Mubadalah.id – Kemarin malam, 02.04.24, usai shalat Tarawih, di masjid “Ukhuwah Islamiyah” UI, Depok, ditemani Dr. Bastian Zulyeno, Kaprodi FIB, aku menyampaikan “Trilogi Islam” : Iman, Islam dan Ihsan, sebagaimana disebut dalam “Haduts Jibril”.
Aku gambarkan Trilogi itu bagai komponen sebuah pohon : Akar, Batang dan Buah. Akar adalah Keyakinan akan Tuhan Yang Esa dan alam metafisis. Batang adalah aturan, jalan, acara menuju Tuhan. Buah itu bagai cita-cita agama atau “Maqashid al Syari’ah”. Yakni Nilai-nilai Kemanusiaan Universal. Dan ini menjadi bekal pulang menuju Tuhan. “Inna Lillah wa Inna ilaihi Raji’un”. Kita semua milik Tuhan dan Kita akan Kembali kepada-Nya.
Lalu Tuhan menyarankan agar mengajak manusia ke jalan itu sambil memberikan cara atau metode teknis mengajak manusia ke jalan-Nya.
اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ
Artinya: “Ajaklah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah, (kearifan, bijaksana), pesan yang baik, dan berdiskusilah dengan cara yang terbaik. Sesungguhnya Tuhanmu yang lebih mengetahui siapa-siapa yang keliru jalan dan Dialah yang lebih mengetahui siapa-siapa yang berjalan di atas kebenaran.” (QS. an-Nahl, ayat 125).
Kepada Nabi, Allah mengatakan :
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلْقَلْبِ لَٱنفَضُّوا۟ مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَٱعْفُ عَنْهُمْ وَٱسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى ٱلْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُتَوَكِّلِينَ
Artinya: “Maka berkat anugerah Kasih Allah, engkau (Muhammad) berkarakter lembut dan santun terhadap mereka. Andai engkau keras kepala dan berhati kasar, niscaya mereka lari darimu. Maka maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan apapun. Lalu apabila engkau telah sepakat, maka pasrahkan kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang tulus.” (QS. Ali Imran, ayat 159).
Aku menyampaikan :
الخلق كلهم عيال الله. واحبهم اليه انفعهم لعياله
Artinya: “Semua makhluk itu keluarga Tuhan. Yang paling dicintai-Nya adalah dia yang banyak memberi manfaat bagi keluarga nya.”
Maka :
علينا ان نتعلم العيش معا كاخوة
Artinya, “Seyogyanya kita belajar bersama sebagai saudara.”
Kemudian, Allah mengatakan :
انما المؤمنون اخوة
“Sesungguhnya orang-orang yang percaya kepada Tuhan adalah saudara.”
Dan Nabi saw, bersabda :
مثل المؤمنين في توادهم وتراحمهم وتعاطفهم كمثل الجسد إذا اشتكى منه عضو تداعى له سائر الجسد بالسهر والحمى
Artinya: “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, menyayangi, berbelas kasih terhadap sesama, ibarat satu jasad. Apabila anggota badan ditimpa sakit, seluruh badan lainnya akan merasakan sakit.” (HR. Muslim). []