• Login
  • Register
Kamis, 3 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hukum Syariat

Asas Monogami dalam Perkawinan Islam

Yaqut Al Amnah Yaqut Al Amnah
14/09/2020
in Hukum Syariat, Keluarga
0
640
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Membahas perkawinan monogami tidak bisa dilepaskan dari pembahasan poligami di dalamnya. Praktik yang telah berlangsung sangat lama dan sempat menjadi tradisi ini menjadi pembahasan yang seolah tak ada habisnya.

Morteza Mutahhari dalam Wanita dan Hak-haknya dalam Islam, menerangkan bahwa kebahagiaan dan kesejahteraan rumah tangga terletak dalam kesucian, kesabaran, pengorbanan, kesatuan dan hal-hal ini akan terancam rusak jika suami melakukan poligami. Kebahagiaan sebagai tujuan ideal perkawinan pun bisa berubah menjadi penderitaan.

Dalam tradisi Arab sebelum datangnya Islam, seorang suami bisa memiliki belasan atau puluhan istri beserta para budak atau gundiknya. Tidak terbatas. Ketika Islam datang, poligami memang tidak langsung dihapus, tetapi mengaturnya. Jumlah istri yang sebelumnya bisa sebanyak-banyaknya, Islam membatasinya hingga empat saja.

Selain pembatasan jumlah, Islam juga mensyaratkan sikap adil. Ini menjadi prinsip yang paling berat. Bagaimana mengukur keadilan suami? Apakah hanya diukur dari perspektif suami saja sebagaimana yang sudah umum terjadi?

Al-Qur’ān Surah an-Nisa (4) : 3, menjadi rujukan yang paling sering digunakan untuk membolehkan pernikahan poligami. Tetapi dalam ayat ini juga, Qur’ān mengingatkan bahwa “Jika kamu khawatir berlaku tidak adil, maka nikahilah seorang saja. Yang demikian itu lebih dekat agar kamu tidak berbuat zalim”.

Baca Juga:

Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

Tafsir Sakinah

Kiat-kiat Mewujudkan Keluarga Maslahah Menurut DR. Jamal Ma’mur Asmani

Islam Menolak Kekerasan, Mengajarkan Kasih Sayang

Dalam ayat yang lain, al-Qur’ān menegaskan “Kamu sekali-kali tidak dapat berlaku adil di antara istri-istrimu meskipun kamu sangat ingin berbuat demikian.”

Menarik jika kita lihat ayat-ayat al-Qur’ān di atas. Di satu sisi al-Qur’ān membolehkan berpoligami dengan syarat, tetapi di sisi lain syaratnya tidak bisa atau sukar untuk dipenuhi.

Perkawinan monogami telah dicontohkan Rasulullah melalui perkawinannya dengan Sayyidah Khadijah. Di tengah tradisi poligami yang sangat kuat pada masa itu, Nabi memilih untuk bermonogami. Hidup dengan satu orang istri. Sampai Khadijah meninggal, Nabi bahkan tidak langsung menikah lagi, melainkan menduda dahulu. Pernikahan Nabi dengan Khadijah menjadi representasi perkawinan ideal. Penuh ketulusan, setia, saling mendukung, penuh kasih sayang.

Tidak bisa dipungkiri bahwa Nabi juga melakukan poligami setelah pernikahannya dengan Khadijah. Tetapi, poligami yang dilakukan Nabi memiliki alasan yang cukup kompleks. Tidak bisa dilepaskan dari kondisi sosial di mana intensitas peperangan cukup tinggi kala itu.

Selain karena perkawinan poligami yang syaratnya sulit dipenuhi, asas monogami dalam ajaran Islam juga tertuang pada prinsip-prinsip perkawinan di dalamnya. Menurut Musdah Mulia, setidaknya ada lima prinsip perkawinan Islam, yaitu; Mitsaqan ghalizha (perjanjian suci), mawaddah wa rahmah (kasih sayang yang tulus), mu’asyarah bilma’ruf (menggunakan cara-cara yang baik dalam berelasi), musawah (kesetaraan) dan musyawarah (komunikasi yang akrab, hangat dan intens). Tentu saja, prinsip-prinsip ini sulit atau bahkan mustahil dicapai dalam perkawinan yang bukan monogami.

Islam agama yang sangat menjunjung tinggi kemanusiaan dan mengajarkan kasih sayang. Poligami tidak saja bisa menyakiti pasangan atau istri, tetapi juga anak-anaknya, keluarga istrinya. Dan perkawinan yang membawa luka bagi orang lain, tentu saja bukan perkawinan yang ideal. Tidak sesuai dengan ajaran-ajaran universal Islam yang menjadi rahmat bagi sekalian alam. []

 

Tags: islamMonogamiperkawinan
Yaqut Al Amnah

Yaqut Al Amnah

Content Writer Muslimah Reformis Foundation

Terkait Posts

Marital Rape

Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

2 Juli 2025
Anak Difabel

Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak

1 Juli 2025
Peran Ibu

Peran Ibu dalam Kehidupan: Menilik Psikologi Sastra Di Balik Kontroversi Penyair Abu Nuwas

1 Juli 2025
Geng Motor

Begal dan Geng Motor yang Kian Meresahkan

29 Juni 2025
Keluarga Maslahah

Kiat-kiat Mewujudkan Keluarga Maslahah Menurut DR. Jamal Ma’mur Asmani

28 Juni 2025
Sakinah

Apa itu Keluarga Sakinah, Mawaddah dan Rahmah?

26 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Konten Kesedihan

    Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim
  • Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama
  • Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID