• Login
  • Register
Rabu, 21 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Kriteria Memilih Guru Menurut Imam Az-Zarnuji

Imam Az-Zarnuji dalam kitab Ta’lim Muta’alim telah memberikan kisi-kisi bagaimana kriteria memilih guru yang baik

Khairun Niam Khairun Niam
03/02/2024
in Hikmah
0
Kriteria Memilih Guru

Kriteria Memilih Guru

1.2k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Beberapa waktu lalu saya sempat ditelfon oleh seorang kolega dari Kalimantan. Sebagai orang yang sedang berdomisili di Kota Gudeg, dia bertanya kepada saya terkait pondok pesantren di Yogyakarta yang bagus secara kuantitas dan mapan secara fasilitas. Kemudian saya menyebutkan beberapa pondok pesantren yang cukup recomended untuk orang dengan ekonomi menengah ke atas seperti beliau ini.

Obrolan kami tidak terlalu lama bahkan terbilang sangat singkat. Karena saya sendiri tidak terlalu banyak mengetahui terkait pondok pesantren modern di Yogyakarta, selain pondok pesantren yang sudah populer dan dikenal cukup luas baik secara regional atau nasional.

Percakapan singkat tadi membuat saya sedikit berpikir bahwa fenomena yang terjadi pada masyarakat hari ini adalah dalam menuntut ilmu masih banyak yang melihat seberapa besar popularitas sebuah lembaga pendidikan.

Padahal substansi dari sebuah lembaga pendidikan tidak kita lihat dari seberapa besar bangunannya, berapa banyak siswa/i nya dan seberapa bagus fasilitasnya. Tetapi yang kita lihat adalah bagaimana kualitas keilmuan dari siswanya dan guru-gurunya. Selain itu, penting juga untuk menilik kriteria memilih guru yang mumpuni.

Media dan Munculnya Ustad Medsos

Selaras dengan apa yang telah penulis sebutkan di atas, hari ini media mempunyai peran yang cukup signifikan dalam meningkatkan popularitas sebuah lembaga pendidikan. Tidak hanya itu, perkembangan teknologi yang semakin pesat membuat orang lain dengan mudah mencapai popularitas tersebut.

Baca Juga:

Nyai Badriyah Fayumi: Banyak Sahabat Perempuan Menjadi Periwayat Hadis, Guru dan Ulama Besar

Pemecatan Personel Sukatani: Kebebasan Berekspresi dan Ketidakadilan Gender dalam Pendidikan

Guru Tidak Boleh Membuat Soal Ujian Sekolah yang Tidak Akesesibel terhadap Penyandang Disabilitas

Film Freedom Writers: Tak Apa Menjadi Perempuan Biasa

Dengan kecanggihan media sosial, kita tidak perlu lagi datang ke pengajian yang tempatnya lumayan jauh. Cukup dengan membuka youtube, facebook, dan media sosial lainnya kemudian duduk santai sambil mendengarkan. Sangat simpel, sebab hari ini semua telah tersedia oleh media sosial. Kita hanya tinggal menikmati saja.

Di sisi lain, penggunaan media sosial yang cukup masif juga memunculkan berbagai problematika, salah satu di antaranya adalah munculnya ustaz-ustaz di media sosial yang tidak kita ketahui sanad keilmuannya. Dengan bermodalkan public speaking yang bagus, retorika yang menarik, lantunan al-Qur’an yang indah, justru lebih masyarakat minati hari ini, terutama dari kalangan anak muda.

Berangakat dari fenomena tersebut maka banyak bermunculan istilah seperti kiai google, santri youtube, santri digital dan lain sebagainya. Akibatnya, para ustaz tersebut mendapatkan ruang tersendiri di masyarakat dengan mereka jadikan sebagai panutan tanpa mengetahui latar belakang keilmuannya.

Memilih guru dalam Kitab Ta’lim Muta’alim

Imam Az-Zarnuji dalam kitab Ta’lim Muta’alim telah memberikan kisi-kisi bagaimana kriteria memilih guru yang baik. Menurut beliau terdapat tiga kriteria utama dalam memilih guru untuk menuntut ilmu.

Pertama, A’lam (lebih alim). Pada kriteria pertama ini kita utamakan untuk mencari guru yang ‘alim. Maksud ‘alim di sini adalah orang yang mempunyai pengetahuan yang luas dan menguasai terhadap ilmu tersebut. Hal ini karena dalam mencari yang kita tuju adalah pengetahuannya.

Ini adalah sebuah perinsip yang sangat penting karena akan berkaitan dengan sanad keilmuan. Karena pada hakikatnya substansi seorang guru adalah pengetahuan dan ilmunya. Namun, hari ini kealiman seseorang hanya terlihat dari seberapa banyak jamaahnya, santrinya, dan quote yang bersliweran di media sosial.

Namun, bukan berarti penulis meragukan kealiman seseorang ustaz atau kiai yang telah populer di media sosial. Tetapi tidak dapat kita pungkiri bahwa hal ini memang terjadi di masyarakat, di mana masih banyak yang melihat popularitasnya daripada keilmuannya.

Kedua, wira’i artinya yang selalu menghindari barang-barang syubhat. Pada opsi yang kedua ini ada anjuran untuk mencari guru yang wara’. Saran lain untuk mencari guru yang wira’i adalah karena terkadang banyak yang berilmu tetapi masih korupsi. Selain itu mereka menunjukkan kegemerlapan dan kemewahan. Maka, dengan demikian penting kiranya untuk memilih guru yang sederhana.

Guru: Digugu lan Ditiru

Ketiga, ansa (sepuh). Jika dua opsi di atas sudah dimiliki maka opsi yang ketiga adalah sepuh atau yang sudah tua. Pada kriteria ini kita ibaratkan buah kelapa yang semakin tua maka semakin banyak pula santannya. Pengalaman yang sudah malang melintang dalam dunia keilmuan akan membuatnya tampak lebih sarat dengan hikmah dan kebijaksanaan. Sehingga dapat menuntun seseorang menuju jalan kebenaran.

Imam Abu Hanifah ketika memutuskan untuk berguru kepada Syekh Hammad bin Abi Sulaiman dengan alasan karena beliau merupakan orang yang sepuh, bijaksana, sabar, dan berpengetahuan luas. Seperti pribahasa yang cukup familiar kita dengar terkait guru adalah, “guru kencing berdiri, murid kencing berlari”. Adapun makna dari pribahasa tersebut yakni apapun perbuatan yang seorang guru lakukan, maka akan ditiru oleh murid-muridnya.

Oleh sebab itu menjadi guru bukanlah satu hal yang mudah. Karena setiap perbuatan yang ia lakukan akan menjadi contoh bagi murid-muridnya. Sebagaimana dalam filosofi Jawa guru adalah digugu lan ditiru. Oleh karenanya dalam mencari guru tiga kriteria tersebut harus lebih kita utamakan. Sebab bentuk simbolisasi seorang guru terlihat dari keilmuan, akhlak dan kesehariannya, bukan dari followers dan popularitasnya. Wallahua’lam. []

Tags: guruImam az-ZarnujiKriteria Memilih GuruTa'lim muta'alim
Khairun Niam

Khairun Niam

Santri yang sedang belajar menulis

Terkait Posts

KB

KB dalam Pandangan Riffat Hassan

20 Mei 2025
KB

KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

20 Mei 2025
KB dalam Islam

KB dalam Pandangan Islam

20 Mei 2025
Bersyukur

Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

19 Mei 2025
Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bangga Punya Ulama Perempuan

    Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman
  • Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version