Mubadalah.id – Sejak larangan mengemudi bagi perempuan di Arab Saudi dicabut pada 2018, kita bisa melihat perubahan signifikan di kota-kota seperti Mekkah dan Madinah, serta di seluruh negeri.
Perempuan kini memiliki kebebasan untuk mengendarai kendaraan pribadi tanpa perlu pendampingan oleh laki-laki, yang sebelumnya menjadi norma. Perubahan ini tentu sangat menggembirakan, terutama bagi perempuan yang sebelumnya sangat terbatas dalam mobilitas dan kebebasan sehari-hari mereka.
Kebijakan yang mencabut larangan mengemudi bagi perempuan di Arab Saudi merupakan salah satu tonggak besar dalam reformasi sosial yang tengah berlangsung di negara tersebut.
Langkah ini tidak hanya menggambarkan perubahan kebijakan pemerintah. Tetapi juga mencerminkan upaya lebih luas untuk meningkatkan hak-hak perempuan dalam masyarakat yang sebelumnya sangat konservatif. Namun, keberhasilan ini tidak terlepas dari perjuangan dan keberanian sosok-sosok inspiratif seperti Manal Sharif, yang telah menjadi pelopor dalam mengadvokasi hak perempuan untuk mengemudi.
Manal Sharif adalah seorang aktivis hak-hak perempuan dan tokoh reformasi sosial yang lahir di Arab Saudi pada tahun 1979. Ia terkenal luas sebagai salah satu perempuan pertama yang menentang larangan mengemudi bagi perempuan di negara tersebut. Sebuah langkah berani yang menginspirasi gerakan sosial di Arab Saudi dan menarik perhatian dunia internasional.
Melalui perjuangannya, Manal menjadi simbol perubahan yang tidak hanya berfokus pada hak mengemudi. Tetapi juga pada perjuangan lebih luas untuk hak-hak perempuan di masyarakat yang sangat konservatif.
Kampanye “Women2Drive”
Manal lahir dan besar di Mekah dalam keluarga yang sangat religius. Sebagai seorang Muslimah yang taat, ia mematuhi aturan-aturan ketat di Arab Saudi. Namun, pengalaman pribadinya, termasuk kesulitan bepergian tanpa pendamping laki-laki, menanamkan kesadaran akan ketidakadilan yang perempuan alami di negaranya.
Dengan latar belakang pendidikan di bidang teknologi informasi, Manal bekerja sebagai profesional di perusahaan minyak nasional Saudi, Aramco, salah satu tempat kerja yang relatif inklusif bagi perempuan.
Pada tahun 2011, Manal menjadi perhatian dunia ketika ia mengunggah video dirinya sedang mengemudi mobil di Khobar, Arab Saudi. Aksi ini merupakan bagian dari kampanye “Women2Drive.” Sebuah gerakan yang mendorong perempuan Saudi untuk menuntut hak mereka mengemudi. Tindakan ini, meskipun sederhana, dianggap revolusioner di negara yang saat itu melarang perempuan mengemudi secara hukum.
Akibat aksinya, Manal tertangkap dan ditahan selama sembilan hari di penjara. Penahanannya memicu kritik internasional terhadap kebijakan Arab Saudi dan memobilisasi dukungan global untuk kampanye Women2Drive. Setelah pembebasannya, Manal terus berbicara secara vokal tentang hak-hak perempuan, meskipun ia menghadapi ancaman serius terhadap keselamatannya.
Mencabut Larangan Mengemudi bagi Perempuan
Pada tahun 2018, Arab Saudi akhirnya mencabut larangan mengemudi bagi perempuan. Sebuah langkah yang dianggap sebagai kemenangan besar bagi gerakan hak-hak perempuan. Meskipun perubahan ini juga terpengaruh oleh kebijakan reformasi Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Perjuangan Manal dan aktivis lainnya menjadi katalis utama dalam menciptakan kesadaran publik tentang pentingnya kesetaraan gender.
Larangan mengemudi bagi perempuan di Arab Saudi menjadi kendala besar dalam kehidupan sehari-hari perempuan. Karena negara ini tidak memiliki sistem transportasi umum yang memadai, perempuan yang tidak dapat mengemudi harus bergantung pada dua pilihan utama untuk berkeliling kota. Menyewa sopir laki-laki atau bergantung pada pendamping laki-laki. Bahkan jika itu seorang anak laki-laki berusia sembilan tahun.
Dalam konteks ini, perempuan Saudi tidak hanya kehilangan kebebasan mobilitas mereka, tetapi juga harus menghadapi ketergantungan yang tinggi pada laki-laki. Terutama untuk melakukan hal-hal yang seharusnya menjadi hak mereka, seperti bepergian atau menjalani kehidupan yang lebih mandiri. Ketergantungan ini tidak hanya merefleksikan ketidaksetaraan gender, tetapi juga memperkuat kontrol sosial terhadap perempuan.
Namun, Manal tetap kritis terhadap reformasi di Arab Saudi. Mengingat banyaknya pembatasan lain yang masih diterapkan pada perempuan, seperti sistem perwalian laki-laki. Ia percaya bahwa perubahan sejati memerlukan komitmen terhadap kebebasan perempuan secara keseluruhan, termasuk dalam bidang pendidikan, pekerjaan, dan partisipasi politik.
Tokoh Berpengaruh Versi Time dan Foreign Policy
Saat ini dia tinggal di luar Arab Saudi, namun pengaruhnya tetap besar di tingkat global. Ia adalah penulis buku Daring to Drive: A Saudi Woman’s Awakening, yang menceritakan kisah perjuangannya dan memberikan wawasan mendalam tentang kondisi sosial di Arab Saudi. Buku ini diterima dengan baik oleh kritikus dan masyarakat internasional sebagai sumber inspirasi dan pemahaman tentang perjuangan perempuan di dunia Islam.
Sebagai pembicara di berbagai forum internasional, termasuk TEDx, Manal terus mengadvokasi hak asasi manusia, kesetaraan gender, dan kebebasan berekspresi. Ia juga masuk dalam daftar tokoh paling berpengaruh versi Time dan Foreign Policy.
Manal Sharif adalah figur penting dalam sejarah perjuangan hak-hak perempuan di dunia Muslim. Dengan keberanian dan tekadnya, ia telah membuka jalan bagi perempuan Saudi untuk mendapatkan lebih banyak kebebasan dan hak. Kisahnya mengingatkan kita bahwa perubahan besar seringkali dimulai dari langkah kecil namun penuh makna. Tokoh ini adalah contoh nyata bagaimana satu suara dapat menginspirasi revolusi sosial di seluruh dunia. []