• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Melihat Lebih Dekat Nasib Perempuan dan Anak di Gaza Palestina

Kondisi ini sungguh tidak manusiawi, banyak warga yang tidak berdosa menjadi korban atas penyerangan brutal ini. Terutama anak dan perempuan.

Muflihah Muflihah
20/11/2023
in Publik
0
Gaza Palestina

Gaza Palestina

1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Setiap hari beranda media sosialku penuh dengan berita tentang Israel yang tidak berhenti meluncurkan bom di Gaza, Palestina. Setiap membaca berita tersebut, rasanya sangat menyakitkan. Bagaimana tidak, di era yang sudah sangat modern ini, salah satu saudara kita di Gaza harus mengalami kehidupan yang penuh derita dan luka.

Setiap hari korban berjatuhan, bahkan dilansir dari BBC.com disebutkan bahwa sampai tanggal 10 November 2023 jumlah warga Gaza Palestina yang tewas hampir 11.000 orang, termasuk lebih dari 4.100 anak-anak. Itu artinya, setiap 10 menit ada satu anak yang meninggal akibat serangan Israel tersebut.

Di sisi lain, kondisi yang tidak kalah memprihatinkan adalah kondisi perempuan. Kita tau bahwa perempuan mempunyai pengalaman yang berbeda dengan laki-laki. Jika dalam istilah Ibu Nyai Nur Rofi’ah perempuan mempunyai pengalaman khas, yaitu pengalaman menstruasi, hamil, melahirkan, menyusui dan nifas.

Tidak bisa dibayangkan bagaimana para perempuan di Gaza Palestina menghadapi situasi pelik sekaligus menjalankan pengalaman biologis tersebut. Baru mengingatnya saja aku sudah merinding.

Minum Pil Nerothisterone

Bagaimana tidak, dalam konten Instagram Magdaleneid disebutkan bahwa banyak perempuan di Palestina yang terpaksa meminum pil nerothisterone untuk mencegah menstruasi. Hal ini terpaksa dilakukan karena mereka kesulitan mendapatkan air bersih, stok pembalut dan tampon yang hampir tidak ada dan ruang sanitasi layak yang sangat sulit didapatkan.

Baca Juga:

Ketika Sejarah Membuktikan Kepemimpinan Perempuan

Nakba Day; Kiamat di Palestina

Qiyas Sering Dijadikan Dasar Pelarangan Perempuan Menjadi Pemimpin

Membantah Ijma’ yang Melarang Perempuan Jadi Pemimpin

Pil nerothisterone sebenarnya obat untuk perempuan yang punya endometriosis, sakit haid berlebih dan pendarahan. Jadi pil ini bisa menghindari rasa tak nyaman dan sakit menstruasi. Menurut Dr. Walid Abu Hatab dar Nasser Medical Complex, selain untuk mengatasi rasa nyeri, pil ini sebenarnya untuk menekan kadar hormon progesteron naik, sehingga bisa menunda menstruasi.

Namun meskipun bisa menunda masa menstruasi, pil ini juga sebenarnya mempunyai efek samping yang membahayakan perempuan, seperti pendarahan vagina, mual, pusing dan perubahan mood yang drastis.

Sebenarnya mereka tau efek samping ini, tapi karena kondisinya sangat sulit, menjadikan ini pilihan satu-satunya bagi perempuan di Palestina.

Di samping itu, ada banyak perempuan yang terpaksa harus menjalani opreasi caesar dalam kondisi sadar dan tanpa obat pereda nyeri. Hal ini disebabkan karena rumah sakit kehabisan persediaan obat pereda nyeri. Sementara keadaan mengharusnya mereka melakukan operasi.

Dari uraian di atas, memberikan gambaran pada kita bahwa dalam konflik ini perempuan dan anak menjadi kelompok yang paling rentan. Oleh karena itu kita sebagai sesama saudara harus terus mendukung supaya Israel segera melakukan gencatan senjata pada Palestina. Sebab, kondisi penyerangan ini sudah sangat memprihatinkan dan juga mengakibatkan kematian dalam jumlah yang sangat cukup besar.

Kondisi ini sungguh tidak manusiawi, banyak warga yang tidak berdosa menjadi korban atas penyerangan brutal ini. Terutama anak dan perempuan.

Mereka harus menanggung beban yang sangat besar, selain luka fisik, mereka juga mengalami trauma psikologis, karena kehilangan orang tercinta, menjalani hari-hari yang penuh dengan ketidakpastian dan ditambah menjalani pengalaman biologis yang dalam kondisi perang pengalaman itu semakin menyulitkan dan menyakitkan.

Sikap Jaringan KUPI atas Krisis Kemanusiaan di Gaza Palestina.

