Mubadalah.id – Banyak sekali kasus tentang relasi suami istri yang kurang harmonis karena kurangnya kepuasan dalam hubungan suami istri. Dan kebanyakan pihak perempuan lah yang tidak merasakan kepuasan.
Setelah saya baca-baca dan mengalami sendiri, ternyata perempuan memang tidak mudah untuk mencapai kepuasan. Namun bukan berarti perempuan harus menyerah dengan keadaan dan membiarkan kehampaan itu terus terjadi.
Jika kita menerapkan prinsip mubadalah, maka istri pun harus aktif dan bersikap asertif dalam hubungan suami istri. Sesuatu yang baik, berlaku untuk kedua belah pihak. Hubungan suami istri dalam pernikahan adalah sesuatu yang baik dan mulia, maka hal ini harus kita terapkan kepada suami dan istri. Kita tidak bisa menyerahkan sepenuhnya kepada suami, karena hubungan ini adalah kebutuhan kedua belah pihak.
Namun faktanya, hubungan ini sering kita anggap tabu dan tidak boleh kita bahas. Ketidakpuasan dalam hubungan ini seringkali menjadi masalah hingga puluhan tahun namun tidak pernah kita cari solusinya. Hal ini karena hubungan suami istri tidak kita anggap sebagai sesuatu yang sakral dan suci.
Padahal, hubungan suami istri dalam pernikahan adalah hubungan yang suci, nilainya sama dengan ibadah, yang tentunya bisa mendekatkan diri kita pada Allah.
Sebagai perempuan, kita harus mandiri dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan diri. Suami yang merupakan belahan jiwa kita pun tidak bisa memahami apa yang kita rasakan dan butuhkan. Untuk itu komunikasi yang jelas harus kita sampaikan pada suami. Berikut tips-tips agar istri bisa mandiri dalam ibadah:
Memahami apa itu orgasme
Banyak sekali perempuan yang tidak merasakan orgasme bahkan tidak tahu apa itu orgasme. Bagaimana bisa tahu jika tidak pernah merasakan? Mempelajari orgasme dan seksualitas bukanlah hal yang tabu. Bahkan dalam Islam, seksualitas dan etika seksual dipelajari agar kita melakukannya dengan baik sesuai aturan agama.
Memahami G-spot
Tubuh perempuan memang unik. Ia memiliki g-spot, titik penting yang jika tersentuh ia akan merasakan orgasme. Nah, suami istri perlu mempelajari di mana letak g-spot dan suami perlu mempelajari bagaimana bisa mencapai g-spot istri.
Komunikasi dalam Hubungan Suami Istri
Setiap perempuan memiliki sifat yang unik. Jika laki-laki bisa mudah merasakan orgasme tanpa rangsangan, perempuan berbeda. Perempuan perlu dirangsang dengan berbagai macam hal agar bisa merasakan orgasme. Untuk itu, istri harus mengomunikasikan dengan baik bagaimana cara suami merangsang dirinya. Istri harus bisa mengutarakan kebutuhan dan hal-hal yang membuat mereka bahagia terhadap suaminya.
Hal ini wajib kita utarakan karena dari sini lah hubungan suami istri bisa terlaksana dengan thayyib dan makruf. Hubungan suami istri yang baik adalah yang mampu memuaskan kedua belah pihak dan mampu membuat keduanya bahagia.
Berinisiatif Terlebih Dahulu
Perempuan memiliki sifat pemalu. Ini benar. Namun dalam hubungan ini, berinisiatif terlebih dahulu adahal hal yang mulia. Bahkan banyak hadits menyebutkan keutamaan istri yang berinisiatif terlebih dahulu.
Kebutuhan ini sifatnya jika tidak dipenuhi bisa mengganggu fisik maupun psikis seseorang. Maka jika istri sedang butuh dan ingin melakukan hubungan suami istri, ia wajib memberitahu suami agar keduanya bisa beribadah dengan thayyib dan makruf.
Memahami Kebutuhan Diri
Meski sudah menikah, kebutuhan diri hanya kita yang tahu. Maka kita pun harus belajar untuk memahami kebutuhan diri. Apa yang kita butuhkan dalam relasi suami istri?
Ketika beribadah bersama suami, apa saja yang kita butuhkan? Apa yang kita inginkan dari suami dalam ibadah? Semua perlu kita pelajari dan pahami agar tercipta hubungan yang thayyib dan makruf.
Hubungan Suami Istri itu Ibadah
Banyak yang menganggap hubungan seperti ini adalah sesuatu yang memalukan. Bahkan menuliskan seperti ini pun sesuatu yang tabu. Padahal, hubungan ini adalah salah satu ibadah. Rasulullah bahkan melarang sahabat yang tidak menyentuh istrinya.
Maka marilah kita berhenti berpikir bahwa hubungan ini sesuatu yang tabu, namun perlu diluruskan bahwa hubungan ini adalah ibadah. Terkadang kita berpikir bahwa hubungan ini tabu karena hubungan ini haram dilakukan di luar pernikahan. Padahal begitu menikah, hubungan ini suci. []