Mubadalah.id – Israel Laknatullah semakin menggila. Tanpa perasaan, tanpa belas kasih, aksi genosida terhadap warga Palestina terus berlanjut. Anak-anak terpanggang tanpa ada rasa iba, kepala-kepala terpenggal, tak ada habisnya. Jerit tangis warga Palestina, seolah menjadi lagu favorit hewan-hewan durjana yang menumpang di dalam badan berbentuk manusia ini. Bahkan hewan mungkin tak kan sudi disamakan dengan orang-orang Israel laknatullah ini.
Saat warga Palestina terus mencari perlindungan, hingga sampailah mereka di persinggahan terakhir tanah Rafah, yang dikira aman ternyata nihil, genosida terus berlanjut, semakin sadis dan semakin kejam.
Aksi kemanusian terus bertebaran, salah satu yang sedang ramai saat ini adalah dengan membantu Palestina Dengan Ikut Menyuarakan “All Eyes On Raffah”.
Aksi kemanusiaan ini, terlaksana melalui media sosial, karena hanya dengan inilah kita bisa ikut bergerak membantu saudara-saudara kita di Palestina mendapatkan perhatian.
Dimanakah Rafah?
Melansir CNBC Indonesia, Rafah adalah wilayah perbatasan antara Jalur Gaza dan Mesir. Di sisi Palestina, Rafah adalah nama gubernur paling selatan di Gaza dan ibu kotanya, serta nama penyeberangan ke Sinai di Mesir. Di sisi Mesir, Rafah adalah sebuah kota di provinsi Sinai Utara.
Rafah Palestina memiliki luas 64 km persegi (25 mil persegi). Ketika Israel menyerang Gaza selama tujuh bulan terakhir, semakin banyak orang yang tergiring ke sana oleh pasukan Israel yang terus menjanjikan keamanan di selatan, namun hal ini tidak pernah terwujud.
Melansir kilascimahi.com Rafah adalah sebuah kota perbatasan yang menjadi tempat satu-satunya pengungsian oleh warga-warga Palestina.
Melalui Rafah inilah penyaluran bantuan terhadap warga Gaza tersalurkan, sehingga jika wilayah Rafah di bombardir Israel, maka seluruh pengungsi tidak akan bisa kemana-mana dan akan terjebak di wilayah setempat.
Kekejaman Zionis Israel yang Terus Menggila
Kaum Israel adalah pendusta sejati. Pecundang sepanjang masa, pembunuh paling ulung dan makhluk paling biadab di sepanjang sejarah. Keamanan yang mereka janjikan di tanah Rafah adalah omong kosong.
Mereka justru semakin menggila di sana, tepatnya pada Senin (27/5), Israel melakukan puncak penyerangan di Kota Rafah sehingga menyebabkan puluhan korban jiwa dan luka-luka yang merupakan mayoritas perempuan dan anak-anak.
Serangan Israel pun terus berlanjut hingga Selasa (28/5) yang kembali menelan banyak korban.
Aksi “All Eyes On Rafah”
Karena kebiadaban yang mereka lakukan ini, tentu membuat Israel kembali menjadi sorotan dunia. Salah satunya adalah melalui gerakan “All Eyes On Rafah” yang tengah ramapi menjadi tagar postingan di berbagai sosial media.
Dengan adanya seruan aksi ‘All Eyes On Rafah’ ini tentu semua pembela Palestina berharap kejahatan yang dilakukan oleh Israel segera berhenti.
Ini bukan hanya tentang persoalan perebutan wilayah ataupun penjajahan melainkan tentang persoalan kemanusiaan.
Aktivis kemanusiaan dari berbagai belahan dunia pun turut mengkecam dan menyoroti aksi genosida yang terus-menerus Israel lakukan terhadap Palestina hingga saat ini.
Bersuaralah untuk Palestina, Mereka Juga Berhak Merdeka
Kita terus bisa bersuara untuk mereka, minimal lewat postingan-postingan yang akan menjadikan Palestina sorotan dunia. Hanya lewat inilah kita bisa ikut berperang, karena jika mengajukan diri untuk ikut mengangkat senjata, rasanya tidak mungkin.
Teruslah bersuara, karena mereka juga berhak untuk merdeka. Teruskan serukan aksi bela Palestina, hingga mereka mendapatkan kemerdekaannya.
Terus upayakan aksi boikot, terhadap produk yang terafiliasi pro Israel, agar ekonomi para durjana ini tumbang. Teruslah bersuara. Free Palestine!
Semoga perdamaian dunia segera terwujud dan jerit tangis warga Palestina segera tergantikan dengan kemerdekaan. []