• Login
  • Register
Minggu, 8 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Perjuangan Thahir Al-Haddad Melahirkan Banyak Sekolah Perempuan

Berkat perjuangannya, kini kaum perempuan di negerinya mampu menempati jabatan-jabatan dalam berbagai bidang dan melewati semua jenjang pendidikan

Redaksi Redaksi
21/04/2024
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Thahir al-Haddad

Thahir al-Haddad

890
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Setelah Thahir al-Haddad membuka pintu untuk menyuarakan kesetaraan dan keadilan gender di Tunisia, akhirnya, melahirkan banyak sekolah-sekolah perempuan berdiri di Timur Tengah.

Demikian pula, Thahir al-Haddad mampu memuncul kesadaran untuk memperjuangkan kesetaraan dan keadilan bagi perempuan.

Para ulama perempuan sekaligus para pembaru tersebut kemudian melahirkan para ulama dan aktivis perempuan di banyak negara muslim.

Tidak sedikit para ulama perempuan atau perempuan ulama tampil kembali ke panggung-panggung sejarah Islam.

Pengetahuan mereka dalam bidang ilmu-ilmu agama (Islam) cukup mendalam dan luas. Mereka cerdas dan kritis.

Baca Juga:

Spirit Siti Hajar dalam Merawat Kehidupan: Membaca Perjuangan Perempuan Lewat Kacamata Dr. Nur Rofiah

Islam Berikan Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

Menelusuri Perbedaan Pendapat Ulama tentang Batas Aurat Perempuan

Memaknai Aurat Perempuan secara Utuh

Beberapa di antaranya ialah Huda Sya’rawi (1879-1947 M), Aisyah Taymuriyah (1840-1902), Batsinah, Nabawiyyah Musa (1886-1951), Zainab al-Ghazali (1917-2005).

Kemudian, Aisyah Abdurrahman binti Syathi (1913-1998), Asma Barlas, Amina Wadud Muhsin, Asma al-Murabit. Lalu, Rahma el-Yunusia, Rasuna Said, Nyai Khairiah Hasyim, dan masih banyak lagi.

Nabawiyyah Musa adalah perempuan ulama dari Mesir. Ia menuntut dibukanya akses dan kesetaraan pendidikan bagi kaum perempuan di negerinya, sebagaimana Kartini dan Rahma el-Yunusia.

Dalam sebuah ceramah, Nabawiyyah Musa mengatakan:

“Aku berharap kaum perempuan Mesir bisa hidup dengan baik, mengapresiasi ilmu pengetahuan dan bekerja keras tanpa henti. Sampai tiba masanya aku dapat melihat lahirnya ratusan tokoh/pemimpin perempuan dalam negeri tercinta ini.”

Nama Nabawiyyah Musa masuk sebagai seorang aktivis gerakan perempuan yang sangat berjasa dalam sejarah pendidikan di Mesir.

Ia adalah perempuan yang cerdas. Ia masuk ke sekolah dengan cita-cita menjadi seorang guru. Sebuah ranah yang pada masanya didominasi oleh kaum laki-laki.

Selama hampir empat puluh tahun (1904-1946), pendidikan perempuan menjadi perhatian utamanya.

Berkat perjuangannya, kini kaum perempuan di negerinya mampu menempati jabatan-jabatan dalam berbagai bidang dan melewati semua jenjang pendidikan. []

Tags: melahirkanperempuanperjuangansekolahThahir al-Haddad
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Anda Korban KDRT

7 Langkah yang Dapat Dilakukan Ketika Anda Menjadi Korban KDRT

7 Juni 2025
KDRT

3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

7 Juni 2025
Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

Islam Berikan Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

6 Juni 2025
Wuquf Arafah

Makna Wuquf di Arafah

5 Juni 2025
Kritik Asma Barlas

Iduladha sebagai Refleksi Gender: Kritik Asma Barlas atas Ketaatan Absolut

5 Juni 2025
Aurat

Aurat Perempuan: Antara Teks Syara’ dan Konstruksi Sosial

5 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Jam Masuk Sekolah

    Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fenomena Walid; Membaca Relasi Kuasa dalam Kasus Kekerasan Seksual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Spirit Siti Hajar dalam Merawat Kehidupan: Membaca Perjuangan Perempuan Lewat Kacamata Dr. Nur Rofiah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • 7 Langkah yang Dapat Dilakukan Ketika Anda Menjadi Korban KDRT
  • Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan
  • Iduladha: Lebih dari Sekadar Berbagi Daging Kurban
  • Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID