?
-
Ikhtiar Menyuarakan Kesetaraan Disabilitas
-
Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan
-
Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!
TERBARU
- Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi
- Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian
- Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!
- Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman
- Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan
Komentar Terbaru
- Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
- Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
- Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
- Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
- Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab