Mubadalah.id – Salah ulama kontemporer, Abu Syuqqah telah menetapkan semua pengalaman sahabat perempuan pada masa Nabi Muhammad Saw, dengan tegas dan jelas, sebagai hadis-hadis praktikal (al-ahadits al-‘amaliyah al-tathbiqiyyah) dalam semua isu kehidupan, terutama terkait relasi antara laki-laki dan perempuan.
Ini pernyataan yang cukup radikal yang bisa memberikan otoritas pada praktik-praktik yang dilakukan para sahabat perempuan pada masa Nabi SAW.
Pernyataan dan perbuatan para Sahabat perempuan, seperti Khadijah ra, Aisyah ra, dan Umm Haram ra. Kemudian Nusaibah bint Ka’b ra, Umm Salamah ra, Asma bint Abi Bakr ra, dan yang lain dianggap sebagai contoh dari petunjuk praktis kenabian.
Melalui pernyataan dan pengalaman mereka, Abu Syuqqah menyusun kembali tema-tema Hadis menjadi lebih tegas dan jelas. Termasuk dalam mendeskripsikan ragam kehidupan dan aktivitas perempuan pada masa kenabian.
Ruang Publik
Ada banyak tema tentang karakter, kondisi, dan aktivitas perempuan pada masa itu, di dalam rumah tangga dan di ruang-ruang publik.
Ada tema tentang kepintaran perempuan, keikhlasan, ketekunan, keikut sertaan dalam hijrah dan jihad. Kemudian belajar, bekerja, mengelola rumah tangga, dan bahkan menafkahi keluarga.
Semua pengalaman perempuan pada masa Nabi SAW, jika kita eksplorasi lebih lanjut bisa menjadi fiqh tersendiri yang lebih menyuarakan suara dan karakter perempuan.
Bagi yang ingin mengetahui teks-teks Hadis dengan tema-tema ini bisa membaca kitab Tahrir al-Mar’ah fi Ashr ar-Risalah karya Syekh Abd al-Halim Muhammad Abu Syuqqah (1925-1995).
Tema-tema dalam kitab ini merujuk pada 2.697 teks Hadits, yang 78%-nya adalah dari Shahih Bukhari dan Muslim. Sisanya, dari Kitab Sunan yang Empat (8%), dan kitab-kitab Hadits yang lain (14%).
Dengan pendekatan ini, jika kita kembangkan bisa memiliki berbagai kesimpulan hukum, ajaran, dan akhlak, yang kita ambi dari pengalaman para perempuan pada masa Nabi SAW.
Mereka terlibat aktif dalam dakwah sejak awal kenabian, ikut hijrah dan jihad, bekerja dan berjuang. Kemudian melamar dan menawarkan pada laki-laki, bertanya, mengadu, memprotes. Bahkan datang berkelompok yang untuk masa sekarang bisa sebagai demonstrasi.
Begitu pun pengalaman-pengalaman mereka bekerja di dalam rumah, dilamar dan dinikahi, diajak bicara dan diajak terlibat dalam pembicaraan isu-isu keluarga dan juga publik.
Serta banyak lagi isu-isu lain yang bisa kita simpulkan dari pengalaman-pengalaman perempuan masa Nabi SAW yang terekam dalam kitab-kitab Hadis. []