• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Alissa Wahid Kenang Teladan Kesetaraan dan Keadilan Gus Dur saat Peringatan Haul ke-15

Alissa menyebut, Gus Dur telah membuktikan tidak ada jabatan yang diperjuangkan mati-matian demi untuk kepentingan pribadi ataupun keluarga.

Redaksi Redaksi
18/11/2024
in Aktual
0
Haul Gus Dur

Haul Gus Dur

529
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Direktur Jaringan GUSDURian Alissa Wahid memberikan tausiyah pada peringatan Haul Gus Dur ke-15 yang bertempat di Laboratorium Agama UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Jumat 15 November 2024.

Peringatan Haul Gus Dur ke-15 ini menjadi agenda penting setiap tahun untuk mengenang dan mengkaji ulang sejarah perjuangan Gus Dur dari para sahabat dan keluarga Gus Dur.

Dalam tausiyahnya, Alissa kembali menceritakan perjuangan heroik Gus Dur semasa hidupnya dalam memperjuangkan kesetaraan dan keadilan bagi mereka yang mengalami penindasan.

Alissa mengatakan, Gus Dur adalah tokoh yang paling berbela rasa, yang mengembalikan jati diri nama Papua, akar tradisi, sehingga bagi masyarakat Papua Gus Dur adalah leluhur.

“Masyarakat Papua menjadi saksi bagaimana Gus Dur melihat semua manusia bisa berbeda tetapi tetap setara. Kita dengan saudara kita di Papua, berbeda warna kulit, latar belakang, agama, dan berbeda keadaan. Tetapi kita setara, sama-sama warga Indonesia dan sama-sama manusia. Merekalah yang menjadi saksi bahwa beda dan setara itu adalah sebuah prinsip luhur,” jelas Alissa.

Baca Juga:

Kontekstualisasi Ajaran Islam terhadap Hari Raya Waisak

Wajah Perempuan Bukan Aurat, Tapi Keadilan yang Tak Disuarakan

Humor Kritis di Layar Televisi: Menjaga Ruang Demokrasi

Bagaimana Gerakan Kesalingan Membebaskan Laki-laki Juga?

Selama 15 tahun merawat perjuangan Gus Dur ini, kata Alissa, ia semakin sadar bahwa menjaga prinsip dan nilai luhur itu bukanlah hal yang mudah. Semua itu membutuhkan jiwa yang ikhlas untuk bisa menegakkan nilai kesetaraan dan pembebasan dari setiap penindasan.

“Gus Dur membuktikannya dengan mendampingi kelompok masyarakat dan mendampingi mereka yang terpinggirkan dan terlemahkan seperti mereka masyarakat Papua. Dibutuhkan hati yang tulus dan terbuka untuk mau bersaudara dengan semua manusia. Apa pun latar belakangnya tanpa takut kalah, tanpa takut kehilangan kekuasaan tanpa perlu mengotak-atik konstitusi. Gus Dur sudah membuktikannya dengan berdiri bersama kelompok minoritas agama dengan suka dan duka. Bukan hanya pada saat dibutuhkan dukungannya,” tutur Alissa.

Tidak Ada Jabatan yang Diperjuangkan Mati-matian

Alissa menyebut, Gus Dur telah membuktikan tidak ada jabatan yang diperjuangkan mati-matian demi untuk kepentingan pribadi ataupun keluarga.

“Tidak silau oleh gelimang harta, silaunya panggung pemujaan, apalagi silau pada kekuasaan. Gus Dur membuktikan dengan meninggalkan puncak kekuasaan politik, tidak mewariskan jabatan pada keluarga, tetap sederhana sampai akhir hayatnya. Beliau sampaikan ke saya tidak ada satu jabatan pun yang layak dipertahankan dengan pertumpahan darah rakyat,” kata Alissa.

Alissa pun menceritakan kearifan seorang Gus Dur ketika menjadi presiden yang memahami keselamatan umatnya daripada hidupnya.

“Waktu itu Gus Dur mendengar santri-santri sudah menuju Jakarta untuk membela Gus Dur dari lawan politiknya. Dan pada saat itu Gus Dur meninggalkan istana presiden. Bukan karena kalah, takut, tapi karena tahu, kalau beliau memutuskan untuk bertahan yang akan ia korbankan adalah anak muda yang dulu nekat membela Gus Dur,” tuturnya.

Lebih lanjut, putri sulung Gus Dur itu berujar, bahwa Gus Dur selalu menjadikan Tuhan sebagai sumber bagi kehidupan, menghadirkan imaji Tuhan dalam pembelaan kepada yang lemah saat terjadi penindasan dan ketidakadilan atas nama agama.

Dari perjuangan Gus Dur ini, Alissa berharap bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk ikut memperjuangkan nilai-nilai kesetaraan dan keadilan sesama manusia.

“Atas nama KH Abdurrahman Wahid, terima kasih, semoga teman-teman tidak lelah untuk berjuang. Kalau Gus Dur aja di usia segitu masih harus mengalami kekalahan, kegagalan sudah di atas 60 tahun. Terus kenapa kita takut gagal? Jangan pernah menyerah, semoga kita bisa mengambil inspirasi dari Gus Dur. Dan semoga inspirasi itu membantu kita untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik untuk umat dan bangsa Indonesia,” pungkasnya. []

Tags: Alissa Wahidgus durHaul Ke-15 Gus DurkeadilanKenangKesetaraanPeringatanteladan
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Rieke Kebangkitan Ulama Perempuan

Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

19 Mei 2025
Mendokumentasikan Peran Ulama Perempuan

KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

19 Mei 2025
Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

19 Mei 2025
Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan

KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

18 Mei 2025
Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia: Bersama Ulama dan Guru Perempuan, Bangkitlah Bangsa!

16 Mei 2025
Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan

KUPI Gelar Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia: Seruan Bangkit dari Krisis Kemanusiaan

14 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Stop Inspirational Porn kepada Disabilitas!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version