• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Melihat Lebih Dekat Praktik Pengelolaan Sampah di Pesantren Kebon Jambu Al-Islamy

Strategi pengurangan sampah yang pertama kali dilakukan itu adalah dengan mengedukasi kepada seluruh santri

Melati Surya Barita Melati Surya Barita
09/03/2024
in Pernak-pernik
0
Praktik Pengelolaan Sampah

Praktik Pengelolaan Sampah

721
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Beberapa bulan yang lalu, Pondok Pesantren Kebon Jambu Al-Islamy Babakan Ciwaringin Cirebon tengah melakukan program praktik pengelolaan sampah. Untuk mendukung program tersebut, 4 orang perwakilan dari santri mengikuti pelatihan Pesantren Ekosistem Madani Atasi Sampah “Pesantren Emas” di Kelurahan Pangungharjo, Yogyakarta.

Alasannya adalah, karena sampah yang menumpuk menjadi salah satu penyebab tercemarnya lingkungan, bahkan menjadi tempat bersarangnya penyakit, dan mengganggu kondusifitas dalam pembelajaran.

Edukasi Pengurangan Sampah

Strategi pengurangan sampah yang pertama kali dilakukan itu adalah dengan mengedukasi kepada seluruh santri. Di mana mereka wajib mempunyai wadah makan dan Tumbler dan bisa memahami tentang pemilihan sampah. Pengurus kebersihan mengarahkan santri  untuk mulai memilah sampah menjadi 4 bagian.

Yakni sampah organik, anorganik, residu dan rongsok (barang bekas). Setiap komplek dan tempat umum yang berada di pondok, tersedia  sekitar 2-3 buah tempat sampah untuk memudahkan santri dalam memilahnya.

Shock Therapy dan Tirakat Plastik

Selain itu, edukasi juga berlaku pada warung yang ada di pondok agar tidak menyediakan plastik sekali pakai seperti kresek dan plastik es. Tim pengolahan sampah juga membuat suatu gerakan yang bernama shock therapy selama 1 minggu dengan menyediakan 1 kresek untuk tiap santri.

Baca Juga:

Menilik Kiprah Ulama Perempuan dalam Menguatkan Hak Penyandang Disabilitas

Tamasya “Wisata” Kota Sampah dan Pandangan Kritis Seyyed Hossein Nasr

Membaca Ensiklik Katolik Laudato Si’ Menggunakan Perspektif Mubadalah

Lailatul Qadar adalah Pesan Pelestarian Lingkungan

Selama 1 hari mereka menampung sampah masing-masing di kresek tersebut dan pembuangan sampah mereka lakukan secara serentak sesuai dengan jenis sampahnya pada malam hari mulai pulul 22.00 hingga 23.00 WIB. Harapan dari tindakan tersebut ialah agar santri bisa memiliki kesadaran sampah dan lingkungannya sendiri yang menjadi tanggung jawab bersama sehingga tidak hanya mengandalkan kebersihan saja.

Pada haflah akhirussanah tahun ini, Pondok Kebon Jambu mengangkat tema “Lestari Bumi Pertiwi”. Beberapa hari sebelum pelaksanaan haflah, santri putra maupun putri ikut meramaikan acara karnaval dengan mengkreasikan sampah menjadi beragam bentuk yang unik dan menarik.

Dalam pelaksanaan haflah pun, wali santri mereka perkenankan  untuk membawa tumbler sehingga kebiasaan ini tidak hanya tertanam pada santri, tetapi juga pada wali santri.

Tidak hanya itu, pelaksanaan musabaqah juga membawa tema yang ramah pada lingkungan. Sehingga, penilaian kebersihan dan pemilahan sampah di setiap kamar menjadi referensi untuk penilaian kejuaraan kamar terbersih. Hal ini tidak lain untuk terus mendorong santri memiliki karakter yang peduli dan ramah pada lingkungan.

Sedekah Sampah

Pada acara halaqah sedekah sampah, Dr. Faqihuddin Abdul Kodir menjelaskan makna dari istilah “Sedekah Sampah”. Mengapa kemudian sampah disedekahkan? Bagaimana caranya? Beliau mengawali penjelasannya dengan menyebut salah satu dari hadits Nabi Muhammd Saw, كُلُّ مَعْرُوْفٍ صَدَقَةٌ, bahwa segala hal yang baik akan bernilai sedekah.

Praktiknya ialah dengan mengelola sampah dengan baik seperti dengan menjadikan sampah organik menjadi pupuk tanaman. Dengan demikian, sampah tersebut dapat menyuburkan tanaman, menyuburkan tanah, dan tanaman yang dihasilkan juga dapat mereka konsumsi maupun dijual.

Laboratorium Pengelolaan Sampah “Lestari Jambu”

Belum lama ini, Ibu Nyai Masriyah Amva meresmikan Laboratorium Pengelolaan Sampah “Lestari Jambu”. Peresmian tersebut berlangsung setelah acara Halaqah Sedekah Sampah. Halaqah Sampah tersebut, merupakan kolaborasi antara Pesantren Emas, Fahmina Institute, dan Pondok Kebon Jambu Al Islamy.

Sembari berlangsungnya peresmian, Ibu Nyai Masriyah Amva memiliki harapan besar agar tempat tersebut dapat menjadi sekolah dan madrasah bagi orang-orang yang ingin belajar mengelola sampah.

Laboratorium tersebut merupakan wadah bagi para santri yang mengelola sampah. Sejak dari kamar, santri sudah terbiasa  untuk memilah sampah dan di laboratorium inilah sampah akan benar-benar terpilah. Sampah akan  mereka pisahkan  sesuai dengan jenisnya masing-masing.

Pada hari kedua dalam pelaksanaan workshop pengelolaan sampah, beberapa santri dari berbagai pesantren yang menjadi peserta mengunjungi laboratorium tersebut. Mereka menyaksikan sekaligus mempelajari secara langsung proses dari pengelolaan sampah tersebut.

Pengelolaan Sampah Organik

Sebagian dari sampah organik yang basah akan dijadikan pakan untuk budidaya maggot (belatung). Maggot menjadi salah satu cara pengolahan sampah organik yang basah dan kotorannya bernama  dengan kasgot. Kasgot tersebut mereka gunakan untuk  pupuk tanaman. Sedangkan kompos ialah cara mengolah sampah organik yang basah maupun kering dan hasil akhirnya berupa pupuk padat dan cair.

Sampah organik mereka kelola melalui kompos dengan  melalui dua cara. Yaitu  dengan mengumpulkannya pada ember komposter dan pakan ayam sehingga nantinya akan terurai  secara alami.

Melalui berbagai proses pada sampah organik tersebut, hasilnya akan menjadi  pupuk kompos untuk menyuburkan tanaman di Rumah Benih KWT (Kelompok Wanita Tani) Mahmudah milik Nyai-Nyai Babakan. Tanaman tersebut yaitu  terong, sereh, seledri, kangkung dan lain-lain.

Pengelolaan Sampah Anorganik

Para pengurus kebersihan memproses sampah plastik  menjadi Paving Block, dan  mobil DLH (Dinas Lingkungan Hidup) akan mengangkut sampah-sampah residu. Sedangkan sampah rongsok akan mereka jual ke para pengepul sehingga dapat meningkatkan perkembangan ekonomi pesantren. Selain itu, pengurus kebersihan juga membuat kerajinan tangan dari bahan korek api, tutup botol, dan kain yang tidak lagi terpakai.

Dengan melalui banyak pelatihan dan praktik pengelolaan sampah, perlahan santri mulai memiliki kesadaran tentang pentingnya pengelolaan sampah. Hingga kini, santri terbiasa menggunakan tumbler dan tempat makan yang tidak sekali pakai.

Bahkan, para santri mampu memproduksi film dokumenter seputar sampah, yakni pengelolaan hingga pemanfaatannya. Hal ini sebagai salah satu bentuk edukasi, pembentukan karakter, sekaligus dakwah kepada khalayak umum agar ikut serta dalam mewujudkan pribadi serta lingkungan yang bersih dan sehat. []

 

 

 

Tags: Isu LingkunganJaringan KUPIPonpes Kebon JambuPraktik Pengelolaan SampahSampah Plastik
Melati Surya Barita

Melati Surya Barita

Santri dari Ponpes Raudhatul Mujawwidin Jambi dan Pondok Kebon Jambu Al-Islamy. Saat ini tengah menempuh pendidikan Strata 1 di Ma'had Aly Kebon Jambu Cirebon. Menyukai kajian feminis, kelestarian lingkungan, kemanusiaan, dan kepesantrenan.

Terkait Posts

Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Pola Relasi Suami Istri

Pola Relasi Suami-Istri Ideal Menurut Al-Qur’an

17 Mei 2025
Peluang Ulama Perempuan

Peluang Ulama Perempuan Indonesia dalam Menanamkan Islam Moderat

16 Mei 2025
Nusyuz

Membaca Ulang Ayat Nusyuz dalam Perspektif Mubadalah

16 Mei 2025
Poligami dalam

Menggugat Poligami, Menegakkan Monogami

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version