• Login
  • Register
Minggu, 27 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Benarkah Perempuan Makhluk yang Lebih Rendah dari Laki-laki?

Dalam sejarah, kita memiliki Khadijah bint Khuwailid r.a. (555-619 M), istri Nabi Muhammad Saw., yang sukses berbisnis, kaya raya, orang pertama yang masuk Islam, dan menyediakan seluruh hartanya untuk dakwah Nabi Saw.

Redaksi Redaksi
24/12/2024
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Perempuan Rendah

Perempuan Rendah

1.6k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Sekalipun banyak perempuan pintar, sukses, dan kaya dari hasil kerja mereka sendiri, tetap saja masih banyak orang yang berpikir bahwa kapasitas mereka lebih rendah dari laki-laki.

Banyak narasi dibangun dan disebarkan untuk menyatakan bahwa perempuan lebih banyak dikuasai emosi, akalnya rendah, dan agamanya tidak kuat. Tafsir dan pemaknaan terhadap teks Hadis juga tidak luput dari cara pandang ini.

Hal ini tentu saja tidak selaras dengan perspektif mubadalah, tidak sesuai dengan fakta, dan bertentangan dengan visi misi Islam itu sendiri. Agama rahmah lil ‘alamin dan akhlak mulia.

Dalam sejarah, kita memiliki Khadijah bint Khuwailid r.a. (555-619 M), istri Nabi Muhammad Saw., yang sukses berbisnis, kaya raya, orang pertama yang masuk Islam, dan menyediakan seluruh hartanya untuk dakwah Nabi Saw.

Lalu ada Asma bint Abi Bakr r.a. (595-692 M) yang memastikan Nabi Saw. hijrah ke Madinah aman di jalan dan cukup bekal, dengan menghapus jejak perjalanan dan mensuplai seluruh kebutuhan di perjalanan.

Baca Juga:

Mengapa PRT Selalu Diidentikkan dengan Perempuan?

PRT Bukan Pekerja yang Rendah dan Lemah

Tubuh, Cinta, dan Kebebasan: Membaca Simone de Beauvoir Bersama Rumi dan al-Hallaj

Tangan Kuat Perempuan dalam Dunia Kerja

Ada juga, Aisyah bint Abi Bakr r.a. (w. 678 M) perempuan pintar, meriwayatkan lebih dari 2000 Hadis, dan sering memberi fatwa secara otoritatif. Serta sering berdebat mengalahkan banyak sahabat laki-laki.

Rabi’ah al-Adawiyah (713-801 M), seorang wali Allah Swt., dan banyak dirujuk ulama dalam hal kecintaannya kepada Allah Swt.

Sayyidah Nafisah bint al-Hasan (763-817 M) guru Imam Syafi’i (767-820 M). Karimah al-Marwaziyyah (w.1070 M) yang bertanggungjawab dan yang paling sukses menyebarkan naskah Shahih Bukhari yang paling valid dan otoritatif. Dan masih banyak lagi yang lain.

Perempuan dalam Sejarah Politik Nusantara

Dalam panggung sejarah politik Nusantara, kita mengenal Sultanah Tajul Alam Safiatuddin Johan Berdaulat (1641-1674 M), Ratu Sinuhun Palembang (w.1642 M) dan Ratu Aisyah We Tenri Olle Ternate (1855-1910 M).

Dalam karier intelektual, ada Fatimah al-Banjari, Tengku Fakinah, Nyai Siti Walidah, Rohana Kudus, Rasuna Said, Rahmah El-Yunusiyah, Nyai Khoiriyah Hasyim, Zakiyah Darajat, dan banyak lagi yang lain.

Di tengah data dan fakta ini masih banyak orang yang mengatakan bahwa pada dasarnya otak perempuan itu lemah. Jika ada yang kuat, itu sedikit dan pengecualian. Abu Syuqqah memandang hal ini justru sebaliknya.

Bahwa data yang sedikit itu hebat karena muncul pada kondisi sosial yang merendahkan perempuan, menghalangi mereka dengan berbagai beban, tidak memberikan fasilitas. Bahkan menghalangi mereka untuk bisa mengakses fasilitas publik dan bisa ikut tampil di ranah publik.

Menurut Abu Syuqqah, kesuksesan itu sering kali juga diukur dengan menggunakan standar laki-laki. Jika menggunakan standar hidup dan pengalaman perempuan. Maka bisa jadi perempuan akan lebih banyak yang sukses, baik secara spiritual, intelektual, maupun sosial.

Nah, pandangan yang merendahkan karakter dan jati diri perempuan ini sering kali merujuk pada beberapa teks Hadis. Seperti Hadis yang menyebut perempuan separuh akalnya, separuh agamanya, tercipta dari tulang rusuk, perempuan sumber kesialan, perempuan penduduk neraka terbanyak, akikah perempuan separuh dari laki-laki, dan yang lain.

Untuk itu, perlu peninjauan ulang bagaimana merujuk dan memaknai ulang teks-teks Hadis tersebut dengan metode mubadalah, yang integral dengan visi dan misi Islam, yang rahmah li ‘alalamin dan akhlak mulia. []

Tags: laki-lakiMaklukperempuanRendah
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Fitnah Perempuan

Reinterpretasi Hadis Fitnah Perempuan dalam Perspektif Mubadalah

27 Juli 2025
Upah

Upah: Hak Pekerja, Kewajiban Majikan

26 Juli 2025
PRT

Mengapa PRT Selalu Diidentikkan dengan Perempuan?

26 Juli 2025
PRT yang

PRT Bukan Budak: Hentikan Perlakuan yang Merendahkan

26 Juli 2025
PRT

PRT Juga Manusia, Layak Diperlakukan dengan Baik dan Bermartabat

26 Juli 2025
Ikrar Kesetiaan KUPI

Ketika Wisudawan Ma’had Aly Kebon Jambu Membaca Ikrar Kesetiaan KUPI, Bikin Merinding!

26 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Tren S-Line

    Refleksi Tren S-Line: Bagaimana Jika Dosa Kita Terlihat Jelas Atas Kepala?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Beruntungnya Menjadi Anak Sulung

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Reinterpretasi Hadis Fitnah Perempuan dalam Perspektif Mubadalah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Suluk Damai di Negeri Bhineka melalui Peran LKLB dalam Merawat Toleransi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mari Membahas Bersama Fomo Trend S-Line

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Reinterpretasi Hadis Fitnah Perempuan dalam Perspektif Mubadalah
  • Beruntungnya Menjadi Anak Sulung
  • Refleksi Tren S-Line: Bagaimana Jika Dosa Kita Terlihat Jelas Atas Kepala?
  • Upah: Hak Pekerja, Kewajiban Majikan
  • Mari Membahas Bersama Fomo Trend S-Line

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID