Mubadalah.id – Perempuan kerap mengalami ketidakadilan yang berlapis, baik dalam realitas kehidupan sehari-hari maupun dalam cara berpikir dan membangun sistem pengetahuan. Salah satunya adalah marginalisasi terhadap perempuan.
Marginalisasi terhadap perempuan tak hanya soal keterpinggiran secara fisik dan sosial, tapi juga menyentuh aspek yang lebih dalam. Yakni bagaimana pengalaman khas perempuan seringkali tidak dianggap sebagai bagian utuh dari pengalaman kemanusiaan.
Bahkan marginalisasi perempuan, baik dalam kehidupan kongkrit maupun di alam pikiran meliputi banyak dimensi. Yakni pengalaman kemanusiaan perempuan, isu, perspektif, sudut pandang, kepentingan, dan lain-lain.
Pengalaman kemanusiaan khas perempuan, baik biologis seperti menstruasi, hamil, melahirkan, nifas, dan menyusui. Maupun sosial seperti stigmatisasi, subordinasi, marginalisasi, kekerasan, dan beban ganda, yang semua terjadi hanya karena menjadi perempuan. Bahkan ia termarginalkan sebagai bagian dari pengalaman kemanusiaan karena laki-laki tidak mengalaminya.
Pengalaman kemanusiaan khas perempuan ini dipandang sebagai pengalaman keperempuanan yang terlepas dari kemanusiaan. Sehingga tidak dipandang sebagai tanggungjawab bersama antara laki-laki dan perempuan melainkan hanya sebagai urusan perempuan.
Marginalisasi juga terjadi pada perempuan sebagai isu, perspektif, sudut pandang, kepentingan, lembaga, dan lain-lain dalam sistem kehidupan, termasuk sistem pengetahuan dan pengetahuan agama.
Fakta bahwa selama berabad-abad lamanya pengetahuan agama didominasi oleh laki-laki, menunjukkan bahwa posisi perempuan dalam sistem pengetahuan agama kerap hanya menjadi objek yang sama sekali tidak dilibatkan dalam perumusannya, atau subjek sekunder yang pengalamannya mungkin dipertimbangkan tetapi tidak sebagai pemberi keputusan final.
Apa yang baik buat perempuan menurut agama adalah apa yang dipandang baik oleh agama dalam perspektif laki-laki. Padahal perbedaan pengalaman kemanusiaan keduanya sangat mungkin menjadikan hal yang dipandang baik menurut dan untuk laki-laki tidaklah baik menurut dan untuk perempuan. []