Mubadalah.id- Artificial Intelegence (AI) atau kecerdasan buatan jadi alat yang tidak asing lagi bagi semua orang saat ini. AI hidup berdampingan dengan manusia yang mengembangkannya begitu cepat. AI bahkan membantu manusia dalam berbagai hal, pekerjaan yang dikerjakan semakin cepat dan mudah. Walau juga banyak kasus penyalahgunaan AI dari plagiasi hingga kasus penipuan.
AI sangat bergantung pada algoritma yang mereka tangkap dari pencarian dan akses kita terhadap dunia digital. Penggunaan AI sebenarnya punya manfaat yang sangat banyak. Misal, dalam pembuatan konten visual, copywriting bahkan mencari sumber terpercaya sebagai rujukan penelitian.
Kinerja AI Dalam Konseling
Pesatnya perkembangan AI juga mencakup pada penyelesaian persoalan tertentu dalam kehidupan manusia, salah satunya dalam pemberian layanan konseling. Konseling sendiri merupakan pemberian bantuan pada individu atau kelompok yang bertujuan untuk menyelesaikan permasalahannya.
Biasanya, konseling dilakukan oleh guru maupun profesional khusus untuk memberikan solusi maupun tugas khusus untuk pengembangan diri. Tetapi, kini AI yang hadir membuat kita dapat bertanya dan langsung mendapatkan jawaban melalui fitur suara maupun teks. Biaya yang dikeluarkan juga sangat minim dalam melakukan konseling dengan AI ini.
Pemberian layanan konseling oleh AI dapat kita lihat sudah menjamur. Mulai dari layanan konseling karir, pendidikan, hingga mengatasi permasalahan depresi. AI berkembang lebih cepat setiap harinya dan membuat suatu yang kita anggap dulu aneh, berubah menjadi hal yang mudah saat ini.
Penggunaan AI dalam hal ini sebenarnya dapat membantu seorang dalam menghadapi masalahnya. Apalagi ketika permasalahan mengenai mental atau depresi dianggap tabu oleh masyarakat sekitarnya. AI dapat melakukan analisis dengan mudah dan cepat dan menentukan terapi atau penaganan yang tepat.
Luasnya Peran AI dalam Hidup Manusia
AI juga dapat menjadi lawan bicara yang menyenangkan dan memberikan feedback yang kita inginkan. Dengan pembelajaran melalui data dan jawaban yang kita beri, AI bisa saja berkembang lebih pesat dari diri kita. Bahkan, keinginan untuk mengontrol manusia secara langsung dengan teknologi sudah jadi bahan pemberitaan.
Dari adanya kemudahan tersebut, lalu bagaimana peran manusia jika semuanya sudah tergantikan oleh teknologi terkhusus AI? Jawabnya mungkin saja tidak ada peran manusia. Pekerjaan akan hilang untuk manusia. Ketergantungan akan teknologi muncul dan kelamaan manusia bisa jadi punah akan hal ini.
Bisa jadi perkembangan AI yang melebihi manusia itu sudah dekat dengan kita. Bahkan meminta pendapat dengan AI juga hal yang menjadi ketergantungan saat ini. AI menjelma jadi teman yang baik dan tahu apa keinginan manusia yang menggunakannya.
Walau demikian, sebenarnya manusia punya andil penuh dalam mengendalikannya. Pengendalian ini harus dilakukan secara sadar tanpa adanya penolakan terhadap perkembangan teknologi itu sendiri.
Manusia Pegang Kendali Penuh
Peran manusia justru lebih penting dalam perkembangan teknologi ini. Teknologi yang perkembangannya sangat pesat harus selaras dengan pemahaman moral dan pendidikan dalam masyarakat. Perkembangan teknologi dan moral tadi harus berjalan selaras dan beriringan. Dalam hal ini, kita sebagai manusia harusnya tetap menjunjung martabat dan melakukan pengendalian.
Memang tidak menutup kemungkinan kerakusan menyebabkan AI ada dan tercipta. Walau kehadirannya sangat membantu dalam segala hal, tetapi kesadaran akan pentingnya kontrol terhadapnya jauh lebih penting.
Eksistensi penciptaan manusia harusnya jadi pedoman yang kita pegang teguh dalam mengatasi permasalahan ini. Manusia sendiri Allah ciptakan dengan tujuan sebagai khalifah atau pemimpin di bumi. Tidak ada perbedaan antar ras, suku, hingga jenis kelamin. []