Senin, 13 Oktober 2025
  • Login
  • Register
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
    Jurnalis Santri

    Sambut Hari Santri Nasional 2025, Majlis Ta’lim Alhidayah Gelar Pelatihan Jurnalistik Dasar untuk Para Santri

    Thufan al-Aqsha

    Dua Tahun Thufan al-Aqsha: Gema Perlawanan dari Jantung Luka Kemanusiaan

    Daisaku Ikeda

    Dialog Kemanusiaan Gus Dur & Daisaku Ikeda, Inaya Wahid Tekankan Relasi Lintas Batas

    Soka Gakkai

    Pimpinan Soka Gakkai Jepang: Dialog Antaragama Hilangkan Salah Paham tentang Islam

    Gus Dur dan Ikeda

    Masjid Istiqlal Jadi Ruang Perjumpaan Dialog Peradaban Gus Dur dan Daisaku Ikeda

    Fasilitas Ramah Disabilitas

    Teguhkan Komitmen Inklusif, Yayasan Fahmina Bangun Fasilitas Ramah Disabilitas

    UIN SSC Kampus Inklusif

    UIN SSC Menuju Kampus Inklusif: Dari Infrastruktur hingga Layanan Digital Ramah Disabilitas

    Makan Bergizi Gratis

    Ironi Makan Bergizi Gratis: Ketika Urusan Dapur Menjadi Kebijakan Publik

    Nyai Sinta Nuriyah

    Kunjungi Aktivis yang Ditahan, Nyai Sinta Nuriyah Tunjukkan Keteguhan Ulama Perempuan dalam Membela Rakyat

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Rumah Tangga atas

    Teladan Rasulullah Saw: Rumah Tangga Dibangun atas Dasar Saling Berbuat Baik

    Menjaga Lingkungan

    POV Islam dalam Menjaga Lingkungan

    Akhlak Mulia dalam

    Bakti Suami dan Istri: Akhlak Mulia dalam Relasi Rumah Tangga

    Gugatan Cerai Guru PPPK

    Martabat, Nafkah, dan Gagalnya Sistem yang tak Setara: Mengurai Fenomena Gugatan cerai Guru PPPK

    Merawat Kesehatan Mental

    Merawat Kesehatan Mental Sebagai Amal Kemanusiaan

    Kerukunan Umat Beragama

    Ruang Riung: Belajar Kerukunan Umat Beragama melalui Cerita dari Malaysia

    Budaya Ro'an

    Budaya Ro’an, Tabarrukan dan Sistem Pendidikan Pesantren

    Tafsir Tepuk Sakinah

    Tafsir Tepuk Sakinah: Inspirasi Kesalingan dari Al-Qur’an

    Desakralisasi Ilmu Pengetahuan

    Desakralisasi Ilmu Pengetahuan

  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Akhlak Mulia

    Ketika Akhlak Mulia Menjadi Fondasi Relasi Suami Istri

    Taat dan Berbakti

    Bukan Hanya Istri, Suami Pun Harus Taat dan Berbakti

    berbuat Baik

    Suami dan Istri Harus Saling Berbuat Baik

    Dalam Rumah Tangga

    Menerapkan Prinsip Keadilan Hakiki dalam Rumah Tangga

    Berbuat Baik Kepada Perempuan

    Islam Memerintahkan Laki-Laki untuk Berbuat Baik kepada Perempuan

    Kesehatan Mental

    Rasulullah Pun Pernah Down: Sebuah Ibrah untuk Kesehatan Mental

    Ukuran Kesalehan

    Kesalehan Itu Dimulai dari Rumah

    Keadilan sebagai

    Keluarga sebagai Ruang Pendidikan Keadilan dan Kasih Sayang

    Keluarga sebagai

    Keluarga sebagai Sekolah Pertama Menanamkan Nilai-nilai Kemanusiaan

  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
    Jurnalis Santri

    Sambut Hari Santri Nasional 2025, Majlis Ta’lim Alhidayah Gelar Pelatihan Jurnalistik Dasar untuk Para Santri

    Thufan al-Aqsha

    Dua Tahun Thufan al-Aqsha: Gema Perlawanan dari Jantung Luka Kemanusiaan

    Daisaku Ikeda

    Dialog Kemanusiaan Gus Dur & Daisaku Ikeda, Inaya Wahid Tekankan Relasi Lintas Batas

    Soka Gakkai

    Pimpinan Soka Gakkai Jepang: Dialog Antaragama Hilangkan Salah Paham tentang Islam

