• Login
  • Register
Sabtu, 5 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Fatimah Bint Al Mutsanna; Guru Ibnu Arabi

KH. Husein Muhammad KH. Husein Muhammad
28/05/2020
in Hikmah
0
77
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Banyak di antara kita yang mengenal Muhyiddin Ibn Arabi, seorang ulama yang disematkan kepadanya gelar “al-Syeikh al-Akbar”, guru terbesar. Gagasannya tentang “Wahdah al-Wujud”, Kesatuan Eksistensi, menjadi perbincangan kontroversial sepanjang zaman.

Tetapi berapa banyak orang yang tidak mengenal dari mana ilmu pengetahuan dan pemikirannya yang demikian luar biasa itu?. Bagaimana beliau memberikan penghormatan yang demikian tinggi kepada perempuan?

Ternyata Ibn Arabi adalah santri dari seorang perempuan bernama Fatimah bint al Mutsanna al-Qurthubiyah. Dialah salah satu gurunya yang mengajarkannya pengetahuan esoterik yang begitu luas dan mendalam. Pengalaman hidup Fatimah yang penuh derita mengantarkannya pada pengetahuan esoterik yang mendalam.

Fatimah bint al-Mutsanna lahir di Kordoba, Spanyol. Dia memulai perjalanan spiritualnya sejak kecil. Dia seorang perempuan miskin. Untuk menghidupi dirinya dia bekerja menjahit, tetapi kemudian tangannya mengalami kecelakaan sehingga tidak bisa lagi menjahit dan kehilangan pekerjaan. Dia menjalani hidupnya dengan sangat berat. Untuk makan sehari-harinya dia mengambil sisa-sisa makanan orang kaya. Dia menjadi pemulung makanan dari tempat pembuangan sampah.

Tetapi betapa menarik dan indahnya, meskipun demikian, dia tetap bersyukur atas nikmat yang diberikan Tuhan kepadanya. Dia selalu memuji Tuhan. Dia memandang bahwa Tuhan sedang menguji dirinya sejauh mana keimanannya kepada Tuhan.

Baca Juga:

Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh

Tahun Baru Hijriyah: Saatnya Introspeksi dan Menata Niat

Pesan Pram Melalui Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer

Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak

Hari-harinya dijalani dengan sikap menerima (Qana’ah), sabar, pasrah (tawakkal) kepada Tuhan sambil terus belajar melalui permenungan-permenungan mendalam tentang segala peristiwa kehidupan. Fatimah akhirnya menjadi tokoh besar dalam dunia spiritualisme atau sufisme.

Ibnu Arabi belajar kepadanya saat masih muda. Sementara Fatimah sudah berusia 90 tahun. Ibn Arabi menjadi santri dan mengabdi pada Fatimah selama beberapa tahun. Bahkan bersama dua orang temannnya yang juga santri Syeikhah Fatimah membangun rumah sederhana dari bambu untuk tempat tinggal gurunya itu.

Kesaksian Ibn Arabi

Ibnu Arabi memeroleh pencerahan intelektual dan spiritual dari Fatimah ini. Katanya tentang gurunya itu : “Kanat Rahmah li Hadza al-‘Alam”, Dia hadir membawah “rahmat” bagi dunia.

Katanya lagi : “Dia perempuan perawan, pribadinya sangat menarik. Kata-kata yang keluar dari bibirnya begitu teratur dan indah. Dia seorang perempuan ulama yang sangat rajin beribadah, yang bersahaja (ugahari), dan rendah hati. Dia adalah matahari di antara para ulama dan taman surga para begawan sastra. Ilmunya adalah perilakunya.”

Suatu hari Fatimah mengatakan: “Kekasihku (Allah) memberiku Fatihah. Lalu aku membacanya untuk suatu hal. Maka hal itupun ada, mewujud”.

Sufi perempuan besar itu wafat tahun 127 H tanpa meninggalkan karya apa-apa dan tidak juga meninggalkan kemewahan atau istana. Yang dia tinggalkan adalah warisan yang hidup abadi. Yaitu seorang manusia cemerlang, sang sufi besar yang namanya terus disebut sebagai “al-Syeikh al-Akbar”, guru terbesar : Muhyiddin Ibnu Arabi, sang legendaris. Tokoh ini menuliskan pikiran-pikiran dan pengalaman sufisme dalam ratusan buku.

Fatimah binti al-Mutsanna dikuburkan di daerah Siddah al-Hindiyah, dekat kota Al-Musayyab, di Propinsi Karbala, Irak. []

KH. Husein Muhammad

KH. Husein Muhammad

KH Husein Muhammad adalah kyai yang aktif memperjuangkan keadilan gender dalam perspektif Islam dan salah satu pengasuh PP Dar al Tauhid Arjawinangun Cirebon.

Terkait Posts

Oligarki

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

4 Juli 2025
Islam Harus

Mengapa Islam Harus Membela Kaum Lemah?

3 Juli 2025
Laki-laki dan Perempuan dalam fikih

Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?

3 Juli 2025
Perceraian untuk

Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

2 Juli 2025
Perceraian dalam

Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan

1 Juli 2025
Fikih Perempuan

Fikih yang Kerap Merugikan Perempuan

1 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Rumah Tak

    Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pesan Pram Melalui Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tahun Baru Hijriyah: Saatnya Introspeksi dan Menata Niat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh
  • Tahun Baru Hijriyah: Saatnya Introspeksi dan Menata Niat
  • Pesan Pram Melalui Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer
  • Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak
  • Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID