• Login
  • Register
Minggu, 18 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Buku

Self Healing Lewat Membaca, Emang Bisa? 

Banyak orang bisa bangkit dari keterpurukan setelah membaca buku Self Improvement, selama mereka memiliki keinginan untuk sembuh dan tumbuh

Firda Rodliyah Firda Rodliyah
29/03/2024
in Buku
0
Self healing

Self healing

842
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Self healing kini telah marak dilakoni oleh banyak orang. Mengapa mereka merasa butuh melakukan hal tersebut?

Nyatanya, banyak orang yang tidak merasa beruntung. Lahir, tumbuh, dan besar di lingkungan yang kurang mendukung.

Mereka mengalami kecaman selama hidup. Banyak hal buruk yang harus mereka lewati dengan tertatih-tatih. Dan mereka sendirian.

“Orang yang paling kupercaya sekalipun tak bisa memberikan jawaban yang pas atas problema yang sedang kualami.” Begitulah apa yang salah satu teman kerja saya katakan saat berada di kantor.

“Aku terus berpikiran buruk tanpa sebab. Banyak bisikan menumpuk di kepala. Terkadang aku sampai stres sendiri, dan melampiaskan kemarahan kepada anakku.” Lanjutnya.

Baca Juga:

Herland: Membayangkan Dunia Tanpa Laki-laki

Membaca Ulang Ayat Nusyuz dalam Perspektif Mubadalah

Mengapa Waktu Berlalu Cepat dan Bagaimana Mengendalikannya?

Cara Membaca Ayat Kesaksian Perempuan Menurut Ibnu Rusyd dan Ibnu Al-Qayyim

Ia bercerita panjang lebar tentang problematika hidupnya. Baik dari masalah keluarga di masa lampau, hingga apa-apa yang akhirnya membuatnya tumbuh menjadi sosok dewasa yang takut untuk berbuat salah.

“Ada yang salah dengan inner child-ku.” Ia sadar bahwa masa kecilnya mengalami luka yang dalam karena kurang tepatnya pola asuh orang tua. Ia sadar, orang tuanya demikian juga karena pola asuh nenek kakeknya dulu. Namun ia tetap menyalahkan, mengapa ia harus jadi korban selanjutnya?

Berkontemplasi Lewat Buku

Aku tak dapat mengatakan banyak hal untuk menjawab segala cerita panjang yang mengharukan darinya. Lantas aku mencoba merekomendasikan salah satu buku milik Aisyah Dahlan yang berjudul “Self Healing”. Buku yang sempat membuat beberapa orang di sekitar saya merasa tenang dan lebih dekat dengan sang kuasa.

Beberapa hari kemudian, ia akhirnya membeli buku tersebut lewat toko daring. ” Ah, dia punya keinginan untuk sembuh.” Batinku.

Dua minggu kemudian aku memberanikan diri untuk bertanya padanya, bagaimana keadaannya sekarang. Ia mengatakan bahwa buku yang telah kurekomendasikan sedikit banyak mengubah pola pikirnya.

Ia mengeluarkan sebuah tasbih digital berwarna hitam dari tasnya dan melanjutkan, “Rasa-rasanya aku tidak lagi ingin memikirkan berbagai hal yang tidak perlu kuketahui. Aku merasa lebih lega, menyerahkan pikiranku, perasaanku, dan apa yang telah kualami pada Tuhan. Aku juga ingin menghabiskan waktu untuk banyak membaca, dan mengurangi konten-konten yang bisa membuatku kumat lagi.”

Lega rasanya mendengar perubahan telah membawanya dengan pelan. Ia mau berproses, berkontemplasi lewat buku yang telah 3/4 ia baca. Ia sudah mau bangkit, dan menjalani alur kisahnya yang -semoga saja- lebih baik.

Proses Self Healing Lewat Membaca

Terapi membaca dalam bahasa konseling disebut dengan teknik Biblioterapi. Teknik ini dipopulerkan oleh Samuel Crother pada tahun 1917. Sebagaimana namanya sendiri, Biblioterapi menggunakan media buku dengan cara membaca bacaan yang sesuai dengan problematika individu.

Tujuan biblioterapi sendiri adalah untuk coping problem. Yakni menyamakan masalah individu dengan kisah dalam bacaan. Sehingga individu mendapatkan insight baru untuk mengatasi problemnya sendiri. Hal ini dimaksudkan karena tiap problematika yang dialami oleh manusia tidak pernah benar-benar berbeda. Tiap orang akan mengalami suatu peristiwa yang sama, meski tidak persis tokoh, waktu, maupun tempat.

Kesamaan kejadian ini menjadi contoh yang bisa ditiru oleh orang lain kiranya memiliki pengalaman sama. Kuncinya bisa dilihat dari apa yang terjadi, bagaimana alurnya, dan bagaimana orang dalam cerita menyelesaikan problem yang sedang ia alami.

Biblioterapi juga bisa memberikan dukungan pada para pembacanya. Seperti halnya buku “self healing” yang telah saya rekomendasikan pada teman kerja di atas. Kebetulan saya suka dengan cara si penulis dalam menyampaikan pesannya pada pembaca.

Ia seakan sedang mengobrol dengan santun dan tidak menggurui. Memberikan dukungan psikis serta mengarahkan untuk lebih mendekatkan segala hal yang ada pada diri pembaca kepada Tuhan yang Maha Esa.

Dari sinilah saya merasa, bahwa orang yang merasa terpuruk sendirian dengan problematikanya, akan bisa bangun dan hidup kembali jika ia memiliki keinginan yang kuat untuk berubah menjadi lebih baik.

Banyak orang yang bisa bangkit dari keterpurukan setelah membaca buku Self Improvement, selama mereka memiliki keinginan untuk sembuh dan tumbuh. Orang yang demikian ini sama dengan tengah melakukan proses self healing. Melakoninya dengan pelan, dan menjalaninya dengan pasti. []

 

Tags: bukuKesehatan MentalmembacaSelf HealingSelf Love
Firda Rodliyah

Firda Rodliyah

Anggota Puan Menulis

Terkait Posts

Herland

Herland: Membayangkan Dunia Tanpa Laki-laki

16 Mei 2025
Neng Dara Affiah

Islam Memuliakan Perempuan Belajar dari Pemikiran Neng Dara Affiah

10 Mei 2025
Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati

Falsafah Hidup Penyandang Disabilitas dalam “Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati”

25 April 2025
Buku Sarinah

Perempuan dan Akar Peradaban; Membaca Ulang Hari Kartini Melalui Buku Sarinah

23 April 2025
Toleransi

Toleransi: Menyelami Relasi Ketuhanan, Kemanusiaan, dan Keberagaman

23 Maret 2025
Buku Syiar Ramadan Menebar Cinta untuk Indonesia

Kemenag RI Resmi Terbitkan Buku Syiar Ramadan, Menebar Cinta untuk Indonesia

20 Maret 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Inses

    Inses Bukan Aib Keluarga, Tapi Kejahatan yang Harus Diungkap

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Ratu Junti, Sufi Perempuan dari Indramayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menghindari Pemukulan saat Nusyuz
  • Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami
  • Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial
  • Memperhatikan Gizi Ibu Hamil
  • Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version