    Gus Dur dan Ikeda

    Masjid Istiqlal Jadi Ruang Perjumpaan Dialog Peradaban Gus Dur dan Daisaku Ikeda

    Fasilitas Ramah Disabilitas

    Teguhkan Komitmen Inklusif, Yayasan Fahmina Bangun Fasilitas Ramah Disabilitas

    UIN SSC Kampus Inklusif

    UIN SSC Menuju Kampus Inklusif: Dari Infrastruktur hingga Layanan Digital Ramah Disabilitas

    Makan Bergizi Gratis

    Ironi Makan Bergizi Gratis: Ketika Urusan Dapur Menjadi Kebijakan Publik

    Nyai Sinta Nuriyah

    Kunjungi Aktivis yang Ditahan, Nyai Sinta Nuriyah Tunjukkan Keteguhan Ulama Perempuan dalam Membela Rakyat

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Rumah Tangga atas

    Teladan Rasulullah Saw: Rumah Tangga Dibangun atas Dasar Saling Berbuat Baik

    Menjaga Lingkungan

    POV Islam dalam Menjaga Lingkungan

    Akhlak Mulia dalam

    Bakti Suami dan Istri: Akhlak Mulia dalam Relasi Rumah Tangga

    Gugatan Cerai Guru PPPK

    Martabat, Nafkah, dan Gagalnya Sistem yang tak Setara: Mengurai Fenomena Gugatan cerai Guru PPPK

    Merawat Kesehatan Mental

    Merawat Kesehatan Mental Sebagai Amal Kemanusiaan

    Kerukunan Umat Beragama

    Ruang Riung: Belajar Kerukunan Umat Beragama melalui Cerita dari Malaysia

    Budaya Ro'an

    Budaya Ro’an, Tabarrukan dan Sistem Pendidikan Pesantren

    Tafsir Tepuk Sakinah

    Tafsir Tepuk Sakinah: Inspirasi Kesalingan dari Al-Qur’an

    Desakralisasi Ilmu Pengetahuan

    Desakralisasi Ilmu Pengetahuan

  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Akhlak Mulia

    Ketika Akhlak Mulia Menjadi Fondasi Relasi Suami Istri

    Taat dan Berbakti

    Bukan Hanya Istri, Suami Pun Harus Taat dan Berbakti

    berbuat Baik

    Suami dan Istri Harus Saling Berbuat Baik

    Dalam Rumah Tangga

    Menerapkan Prinsip Keadilan Hakiki dalam Rumah Tangga

    Berbuat Baik Kepada Perempuan

    Islam Memerintahkan Laki-Laki untuk Berbuat Baik kepada Perempuan

    Kesehatan Mental

    Rasulullah Pun Pernah Down: Sebuah Ibrah untuk Kesehatan Mental

    Ukuran Kesalehan

    Kesalehan Itu Dimulai dari Rumah

    Keadilan sebagai

    Keluarga sebagai Ruang Pendidikan Keadilan dan Kasih Sayang

    Keluarga sebagai

    Keluarga sebagai Sekolah Pertama Menanamkan Nilai-nilai Kemanusiaan

  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Sastra

Kisah Gerwani: Raga Ibumu Boleh Mati, Tapi Jiwanya Tidak

Setiap kali film itu terputar, aku hanya terduduk memejamkan mata, membayangkan tentang Ibu, dan menganggapnya adalah bagian penjahat negara ini. Kejam dan membahayakan

Zahra Amin Zahra Amin
1 Oktober 2023
in Sastra
0
Kisah Gerwani

Kisah Gerwani

837
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Setelah sekian lama, akhirnya aku punya kesempatan untuk menemui Ibu kembali di salah satu Panti Jompo di pinggiran Ibu Kota. Ibuku sudah renta, kini usianya mungkin sudah 80 tahun lebih. Tak ada yang tahu pasti. Hidup dan tinggal di Panti Jompo adalah pilihannya sendiri. “Aku tak ingin menyusahkan kamu Nduk.” Begitu yang Ibu katakan jika aku mengajaknya untuk tinggal bersama di rumahku.

Setiap kali bertemu Ibu, aku selalu menemukan pijar asa yang tak pernah redup, meski tubuhnya kian renta dan tua. Ingatannya masih tajam untuk mengenang kisah Gerwani, dan sekeping peristiwa sejarah di era tahun 1965. Di mana saat itu Ibu juga menjadi salah satu korban yang tertuduh menjadi bagian dari antek-antek PKI.

“Raga Ibumu boleh mati Nduk, tapi jiwanya tidak”. Begitu berulangkali yang Ibu sampaikan setiap kali ia mengenang kisah pahit dalam hidupnya tersebut.

Dalam salah satu kunjunganku beberapa waktu lalu, Ibu pernah bercerita tentang sebuah organisasi perempuan yang ia ikuti sewaktu muda dulu. “Namanya Gerwis Nduk, lalu pada 1954 berganti nama menjadi Gerwani. Ibu dan teman-teman mencurahkan perhatian pada masalah pemberantasan buta huruf dan pendirian sekolah.”

