Mubadalah.id – Dalam beberapa catatan hadits menyebutkan bahwa ada salah satu teladan Nabi Muhammad Saw yang sangat agung. Teladan tersebut adalah akhlak Nabi Muhammad Saw kepada pelayan yang beragama Yahudi.
Kisah ini terungkap dalam berbagai kitab hadits, termasuk kitab hadits yang paling shahih di mata umat Islam, yaitu Shahih al-Bukhari.
Dalam kitab shahih ini, hadits nomor 1371, Anas bin Malik Ra bercerita bahwa Nabi Muhammad Saw memiliki pelayan yang beragama Yahudi. Suatu saat, pelayan ini jatuh sakit. Lalu, nabi menjenguknya.
Ketika menjenguk, Nabi Muhammad Saw mendekat ke kepala dan mengelusnya, sambil bersabda, “Maukah engkau masuk Islam?”
Lalu, sang pelayan melempar pandangan ke ayahnya yang juga beragama Yahudi.
“Kalau engkau lihat itu baik, silahkan ikuti ayah dari Qasim ini (Nabi Muhammad Saw),” jawab sang ayah.
Karena keluhuran akhlak Nabi Muhammad Saw selama ia melayani di rumah nabi, sang pelayan itu bersedia menjadi Muslim. Tentu, hal ini tidak terlepas dari kemuliaan akhlak Nabi Muhammad Saw kepada pelayan yang beragama Yahudi tersebut.
Diceritakan pula oleh Anas bin Malik Ra tentang pengalamannya selama menjadi pelayan di rumah Nabi Muhammad Saw bahwa nabi adalah orang yang baik, lembut, dan selalu tenang.
Nabi tidak pernah memukul, sekalipun, kepada siapa pun, baik kepada pelayan maupun kepada istri beliau:
Dari Anas bin Malik Ra, berkata:
“Aku melayani Rasulullah Saw selama sepuluh tahun dan beliau tidak pernah merendahkanku sama sekali, tidak juga pernah mengeluh tentang diriku, tidak juga mengatakan tentang sesuatu yang aku kerjakan. Kenapa kamu kerjakan ini atau terhadap sesuatu yang tidak aku kerjakan. Kenapa kamu tidak mengerjakannya.” (HR. Ahmad, hadits nomor 13234).
Substansi dari hadits ini, dengan redaksi yang berbeda, juga tercatat dalam berbagai kitab hadits lain, seperti Shahih al-Bukhari (nomor 6107), dan Shahih Muslim (nomor 6151). []