Mubadaah.id – Dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Agustus silam, Fahmina Institute menggelar kegiatan bersama komunitas lintas iman. Kegiatan tersebut berlansung pada 27 Agustus 2023 di Situ Janawi Majalengka.
Satu hal yang sangat berbeda di acara ini adalah saya bertemu dengan orang-orang yang berbeda keyakinan. Sedangkan ini adalah momen di mana saya baru pertama kali merasakan bagaimana berinteraksi dengan sosok orang-orang yang berbeda keyakinan.
Tetapi dari pertemuan tersebut membuat saya lebih bisa belajar lagi memahami perbedaan. Karena dengan adanya perbedaan ini justru membuat semuanya lebih menyatu. Yang terpenting bagi saya adalah dapat membangun jaringan antar agama. Di mana yang saat ini sangat saya butuhkan.
Terutama pada masa sekarang ini banyak anak muda yang tidak tahu bagaimana caranya berinteraksi dengan komunitas lintas iman, atau orang-orang yang berbeda keyakinan. Bahkan nampak terlihat para pemuda saat ini takut karena larangan-larangan orangtuanya yang tidak mengizinkan anaknya bergaul dengan yang bukan sesama agama. Alasan orangtua pun takut anaknya akan terbawa pada keyakinan agama yang lain.
Moderasi Beragama
Hal inilah yang menjadi persoalan di jaman sekarang. Padahal dengan kita berinteraksi dengan orang lain mau itu sesama agama ataupun tidak itu tidak akan menjadi masalah. Karena di sinilah akan mulai terbangun moderasi agama. Yakni saling menghargai, dan menghormati antar agama lain.
Maka dari itu Kementerian atau Lembaga dan tokoh-tokoh agama punya peran penting untuk sering melakukan sosialisasi tentang pentingnya moderasi agama. Sebab dari sekian banyak warga Majalengka banyak yang belum belum tahu tentang moderasi agama. Terutama yang sering terjadi belakangan ini menjelang tahun pemilu 2024, yang bakal memicu terjadinya intoleransi.
Mengutip pendapat Direktur Eksekutif Setara Institute Halil Hasan yang menyatakan bahwa berdasarkan analisis setara institute, ada upaya mencolok konsolidasi kelompok-kelompok intoleran. Mereka melakukan atau mereka menghimpun untuk memancing sentimen pemilih mayoritas dengan menekan kelompok-kelompok minoritas.
Dalam hal ini kita dapat lihat bahwa kurangnya kontrol dalam pemilu ini dapat menyebabkan kebencian dan intoleransi. Di mana hal ini dilakukan oleh mereka-mereka yang terlalu ekstream terhadap kaum minoritas. Padahal Indonesia adalah negara demokrasi dan negara yang menjungjung tinggi nilai-nilai keadilan, maka sudah seharusnya kita harus menghargai sesama manusia yang hidup di Indonesia.
Pentingnya Peran Orang Tua
Hal tersebut sering terjadi bahkan bukan hanya di tahun 2023 saja tetapi di tahun-tahun sebelumnya pun sering terjadi. Inilah yang jadi tantangan kita bagaimana caranya kita membentuk sikap karakter moderasi beragama terhadap diri kita dan generasi penerus bangsa. Jika penerus kita tidak di barengi dengan sikap dan karakter bermoderasi agama maka kejadian serupa seperti kasus-kasus intoleransi akan terulang kembali bahkan mungkin akan lebih parah.
Peran orang tua pun tidak lepas dari hal ini kita sebagai orangtua harus paham dengan moderasi agama untuk membekali diri dan keluarga. Karena orangtua adalah madrasah pertama bagi anak, jadi bagaimanapun orangtua sangat berperan penting dalam mengajarkan tentang nilai-nilai moderasi beragama.
Maka dari itu penting bagi semua pihak agar lebih intens lagi dalam menyebarkan paham-paham moderasi beragama. Sehingga agar hal-hal yang tidak di inginkan tidak terjadi lagi dan pemerintah tidak boleh ragu atau tebang pilih dalam melakukan penegakkan hukum. Tujuannya untuk menjamin keadilan ketika ada korban yang terkena dampak intoleransi dan memberikan efek jera seberat mungkin untuk si pelaku agar kejadian inintidak terulang kembali. []