Dalam menyikapi krisis kemanusiaan yang terjadi di Gaza, Palestina akibat penjajahan yang dilakukan oleh Israel, jaringan Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) memberikan sikap sebagai dukungan bagi para korban, terutama anak dan perempuan.

Sikap dan dukungan tersebut di antaranya:

Pertama, menyerukan untuk segera menghentikan perang, penjajahan, genosida, dan semua tindakan yang telah menyebabkan hilangnya lebih dari 11.000 nyawa, hilangnya tempat tinggal, rasa aman, kemerdekaan, juga kehormatan setiap manusia, termasuk mereka yang lemah (dhuafa) atau dijadikan lemah oleh keadaan (mustadh’afin) di wilayah perang manapun, khususnya di Gaza.

Kedua, mendesak PBB dan OKI serta lembaga-lembaga antar negara lainnya, agar menggunakan segala perangkatnya untuk menegakkan hak asasi manusia dan merealisasikan solusi dua negara demi perdamaian yang sejati dan berkeadilan.

Ketiga, mendesak PBB agar mengirimkan pasukan perdamaian ke Gaza, memastikan jaminan perlindungan warga sipil termasuk perempuan dan anak, melindungi fasilitas publik seperti rumah sakit dan sekolah dari pengeboman dan penghancuran, serta memastikan tersalurkannya bantuan kemanusiaan serta terbukanya blokade dan pengepungan total jalur Gaza oleh Israel.

Keempat, meminta kepada negara-negara di dunia untuk tidak memperpanjang perang dengan tindakan. Maupun pernyataan apapun yang bertujuan mendukung penjajahan Israel pada Palestina.

Kelima, mendukung Pemerintah Indonesia yang telah terus-menerus dan bersiteguh mengupayakan berbagai langkah diplomatik dan kemanusiaan untuk menghentikan konflik dan perang. Serta mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina, menunjukkan simpati dan mengorganisir bantuan kemanusiaan kepada bangsa Palestina.

Melakukan Konsolidasi

Keenam, menyerukan kepada para tokoh agama berpengaruh dari berbagai agama untuk melakukan konsolidasi lintas agama, terus-menerus menyampaikan pesan universal agama tentang perdamaian, kemanusiaan, rahmah, dan cinta kasih. Khususnya kepada para pemimpin politik dan militer sesuai agamanya masing-masing. Sehingga ajaran agama tidak menjadi legitimasi melakukan genosida, pembunuhan, pengusiran, kekerasan, dan kekejaman. Serta tindakan tidak manusiawi lainnya kepada pihak-pihak yang berbeda.

Ketujuh, menyerukan kepada kekuatan masyarakat sipil di seluruh dunia. Termasuk perempuan dan ulama perempuan, agar mengambil peran sesuai kapasitas masing-masing, secara mandiri maupun berjejaring. Hal ini demi mendorong terwujudnya perdamaian dan mengakhiri penjajahan serta genosida terhadap bangsa Palestina.

Kedelapan, mengajak seluruh umat beragama agar senantiasa berdoa kepada Allah SWT, Tuhan YME, agar membukakan mata hati para pemimpin dan menggerakkan semesta untuk mengakhiri perang dan membangun jalan damai secara adil, beradab dan bermartabat bagi setiap manusia, bangsa dan negara.

Kesembilan, mengajak seluruh komponen bangsa Indonesia dan warga dunia agar tidak kenal lelah membantu korban perang dengan memperhatikan keperluan khasnya. Seperti keperluan khas perempuan, anak, lansia, kelompok disabilitas, dan kelompok rentan lainnya.

Kesepuluh, mengajak seluruh umat Islam untuk istiqamah melakukan ikhtiar spiritual yang ikhlas, khusyuk dan penuh harap (raja’) kepada Allah. Antara lain dengan doa, qunut nazilah, istighotsah, shalat ghaib, dll., untuk perdamaian dan kemerdekaan Palestina.

Kesebelas, mendorong peran ulama perempuan untuk melakukan berbagai ikhtiar demi penghentian perang, terwujudnya perdamaian dan Palestina merdeka. Bsik di ruang khidmahnya masing-masing, baik ikhtiar kultural, sosial, maupun spiritual. []

Tags: anakdekatGazamelihatNasibPalestinaperempuan
Muflihah

Muflihah

Saya adalah Mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon.

Terkait Posts

Peran Aisyiyah

Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan

20 Mei 2025
Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas

Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama

20 Mei 2025
Inses

Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

17 Mei 2025
Dialog Antar Agama

Merangkul yang Terasingkan: Memaknai GEDSI dalam terang Dialog Antar Agama

17 Mei 2025
Inses

Inses Bukan Aib Keluarga, Tapi Kejahatan yang Harus Diungkap

17 Mei 2025
Kashmir

Kashmir: Tanah yang Disengketakan, Perempuan yang Dilupakan

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kebangkitan Ulama Perempuan

    Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman
  • Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version