Mubadalah.id – Al-Qur’an adalah buku petunjuk (hudan) bagi semua umat manusia, laki-laki dan perempuan. Dalam ungkapan guru penulis di Syria, Syekh Muhammad Habasy, al-Qur’an adalah “nurun yahdi Ia qaydun ya’sar” (cahaya yang memberi petunjuk jalan, bukan tali yang mengungkung dengan aturan).
Seseorang membaca bagian mana pun, akan selalu diajak dan dituntun untuk meyakini keesaan Allah SWT dan berbuat baik kepada sesama. Secara umum, kandungan al-Qur’an bisa dibagi menjadi tiga hal:
Pertama, berita mengenai Allah SWT, sifat-sifat-Nya, kehidupan di akhirat, hal-hal gaib, kisah dan karakter alam semesta, kisah-kisah umat terdahulu.
Kedua, ibadah ritual relasi antara manusia sebagai hamba dengan Tuhan Allah SWT, seperti shalat, puasa, haji, dan zakat.
Ketiga, hal-hal terkait relasi sosial antar manusia, baik dalam keluarga, maupun masyarakat yang kecil maupun besar. Begitu pun relasi manusia dengan alam semesta.
Untuk hal-hal berisi berita, al-Qur’an menuntut keimanan pada objek yang ia beritakan. Tetapi tanpa paksaan, Untuk hal-hal berisi ibadah ritual, al-Qur’an menuntut untuk dilaksanakan.
Sementara untuk hal-hal terkait relasi sosial antar manusia dan dengan alam semesta, al-Qur’an memfokuskan pada etika dasar yang harus kita rujuk dan pertimbangkan.
Etika-etika dasar itu misalnya adalah tidak menzalimi (‘adam azh-zhulm), tidak menipu (‘adam al-gharar), tidak menyakiti (‘adam adh-dharar), dan tidak berspekulasi (‘adam al-maysir).
Kemudian, saling rela (tarddhin), saling menolong (ta’awun), saling berbuat baik (mu’asyarah bi al ma’ruf), saling bermusyawarah (tasyawur), dan yang lain.
Jika isu pertama dan kedua tidak boleh berkurang atau bertambah, isu ketiga tentang relasi sosial tidak demikian.
Bentuk, jenis, dan model dari relasi sosial ini bisa berbeda dari adat kebiasaan Arab pada saat itu yang diadopsi al-Qur’an, bisa berkembang sesuai tuntutan pengetahuan, dan bisa belajar dari berbagai peradaban yang lain.
Selama ia terikat dengan batasan-batasan dari etika dasar tersebut. Ikatan dan batasan ini tentu saja untuk memastikan visi rahmatan lil ‘alamin dan akhlak mulia. []