Mubadalah.id – Secara historis kedudukan perempuan sebelum datangnya Islam tak terafirmasi masyarakat perihal perannya. Acapkali manusia menganggapnya tak berguna bahkan hina.
Kemudian datanglah ajaran Nabi Muhammad SAW dengan memberikan pengaruh signifikan dan revolusioner membawa perubahan menjunjung tinggi harkat martabat perempuan. Sehingga kedudukan perempuan mendapatkan keadilan, kesetaraan, bahkan kemuliaan.
Klaim Terhadap Perempuan
Fenomena di atas mengidentifikasikan bahwa sejarah perempuan untuk mencapai kesejahteraan membutuhkan rentang waktu panjang. Tetapi hingga sekarang stigma yang menganggap perempuan bukan sebagai subjek manusia seutuhnya belumlah merata.
Hal ini menandakan ketidakstagnansian sistem patriarki dalam masyarakat dari sebelum datangnya Islam sampai zaman sekarang. Cara pandang yang terus melekat pada perempuan lebih identik dengan sebutan “kasur, dapur, sumur”. Sehingga kaca mata perihal perempuan teranggap remeh.
Padahal jika memahami dengan konteks secara luas, maka seyogyanya tumpuhan peran yang perempuan emban sangatlah berat. Apalagi tugas dalam mendidik anaknya, perempuan harus terbekali dengan ilmu yang memadai. Walaupun secara mubadalah tugas pengasuhan anak dapat terbebankan oleh masing-masing suami istri dalam keluarga. Akan tetapi, seorang ibu adalah madrasah pertama bagi anak sejak dalam kandungannya.
Pentingnya Perempuan Berpendidikan
Pendidikan perempuan menjadi cikal bakal agen yang membawa perubahan bangsa dalam mencerdaskan anak. Apabila menelisik secara mendalam, perempuan yang berpendidikan tinggi menjadi ibu rumah tangga tentu mempunyai perbedaan dalam memberikan pendidikan parenting kepada anak.
Namun acapkali anugerah pendidikan perempuan tersebut masih belum sepenuhnya masyarakat sadari. Padahal integritas perempuan yang berpendidikan berdampak sangat pesat bagi kecerdasan seorang anak.
Perempuan yang berpendidikan tentu mempunyai tujuan utama terhadap anaknya. Yaitu mampu memberikan pendidikan yang terbaik kepada anak supaya menjadi anak yang berkualitas dari segi kecerdasan maupun attitude yang baik.
Penerapan norma-norma tersebut juga terhindar dari bentuk penyimpangan masyarakat yang berdampak negatif. Seorang perempuan yang berpendidikan tinggi hakikatnya bukan hanya menginginkan kesuksesan pada dirinya, tetapi mampu memberikan masa depan yang cerah kepada anaknya.
Tapi sayangnya, sampai sekarang perempuan yang berpendidikan tinggi tetap dianggap sebagai hal yang tidak ada dampak positif dalam berkembang tumbuhnya anak.
Maka, sangat tepat apabila seorang perempuan dalam menjalankan peran sebagai ibu rumah tangga disebut sebagai agen penopang kecerdasan terhadap anak. Yang terpenting ilmu parenting education yang orang tua miliki, khususnya ibu harus terus teraplikasikan dalam mendidik anak supaya nantinya tumbuh secara kontemplatif sesuai dengan harapan orang tua.
Peran pendidikan tinggi terhadap perempuan juga dapat menjadi dobrakan terhadap masyarakat yang masih berpikiran sempit dan patriarki terkait urgensi mendidik anak dengan ilmu. Jelas terdapat perbedaan yang menjurus antara mendidik anak dengan ilmu dan tidak dengan dasar ilmu.
Uraian tulisan ini tentunya mengingatkan bahwa salah satu cara mencerdaskan anak juga tidak luput dari peran pendidikan yang ibu berikan kepada anaknya.
Peran Perempuan Terhadap Anak
Perempuan mempunyai peran yang signifikan dalam membangun karakter anak. Secara Naluriyah, ikatan batin seorang ibu dan anak mencakup proporsi yang tinggi. Hal tersebut karena seorang ibu yang membesarkan anaknya dalam kandungan menjadi satu keutuhan dalam satu badan. Sehingga waktu mengandung anak, makanan yang ibu konsumsi dapat berpengaruh dalam kesehatan, keamanan, dan kecerdasan bagi anak.
Memilih dan memilah makanan yang bergizi halalal thoyyibah juga menjadi bentuk kejelihan tersendiri bagi perempuan. Dengan begitu, perempuan menjadi kunci rahasia yang utama dalam pembentuk perkembangan anak.
Tidak heran, apabila seorang perempuan khusunya ibu rumah tangga terkatakan sebagai penopang kecerdasan anak. Tidak hanya berpengaruh didikan setelah melahirkan, tetapi memberikan perawatan dengan pengetahuan dalam waktu masih kandungan juga sangat berpengaruh pada hasil kecerdasan anak.
Dengan demikian, menjadi sosok perempuan yang menampung ilmu pengetahuan adalah suatu keharusan. Karena bagaimanapun status perempuan sangat penting dan berpengaruh dalam agama maupun negara. Tidak adanya perempuan, maka tidak akan lahirlah seorang anak.
Begitupun dengan tidak adanya sosok perempuan yang dapat mendidik anaknya dengan baik, maka kemungkinan besar tidak ada generasi penerus bangsa dan agama yang sesuai harapan. Semangat untuk menjadi perempuan dimanapun dan kapanpun. Wallahu A’lam Bishawab. []