Lagu Genjer-genjer

Kala lain dalam satu kesempatan, aku juga kerap kali mendengar Ibu mendendangkan sebuah lagu, yang kini aku tahu judul lagunya “Genjer-genjer”. “Ibu kangen konco-konco Nduk.” Gumam Ibu, setiap kali ia menyanyikan lagu itu, sambil matanya mengenang kisah Gerwani, menerawang, hingga mengembun dan Ibu terisak-isak menangis.

Gendjer-gendjer nong kedo’an pating keleler

Gendjer-gendjer nong kedo’an pating keleler

Ema’e thole teko-teko mbubuti gendjer

Ema’e thole teko-teko mbubuti gendjer

Oleh satenong mungkur sedot sing toleh-toleh

Gendjer-gendjer saiki wis digowo mulih

 **

Gendjer-gendjer esuk-esuk didol neng pasar

Gendjer-gendjer esuk-esuk didol neng pasar

Didjejer-djejer diuntingi podo didasar

Didjejer-djejer diuntingi podo didasar

Ema’e djebeng podo tuku gowo welasar

Gendjer-gendjer saiki wis arep diolah

Aku berusaha mencari tahu, ada apa dengan lagu tersebut. Akhirnya aku menemukan jawab. Lagu “Genjer-genjer” ditulis seniman asal Banyuwangi, Muhammad Arif pada 1942. Di mana dalam lagu menggambarkan kondisi kehidupan masyarakat Banyuwangi kala penjajahan Jepang di Indonesia.

Namun citra lagu yang Arif ciptakan, sebagai orang yang aktif di organisasi Lekra (Lembaga Kebudayaan Rakyat) yang berafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) itu melekat menjadi lagu PKI. Alasannya karena lagu tersebut mereka bawakan di salah satu adegan film dokumenter peristiwa Gerakan 30 September PKI (G30S/PKI).

Penghancuran Gerakan Perempuan Progresif

Memang aku dekat dan semakin mengenali Ibu belum lama, setelah sekian puluh tahun kami hidup terpisah. Aku diasuh oleh adik kandung Ibu, yang aku panggil Bu Lik Ras. Karena alasan keterlibatan Ibu dalam peristiwa kelam itu, yang membuat Ibu keluar masuk penjara. Tanpa proses sidang dan pengadilan.

Dulu setiap kali memasuki September, aku selalu merasa ketakutan. Apalagi ketika pihak sekolah mengajak kami, siswa sekolah dasar untuk menonton film dokumenter G30SPKI. Kami menonton bersama di gedung film kota kecamatan. Setiap kali film itu terputar, aku hanya terduduk memejamkan mata, membayangkan tentang Ibu, dan menganggap Ibu adalah bagian para penjahat negara ini. Kejam dan membahayakan.

Semakin bertambah umur cara pandangku terhadap sejarah negeri ini 180 derajat berubah. Terlebih ketika aku akhirnya bisa ikut mencicipi bangku kuliah meski tak selesai. Ya, karena aku lebih memilih bekerja sebagai jurnalis dan penulis lepas. Aku semakin memahami Ibu ketika suatu kali aku membaca buku “Penghancuran Gerakan Perempuan di Indonesia” karya Saskia Wieringa.

“Banyak perempuan yang tidak bisa baca, tidak bisa tulis apa-apa dan orang Gerwani membantu. Anggota Gerwani juga selalu aktif di dalam perjuangan di dalam rumah tangga,” ungkap Saskia Wieringa, antropolog Universitas Amsterdam di Belanda, yang bertahun-tahun meneliti tentang Peristiwa 65.

Korban Politik

Organisasi itu juga menuntut perlunya hak-hak perempuan, termasuk tentang poligami. Tak hanya berfokus pada isu perempuan. Gerwani juga menjadi organisasi paling aktif dalam politik nasional juga isu internasional. Pada 1964, pemerintah Indonesia menginstruksikan organisasi massa agar mengikatkan diri pada partai politik.

Gerwani  yang berideologi feminis dan sosialis menyatakan diri berada dalam kubu komunis. Di mana peresmiannya akan tergelar dalam Kongres Desember 1965. Namun, kongres itu urung terlaksana, Peristiwa 65 meletus dan sejak saat itu kisah Gerwani “dihancurkan”.

Propaganda yang berpusat pada “penyimpangan seksual anggota Gerwani”, serta penggambaran PKI sebagai ateis dan anti-nasionalis tak hanya memicu pada pembunuhan massal orang-orang berhaluan kiri, tapi juga penghancuran gerakan perempuan progresif di Indonesia.

