Mubadalah.id – Organ reproduksi adalah anugerah Tuhan yang luar biasa. Organ tersebut merupakan bagian penting dari tubuh manusia yang memungkinkan kelangsungan hidup dan perkembangan manusia di bumi ini.
Meskipun terkadang dianggap tabu untuk dibicarakan, kita seharusnya mengakui pentingnya organ reproduksi dan mengambil tanggung jawab untuk menjaga dan menghormatinya.
Pada acara Pelatihan Dasar Comprehensive Sexual Reproductive Health & Rights di Cirebon, Jawa Barat, tanggal 19-20 Agustus 2023, Ninuk Widyantoro yang merupakan psikolog mengungkapkan, kita perlu memahami bahwa organ reproduksi bukan hanya bagian fisik semata, tetapi juga memiliki makna yang mendalam dalam konteks kehidupan manusia.
Dalam banyak agama dan keyakinan, organ reproduksi, mereka anggap sebagai anugerah suci yang Tuhan berikan kepada manusia.
Menjadi Jalan untuk Melanjutkan Generasi
Organ reproduksi adalah jalan melanjutkan generasi, menjaga kelangsungan umat manusia, dan mewujudkan cinta dalam bentuk keluarga. Oleh sebab itu, menghormati dan menjaga organ reproduksi adalah bentuk penghormatan terhadap ciptaan Tuhan.
Namun, sayangnya, dalam era modern ini, banyak faktor yang dapat mengancam kesehatan dan integritas organ reproduksi. Salah satu faktor utama adalah perilaku seksual yang tidak bertanggung jawab. Melalui perilaku yang tidak sehat, kita dapat menghadapi risiko penyakit menular seksual, masalah reproduksi, dan dampak psikologis yang serius.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengedukasi diri sendiri dan generasi muda tentang pentingnya pendidikan seksual yang komprehensif.
Selain itu, perhatian terhadap lingkungan juga berperan dalam menjaga kesehatan organ reproduksi. Misalnya, yang paling penting adalah rajin membersihkan kamar mandi atau toilet di rumah kita masing-masing minimal 2 kali dalam sehari. Dengan menjaga lingkungan yang bersih, kita dapat meminimalkan risiko gangguan reproduksi dan masalah kesehatan terkait.
Penting juga untuk memperhatikan kesehatan mental seputar topik ini. Dalam beberapa budaya, tekanan sosial atau ekspektasi yang tidak realistis terhadap organ reproduksi dapat menyebabkan stres dan kecemasan yang berkepanjangan.
Oleh karena itu, kita perlu menciptakan lingkungan yang mendukung dialog terbuka dan pengertian, sehingga individu merasa nyaman untuk berbicara tentang masalah kesehatan reproduksi tanpa rasa malu.
Khitan Perempuan
Seperti contohnya khitan perempuan. Pada masa lalu, beberapa budaya atau masyarakat telah memperlihatkan kepada kita semua tentang praktik khitan perempuan.
Namun, di zaman modern, pandangan tersebut umumnya telah berubah. Jika kita analisa secara seksama khitan perempuan dapat melukai organ reproduksi perempuan yakni klitoris yang merupakan pemberian Tuhan.
Menurut fungsi biologis, klitoris adalah organ kecil yang sangat sensitif di area genital perempuan dan memiliki peran dalam sensasi seksual dan kepuasan. Coba bayangkan betapa sakitnya jika organ tersebut dikhitan dan justru akan menghilangkan fungsinya. Itu sebabnya mengapa khitan perempuan dilarang.
Senada dengan jurnal perempuan yang ditulis oleh Adinda Putri dan Sri Lestari dalam penelitiannya menjelaskan, bahwa khitan perempuan merupakan dampak pelemahan (powerlessness) perempuan dalam praktik khitan perempuan yang menjadi salah satu implikasi negatif dari politik pengakuan identitas kelompok budaya yang terjadi di Indonesia.
Khitan Laki-laki
Berbeda dengan khitan laki-laki. Khitan laki-laki dilakukan karena alasan agama, tradisi, atau kesehatan. Dari segi agama, dalam beberapa kepercayaan, khitan dianggap sebagai bagian dari ketaatan kepada Tuhan.
Sementara, secara kesehatan, khitan dapat membantu mengurangi risiko infeksi saluran kemih, kanker penis, dan penyebaran penyakit menular seksual. Dalam hal ini, khitan laki-laki sangat dianjurkan.
Menjaga organ reproduksi juga berkaitan dengan kesetaraan gender dan hak asasi manusia. Perempuan dan laki-laki memiliki peran yang sama penting dalam menjaga kesehatan reproduksi.
Oleh sebab itu, akses yang setara terhadap perawatan kesehatan reproduksi, pendidikan seksual, dan perlindungan dari pelecehan seksual adalah hak yang harus masyarakat dan pemerintah hormati dan lindungi.
Dalam mengakhiri pandangan ini, kita perlu mengingat bahwa organ reproduksi adalah karunia Tuhan yang perlu kita jaga dengan penuh tanggung jawab. Termasuk dengan cara mengedukasi diri sendiri dan generasi mendatang, menjaga lingkungan, dan mempromosikan kesetaraan gender.
Kita dapat memastikan bahwa anugerah berharga ini tetap utuh bagi generasi yang akan datang. Melalui upaya bersama ini, kita menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan menghormati ciptaan Tuhan yang indah ini. []