• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Sastra

Adam dan Hawa dalam Sebuah Cerita

Dyah Palupi Ayu Ningtyas Dyah Palupi Ayu Ningtyas
25/06/2020
in Sastra
0
Ilustrasi Oleh Nurul Bahrul Ulum

Ilustrasi Oleh Nurul Bahrul Ulum

392
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

“Salah satu kecerobohan terbesar Tuhan adalah menciptakan Lelaki!”

-Muhidin M.Dahlan-

Pernah membaca novel Adam Hawa yang ditulis oleh Muhidin M. Dahlan? Beliau menceritakan Hawa bukanlah perempuan pertama di sisi Adam. Ada seseorang yang berpurnama-purnama menemani Adam di rumah batunya, dia adalah Maia si perempuan. Dari cerita tersebut mendapat gambaran bahwa Adam adalah anak Tuhan yang selalu bersikeras bahwa ia adalah yang pertama, yang utama, dan tidak ada seorangpun yang boleh menentang dirinya.

Dominasi Adam sejak pertama terlihat ketika ia memerlakukan Maia si perempuan. Sosok yang berjakun, berdada bidang, tegas, serta ahli dalam memburu menempatkan ia pada posisi pertama yang tidak bisa disaingi.

Maia si perempuan harus tetap berada di rumah batu, tidak boleh sedikitpun keluar dari rumah batu. Ketika berhubungan seksualpun, Maia harus selalu di bawah dengan beralaskan laki-laki harus di atas karena ia pemimpin, pengambil keputusan dan pengatur segala hal. Kondisi tersebut banyak dialami oleh masyarakat yang masih memegang sistem patriarki. Perempuan selalu ditempatkan di ranah domestik dengan memegang teguh simbol 3M (masak, macak, dan manak).

Baca Juga:

Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

Perlakuan Maia si perempuan tidak sesuai dengan perkiraan Adam. Ia tipe perempuan yang menentang jika keadaan tidak sesuai dengan yang diinginkan. Maia merasa dikekang, diatur-atur, dan tidak memiliki hak menentukan pilihan.

Sedari awal, ia tidak suka diperlakukan seperti itu. Tindakan penentangan selalu ia lakukan, hal tersebut bukan tanpa sebab, otoritas Maia sebagai manusia direnggut begitu saja. Lambat laun, ia meninggalkan Adam dari rumah batunya, pergi tak terarah membawa dendam bahwa perlakuan sewenang-wenang tidak bisa dimaafkan.

Kala itu, Maia bertemu Idris di sebuah rumah batu yang mirip dengan milik Adam. Perlakuan Idris kepada Maia sangat bertolak belakang dengan Adam. Maia diperbolehkan keluar, melakukan hal yang diinginkan, serta ia memiliki suara untuk berpendapat.

Tak lama setelah itu, Adam dihampiri seorang perempuan, ia menyebutnya Hawa. Sebagai titah Tuhan, Hawa adalah jawaban dari doa-doa Adam agar ia mendapatkan teman kembali. Hawa sangat lemah lembut, tidak pernah membantah Adam sedikitpun, selalu tunduk dan patuh.

Yah, itulah hal yang diharapkan Adam, karena semua itu tidak ada di dalam diri Maia. Tak sekalipun Hawa keluar dari rumah batunya, segala keperluan yang diinginkan akan dipenuhi oleh Adam, baik sulit maupun susah.

Beberapa purnama kemudian, lahirlah Khabil dan Munah dari perut Hawa. Adam sangat mengutuk kedua anak tersebut, karena Hawa memakan buah khuldi ketika hamil. Sampai remajapun Adam tetap tidak menyukainya. Bahkan ia memukul, membunuh, sampai menggantung Munah di pohon khuldi.

Cerita tersebut menggambarkan manusia tidak dipungkiri memiliki dendam atau perasaan yang kurang baik terhadap orang lain, tetapi tinggal bagaimana kita mengontrol dan membuat problematika itu menjadi ringan. Namun meski demikian, perlakuan kekerasan tidak bisa diindahkan bagaimanapun bentuknya. Kekerasan tetap saja kekerasan, karena sebagian dari bagian hak asasi manusia.

Sikap Maia dan Hawa bisa dianalogikan dengan keberadaan perempuan di zaman patriarkis ini. Ia mencari cara, melawan, dan menentang ketika tidak sesuai dengan yang diinginkan atau patuh, tunduk, serta tidak melakukan apa-apa ketika terjadi kekerasan. Relasi kuasa tidak akan berakhir jika pihak lain menerima begitu saja serta tidak ada perlawanan yang signifikan.

Muhidin M. Dahlan berhasil memodifikasi cerita penciptaan Adam dan Hawa. Bukan berarti cerita ini nyata, tapi bagaimana poin-poin dominasi yang sudah melekat ketika manusia pertama diciptakan. Hawa percaya begitu saja ketika Adam menyebut Hawa tercipta dari tulang rusuk Adam yang bertugas untuk menemani, mendampingi, dan selalu mematuhi.

Tidak begitu dengan Maia, ia menolak dikatakan tercipta dari tulang rusuk Adam. Bahkan Maia mengecek tulang rusuk Adam mana yang tidak ada. Tulang rusuknya lengkap, tak satupun yang hilang bahkan bengkok.

Literatur perempuan diciptakan dari tulang rusuk laki-laki sudah menyebar hingga ke tempat yang paling pelosok. Hal tersebut bisa mengindikasikan bahwa perempuan adalah seseorang yang nomor dua, tidak bisa apa-apa, yang tugasnya hanya mendampingi saja.

Bahkan pernyataan perempuan tercipta dari tulang rusuk laki-laki saya dapatkan ketika di SD. Bukan berarti menyalahkan guru SD saya, tetapi bagaimana penanaman nilai-nilai yang tidak sesuai sejak kecil bisa berpengaruh bagi kehidupan ketika remaja bahkan dewasa.

Tidak satupun ayat di Al-Qur’an yang menyebutkan perempuan diciptakan dari rusuk laki-laki, hanya saja pernyataan tersebut terdapat dalam Kitab Perjanjian Lama. Adam dan Hawa sama-sama aktif dalam drama kosmis penciptaan manusia. Ambil pelajaran pentingnya, yakni anti kekerasan yang tidak menentang hak asasi manusia. []

Dyah Palupi Ayu Ningtyas

Dyah Palupi Ayu Ningtyas

Bergerak di isu HAM dan gender, menuangkannya lewat tulisan dan ruang-ruang belajar bersama.

Terkait Posts

Pekerja Rumah Tangga

Ibu, Aku, dan Putriku: Generasi Pekerja Rumah Tangga

11 Mei 2025
Tidak Ada Cinta

Tidak Ada Cinta bagi Arivia

11 Mei 2025
Tak Ada Cinta

Tidak Ada Cinta Bagi Ali

4 Mei 2025
Kartini Tanpa Kebaya

Kartini Tanpa Kebaya

27 April 2025
Hujan

Laki-laki yang Menjelma Hujan

13 April 2025
Negara tanpa Ibu

Negara tanpa Ibu

23 Maret 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version