Akhirnya aku mafhum. Kondisi sosial dan politik saat itu membuat posisi Gerwani sebagai organisasi masuk dalam pusaran konflik kepentingan, dan tentu saja korban sejarah kelam negeri ini. Bisa jadi, jika organisasi ini tetap ada, nasib para perempuan Indonesia mungkin akan berbeda.

Ibu, Aku Rindu

Langkahku semakin bergegas melintasi lorong-lorong kamar di Panti Jompo ini, ketika tahu Ibu tak sedang duduk menungguku di selasar depan Panti.  Begitu tiba di kamar yang Ibu huni, aku dapati Ibu tengah berbaring dengan tenang di atas ranjang. Matanya terpejam, dan tangannya tak henti memutar bulir-bulir tasbih. Sementara dari bibirnya mendaras nama Tuhan dan permohonan ampunan.

Aku mendekatinya, menyentuh tangan Ibu yang keriput dan lembut. Tangan inilah yang dulu pernah menggendongku sambil berlari-lari kecil, membawaku bersembunyi dari satu kota ke kota lain, hingga akhirnya Ibu tertangkap dan menyerahkanku ke Bu Lik Ras.

“Nduk, Ibu pamit. Ayahmu sudah menjemput Ibu. Maafkan Ibu yang tak pernah ada untukmu. Maafkan Ibu Nduk..” Dan mata Ibu kian meredup, lalu senyap dan keheningan menguasai. Aku terisak menangis di samping jenazah Ibu, terus memegangi tangannya. Aku masih ingin mendengarkan cerita-ceritamu Ibu, seakan membayar waktu kebersamaan kita yang telah terampas oleh sejarah terkutuk negeri ini.

“Ibu, maafkan aku juga yang pernah membencimu, menganggapmu sebagai penjahat negara, perusak moral bangsa, maafkan aku Bu, dan kini aku sudah rindu. Ibu, aku rindu.” Lirih terisak, aku melepas kepergian Ibu. Tanpa karangan bunga, dan rentetan ucapan duka cita. Tapi bagiku, Ibu adalah sang pahlawan perempuan. []

Tags: cerita pendekIndonesiaKisah GerwaniPenghancuran Gerakan Perempuansejarah
Zahra Amin

Zahra Amin

Zahra Amin Perempuan penyuka senja, penikmat kopi, pembaca buku, dan menggemari sastra, isu perempuan serta keluarga. Kini, bekerja di Media Mubadalah dan tinggal di Indramayu.

Terkait Posts

Merawat Kesehatan Mental
Kolom

Merawat Kesehatan Mental Sebagai Amal Kemanusiaan

13 Oktober 2025
Kesehatan Mental
Hikmah

Rasulullah Pun Pernah Down: Sebuah Ibrah untuk Kesehatan Mental

11 Oktober 2025
Syajarat al-Durr
Figur

Syajarat al-Durr dan Bukti Kepemimpinan Perempuan dalam Sejarah Islam

10 Oktober 2025
Kritik Aisyah
Hikmah

Kritik Aisyah dan Kesahihan Hadis Tanpa Sekat Gender

9 Oktober 2025
Yosef dan Maria
Keluarga

Yosef dan Maria: Belajar dari Dua Tokoh yang Saling Menguatkan dalam Hidup Berkeluarga

9 Oktober 2025
Multitafsir Pancasila
Publik

Multitafsir Pancasila Dari Legitimasi Kekuasaan ke Pedoman Kemaslahatan Bangsa

4 Oktober 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Gugatan Cerai Guru PPPK

    Martabat, Nafkah, dan Gagalnya Sistem yang tak Setara: Mengurai Fenomena Gugatan cerai Guru PPPK

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • POV Islam dalam Menjaga Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sambut Hari Santri Nasional 2025, Majlis Ta’lim Alhidayah Gelar Pelatihan Jurnalistik Dasar untuk Para Santri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ruang Riung: Belajar Kerukunan Umat Beragama melalui Cerita dari Malaysia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bukan Hanya Istri, Suami Pun Harus Taat dan Berbakti

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Teladan Rasulullah Saw: Rumah Tangga Dibangun atas Dasar Saling Berbuat Baik
  • POV Islam dalam Menjaga Lingkungan
  • Bakti Suami dan Istri: Akhlak Mulia dalam Relasi Rumah Tangga
  • Martabat, Nafkah, dan Gagalnya Sistem yang tak Setara: Mengurai Fenomena Gugatan cerai Guru PPPK
  • Ketika Akhlak Mulia Menjadi Fondasi Relasi Suami Istri

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2025 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2025 MUBADALAH.ID