• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Perlukah Tirakat Orang Tua untuk Kesuksesan Anak?

Nabi secara puitis menyebut kehidupan anak-anak (al-thufulah) seperti dunia kehidupan surga

Zahra Amin Zahra Amin
13/12/2024
in Keluarga, Rekomendasi
0
Tirakat Orang Tua

Tirakat Orang Tua

971
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

“Aku selalu penasaran sama parenting atau tirakat orang tua yang bisa didik anaknya begini mbak, keren!”

Mubadalah.id – Komentar di atas terlontar dari salah satu perempuan, ibu muda yang juga memiliki anak perempuan. Sama sepertiku. Komentar itu dia sampaikan saat aku mengunggah video anak sulungku sedang lomba story telling di salah satu kampus negeri di Kota Cirebon.

Hingga detik ini aku merasa tidak ada sesuatu yang istimewa terkait bagaimana gaya parenting yang aku praktikkan di keluarga kami. Semua mengalir begitu saja, sebagaimana para orang tua pada umumnya.

Adapun tirakat orang tua, ya kami mengakui memang ada. Ada beberapa tirakat orang tua yang selama ini aku melakukannya. Salah satunya pesan dari Ibu Nyai Hj Musyarofah Fattah, pengasuh ponpes Al Fathimiyyah Bahrul Ulum Tambakberas Jombang. Dulu kami para santri memanggil beliau Mbah Nyai. Pesan ini beliau sampaikan ketika mauidzah hasanah acara tertentu di pesantren.

Oh iya, Mbah Nyai merupakan putri dari KH Bisri Syansyuri, salah satu pendiri Nahdlatul Ulama, atau bibi Gusdur dari pihak ibu. Dawuh Mbah Nyai, tirakat orang tua untuk kesuksesan anak itu penting. Terutama menjaganya dari hal-hal yang tidak baik, dan menetapkan nikmat iman, Islam dan ihsan hingga akhir hayat.

Puasa

Konon bagi orang Jawa, puasa adalah laku paling tinggi dari tirakat seseorang. Mbah Nyai berbagi tips tirakat orang tua agar anak-anaknya sukses dunia akhirat, yaitu puasa di weton hari lahir anak.

Baca Juga:

Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

Inses Bukan Aib Keluarga, Tapi Kejahatan yang Harus Diungkap

Mengirim Anak ke Barak Militer, Efektifkah?

Misal Senin Pahing, Rabu Legi, Selasa Wage dan sebagainya. Jika tidak tahu weton lahir anak, cukup di hari lahirnya.

Termasuk jika ingin mendapatkan jodoh yang kita idamkan juga bisa menggunakan jalur langit melalui puasa ini lho. Aku sudah mempraktikkannya, cukup puasa di hari Senin dan Kamis saja. Insya Allah, jodoh terbaik akan Tuhan hadirkan untuk kita.

Bagaimana bila kita punya riwayat sakit tertentu, sehingga tak kuat berpuasa? Mbah Nyai memberikan saran berikutnya.

Salat Malam

Mendirikan salat malam atau tahajud minimal dua raka’at untuk diri sendiri. Jika sudah ada anak, maka jumlah rakaat salat menyesuaikan jumlah anak. Jika satu anak, tambahkan dua raka’at. Dua anak, maka tambahkan empat rakaat. Begitu seterusnya.

Allah berfirman dalam Surat Al-Isra Ayat 79:

وَمِنَ الَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهٖ نَافِلَةً لَّكَۖ عَسٰٓى اَنْ يَّبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُوْدًا – ٧٩

Artinya: “Pada sebagian malam lakukanlah salat tahajud sebagai (suatu ibadah) tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.”

Sebagaimana Nabi SAW juga nyatakan melalui sabdanya riwayat Abu Hurairah, “Bahwasanya Nabi SAW ditanya orang, ‘Salat manakah yang paling utama setelah salat yang diwajibkan (salat lima waktu)?’ Beliau menjawab, ‘ Salat Tahajud’,” (HR Muslim).

Harta yang Halal

Pastikan kita hanya memberi harta, makanan dan minuman yang halal untuk anak dan keturunan. Jangan sampai mereka diberi harta yang masih ‘remang-remang’ kehalalannya, apalagi yang haram. Sangat dilarang memberi harta haram pada anak karena tidak memunculkan keberkahan sepanjang hidup.

Bekerja untuk mendapatkan harta yang halal nampak terlihat sepele, tetapi justru menurutku yang paling menantang. Karena jika tirakat puasa atau salat bisa kita lakukan sendiri tanpa melibatkan orang lain.

Tetapi bekerja, mencari nafkah yang halal, selalu ada pihak lain yang terlibat. Kembali lagi, kendali hidup, kita bekerja di mana, dan melakukan apa saja, itu ada pada diri kita. Semoga kita semua terhindar dari keserakahan duniawi dengan menghalalkan segala cara.

Cuci Beras sambil Baca Selawat

Setiap kita mencuci beras yang akan dimakan oleh anak-anak kita, hendaknya beras itu kita bacakan bismillah 21 kali dan selawat pada nabi 11 kali. Sebab beras yang bakal menjadi nasi ini akan dimakan, masuk dalam tubuh, menjadi daging, darah, dan nutrisi.

Ikhtiar-ikhtiar di atas jika kita lakukan secara konsisten, sambil dibarengi dengan doa-doa yang penuh kebaikan, niscaya apa yang kita harapkan akan tercapai. Semoga ikhtiar ini membuat anak dan keturunan selalu mendapat lindungan dari Allah SWT dan keridhaannya.

Anak adalah Kupu-kupu Surga

Wejangan dari Mbah Nyai di atas, menggenapi komitmen Islam untuk menghormati kehidupan seorang anak. Sebagaimana teladan Nabi, yang memuliakan hak hidup anak, baik laki-laki maupun perempuan.

Memuliakannya bukan sekadar hidup dalam arti bernyawa jiwanya, tapi hidup secara bermartabat tanpa diskriminasi gender atau perlakuan yang tidak adil lainnya.

Nabi secara puitis menyebut kehidupan anak-anak (al-thufulah) seperti dunia kehidupan surga. “Anak-anak itu seperti kupu-kupu surga.” Demikian sabda Nabi Saw yang diriwayatkan Imam al-Bukhari, No. 145.

Maka sudah menjadi tugas kita sebagai orang tua untuk memberikan segala hal yang terbaik untuk masa depan. Ikhitar lahir, sekaligus tirakat orang tua secara batin akan mampu mengantarkan anak-anak mencapai impiannya, menjadi khairunnas ‘anfa’uhum linnas, semoga! []

 

 

 

Tags: Akhlak NabikeluargaparentingpuasaSunah NabiTirakat Orang Tua
Zahra Amin

Zahra Amin

Zahra Amin Perempuan penyuka senja, penikmat kopi, pembaca buku, dan menggemari sastra, isu perempuan serta keluarga. Kini, bekerja di Media Mubadalah dan tinggal di Indramayu.

Terkait Posts

Nyai A’izzah Amin Sholeh

Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

18 Mei 2025
Keberhasilan Anak

Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

17 Mei 2025
Dialog Antar Agama

Merangkul yang Terasingkan: Memaknai GEDSI dalam terang Dialog Antar Agama

17 Mei 2025
Kashmir

Kashmir: Tanah yang Disengketakan, Perempuan yang Dilupakan

16 Mei 2025
Perempuan Fitnah

Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

15 Mei 2025
Pendidikan Seks

Pendidikan Seks bagi Remaja adalah Niscaya, Bagaimana Mubadalah Bicara?

14 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kehamilan Tak Diinginkan

    Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Ratu Junti, Sufi Perempuan dari Indramayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menghindari Pemukulan saat Nusyuz
  • Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami
  • Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial
  • Memperhatikan Gizi Ibu Hamil
  • Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version