Mubadalah.id – Eco-Peace Day 1: Workshop for Youth Leaders telah dilakukan tanggal 24 September 2024 di American Corner UIN Walisongo. Pada hari pertama, kegiatan Eco-Peace membahas hubungan agama dan lingkungan dari perspektif Buddha, Hindu, dan Konghucu. Hari kedua, peserta belajar pentingnya kampanye isu lingkungan dan keagamaan melalui Eco-Peace Writing and Content Creative.
Kegiatan Eco-Peace Writing and Content Creative menekankan pentingnya menyuarakan isu ini melalui media kreatif seperti tulisan, visual, dan konten digital. Selain keterampilan teknis, peserta juga mendapatkan fasilitas untuk memahami pentingnya membangun narasi yang kuat dalam kampanye isu lingkungan.
Mengapa Penting Mengkampanyekan Isu Lingkungan dan Keagamaan?
Di era digital, konten kreatif dan relevan berpotensi menjangkau lebih banyak orang, terutama generasi muda. Pesan lingkungan yang terkait dengan nilai-nilai keagamaan dapat mengedukasi dan menginspirasi secara lebih mendalam.Agama memiliki pengaruh besar dalam membentuk pola pikir dan perilaku individu, serta komunitas.
Nilai-nilai yang keagamaan sering kali menyentuh aspek moral dan etika yang memberikan panduan tentang bagaimana manusia harus berinteraksi dengan alam. Integrasi nilai-nilai keagamaan dalam gerakan lingkungan dapat efektif meningkatkan kesadaran dan aksi nyata dalam menjaga alam. Kampanye yang menggabungkan isu lingkungan dan agama memiliki potensi membangun kesadaran global yang lebih luas dan mendalam.
Mengembangkan dan Mengelola Sosial Media untuk Kampanye Lingkungan Lintas Agama
Ibu Sucia Maria dari komunitas Daur Resik menjelaskan pentingnya pemilihan pesan yang tepat dalam kampanye lingkungan. Beliau juga membagikan pengalaman komunitasnya dalam membuat konten pengelolaan sampah yang berhasil menjangkau masyarakat luas. Kuncinya pada penempatan bagaimana isi konten sesuai dengan solusi apa yang sedang masyarakat butuhkan.
Menulis Artikel Populer dan Opini Terkait Isu Lingkungan
Setelah pemaparan materi oleh Ibu Sucia Maria, peserta melanjutkan kegiatan dengan materi menulis artikel populer oleh Kak Zahra Amin dari Mubadalah.Id. Kak Zahra menjelaskan mengenai penerapan teknik-teknik kepenulisan yang bertujuan untuk menyuarakan isu lingkungan dengan lebih efektif, sekaligus memberikan panduan praktis dalam menulis artikel popular yang dapat menarik minat khalayak luas.
Kak Zahra memaparkan salah satu teknik menulis seperti bagaimana menulis dengan gaya bercerita. Sebuah cerita dapat menjadi “cerita” apabila mengandung tiga unsur berupa ironi, paradoks, atau ketegangan. Setiap unsur diupayakan kehadirannya melalui cara bertutur. Dalam kepenulisan popular, dapat ditampilkan melalui “descriptive writing”.
Seusai materi menulis artikel dan opini, peserta mendapatkan pemaparan materi oleh Kak Arul mengenai penggunan SEO (Search Engine Optimization). Kak Arul menjelaskan kepada peserta bagaimana penggunaan SEO yang tepat agar tulisan mudah muncul di laman internet.
Dalam dunia digital yang penuh dengan informasi, artikel atau opini yang terlihat baik bisa saja tenggelam jika tidak memiliki strategi SEO yang tepat. Kak Arul menjelaskan bahwa SEO membantu tulisan kita bersaing di antara jutaan konten yang ada di internet. Meskipun isi artikel sebenarnya bermanfaat dan berkualitas, tanpa optimasi yang tepat, peluang artikel tersebut untuk diakses oleh pembaca umum menjadi lebih kecil.
Membuat Konten Kreatif Kampanye Isu Lingkungan
Pada sesi terakhir, Kak Vevi mengajak peserta membuat content planning, mulai dari content moodboard hingga mempersiapkan social project untuk masing-masing kelompok. Pada sesi ini, setiap kelompok membuat rancangan konten yang berkaitan dengan Isu Lingkungan. Selain itu, setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi content planning dan content moodboard.
Eco-Peace Writing and Content Creative tidak hanya menyiapkan peserta menjadi agen perubahan (changemaker), tetapi juga membuka peluang untuk kolaborasi lintas agama dalam kampanye pelestarian lingkungan. Kolaborasi semacam ini penting karena dunia menghadapi tantangan lingkungan yang bersifat global dan lintas batas.
Setiap agama memiliki perspektif unik tentang alam, dan melalui kampanye kreatif, keragaman ini bisa memperjuangkan bumi bagi generasi mendatang. Kegiatan ini menyatukan kekuatan agama untuk menghadapi krisis lingkungan secara bijak dan efektif. []