Mubadalah.id – Akhirnya Serangkaian Kongres Ulama Perempuan Indonesia atau telah akrab kita kenal dengan sebutan KUPI 2 tengah berlangsung di Semarang. Salah satu dari sekian banyak agenda yang telah panitia persiapkan adalah Launching & Bedah Buku “Yang Muda Merawat Bangsa” yang dilaksanakan di Lantai 1 Aula 1 Kampus 1 UIN Walisongo Semarang.
Acara ini dibuka dengan sambutan dari beberapa tokoh seperti KH. Husein Muhammad, Dr H Hasyim Muhammad M. Ag Dekan Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Walisongo Semarang. Kemudian juga Abdul Gafur, perwakilan Ditjen Polpum Kementerian Dalam Negeri.
Buku “Yang Muda Merawat Bangsa” sejatinya adalah kompilasi artikel para kontributor Mubadalah yang khusus untuk menulis artikel dengan tema kebangsaan, toleransi, dan kebhinekaan. Yakni untuk mewujudkan moderasi beragama khususnya kerukunan antarumat beragama di Indonesia.
Seluruh agama dan etika kemanusiaan serta tradisi spiritual, pada hakikatnya menghimbau kita untuk memperlakukan setiap individu sebagaimana kita ingin mendapat perlakun orang lain yang berlandaskan dari rasa cinta dan kasih.
Bedah Buku “Relasi Mubadalah dengan Umat Berbeda Agama”
Selain buku “Yang Muda Merawat Bangsa”, dalam event ini juga buku “Relasi Mubadalah Muslim dengan Umat Berbeda Agama” karya DR. Faqihuddin Abdul Kodir, Lc. MA yang juga founder Mubadalah.id dibedah oleh Dr. Zainul Adzfar, M. Ag selaku Dosen Filsafat Islam UIN Walisongo Semarang dan Julia Surya, Ph.D STIAB Smaratungga dengan Naili Ni’matul Illiyun, MA. Dosen Sosiologi Agama UIN Walisongo Semarang sebagai moderator.
Dalam sambutannya, Pak Hasyim menyampaikan bahwa moderasi beragama sangat penting kaitannya dengan amalan yang kelak akan kita pertanggungjawabkan di akhirat.
Tidak hanya beribadah kepada Allah tetapi setiap orang memiliki jalannya sendiri-sendiri untuk sampai kepada Allah. Namun justru bukan ibadah kita yang mengantarkan kita kepada Allah melainkan pengabdian kita terhadap sesama.
Termasuk pengabdian terhadap lingkungan yang dapat memberikan manfaat dan harus senantiasa kita perjuangkan bersama-sama untuk menghadirkan rasa damai di sekitar kita khususnya dalam bermoderasi agama di Indonesia.
Mewujudkan Moderasi Beragama
Di kesempatan ini pula, selaku perwakilan dari pemerintah, Abdul Gafur perwakilan Ditjen Polpum Kementerian Dalam Negeri menyatakan sangat antusias manakala event bedah buku “Yang Muda Merawat Bangsa” terlaksana.
Kegiatan hari ini berdasarkan sudut pandang pemerintah adalah komitmen dari pemerintah untuk dapat berkolaborasi bersama pemangku kepentingan yang ada di negeri ini dalam hal mewujudkan moderasi beragama yaitu Yayasan Fahmina.
Berdasarkan penuturan Pak Gafur, Yayasan Fahmina berdiri pada tahun 2000 dan mendapatkan pengesahan secara hukum oleh pemerintah di tahun 2007. Pemerintah mencermati perkembangan hari ini termasuk halnya pergerakan yang Yayasan Fahmina lakukan. Di mana di dalamnya ada Mubadalah.id dan juga Jaringan KUPI. Berdasarkan dari tahun ke tahun kita nilai berkontribusi cukup baik terhadap keberagaman yang ada di Indonesia.
Oleh sebab itu, pemerintah mengapresiasi upaya seluruh panitia sehingga kegiatan hari ini berjalan dengan lancar dan juga tentunya hingga akhir acara yang akan berlangsung di Jepara. Yang harus kita petik dari kegiatan hari ini adalah berkaitan dengan bedah buku.
Demokrasi dalam Perspektif Perempuan
Buku ini lahir dari tulisan tangan 15 kontributor Mubadalah.id yang memperlihatkan sudut pandang lain dari demokrasi dari sudut pandang perempuan. Yaitu berdasarkan penafsiran agama yang tentu sangat strategis dan bisa kita aplikasikan di dalam kehidupan mahasiswa sehari-hari di universitas.
Hal ini karena masih maraknya polemik dalam bermoderasi agama termasuk salah satunya adalah kita perlu berargumentasi dengan sumber yang jelas. Oleh karena itu, buku ini dapat menjadi salah satu rujukan bersama untuk menjadi tonggak perdamaian di Indonesia. Yakni dengan konsep-konsep yang berasal dari pengalaman-pengalaman yang generasi masa kini rasakan, lalu para kontributor tuangkan dalam tulisan.
Selaras dengan hal ini, KH. Husein Muhammad menyampaikan bahwa dalam perspektif Mubadalah, ada dalil kesalingan yang dapat menjadi landasan dalam melakukan moderasi beragama. Yaitu cinta dua orang tak bisa sempurna sampai masing-masing mengatakan kau adalah aku yang lain.
Menutup euforia launching dan bedah buku “Yang Muda Merawat Bangsa” ini, KH. Husein Muhammad berpesan, “Jika engkau ingin mengubah dunia, maka ambilah pena dan tulislah.” []