• Login
  • Register
Kamis, 21 September 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Buku

Buku Perempuan bukan Makhluk Domestik: Perkosaan dalam Pernikahan Bertentangan dengan Ajaran Islam

Segala tindakan pemaksaan, kekerasan, dan hal yang menyakitkan dalam hubungan seksual antara suami dan istri adalah bertentangan dengan syariat Islam

Siti Miratul Masfufah Siti Miratul Masfufah
22/06/2023
in Buku
0
Perempuan Bukan Makhluk Domestik

Perempuan Bukan Makhluk Domestik

626
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Judul Buku : Perempuan [bukan] Makhluk Domestik
Penulis : Faqihuddin Abdul Kodir
Jumlah Halaman : 178 Hamalan
Penerbit : Afkaruna.id
Cetakan : Cetakan 1, Desember 2022

Mubadalah.id – Akhir-akhir ini saya tengah membaca buku “Perempuan (bukan) Makhluk Domestik” karya Kiai Faqihuddin Abdul Kodir. Beliau adalah penulis, dosen, founder mubadalah dan juga anggota Majelis Musyawarah Keagamaan KUPI.

Perjumpaan saya dengan Kiai Faqih berawal di kampus Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon, lalu setelah itu saya tertarik untuk membaca gagasan-gagasannya. Salah satunya lewat buku “Perempuan (bukan) Makhluk Domestik” yang terbit pada Desember tahun 2022.

Buku ini ialah buku yang menjelaskan tentang kesalingan antara laki-laki dan perempuan. Baik di dalam maupun di luar rumah.

Ada banyak hal menarik yang saya temukan dalam buku tersebut, tetapi yang cukup membuat menarik untuk saya bahas adalah tentang perkosaan dalam pernikahan.

Selama ini saya sering mendengar bahwa perkosaan hanya terjadi di luar penikahan saja. Sebab dalam Islam disebutkan bahwa salah satu tugas perempuan ketika sudah menikah ialah melayani kebutuhan seks suaminya. Meskipun ia sedang tidak ingin ataupun sakit.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Jihad Perempuan dalam Rumah Tangga
  • Etika Sufi Ibn Arabi (2): Mendekati Tuhan dengan Merawat Alam
  • Perempuan Bukan Bidadari Surga
  • Pada Masa Nabi Muhammad Saw Banyak Perempuan yang Ikut Jihad Bela Negara
    • Perkosaan dalam Pernikahan
    • Harus Saling Menjaga

Baca Juga:

Jihad Perempuan dalam Rumah Tangga

Etika Sufi Ibn Arabi (2): Mendekati Tuhan dengan Merawat Alam

Perempuan Bukan Bidadari Surga

Pada Masa Nabi Muhammad Saw Banyak Perempuan yang Ikut Jihad Bela Negara

Di sisi lain, akad nikah juga disebutkan sebagai penanda bahwa suami dan istri telah dihalalkan untuk melakukan hubungan seksual. Dengan begitu masyarakat umum memahami bahwa tidak ada istilah perkosaan dalam pernikahan, karena keduanya telah sah menjadi suami dan istri.

Perkosaan dalam Pernikahan

Berangkat dari pengetahuan tersebut, ketika membaca tema “Adakah Perkosaan dalam Pernikahan” dalam buku “Perempuan (bukan) Makhluk Domestik” saya sempat berhenti sejenak dan berpikir kok bisa Kiai Faqih mempertanyakan hal ini.

Setelah saya coba baca dan pahami pembahasan tersebut, saya jadi paham bahwa akad nikah memang menjadikan hubungan seks antara laki-laki dan perempuan yang awalnya haram menjadi halal. Dan ini merupakan hak suami dan istri. Tetapi hal ini tidak menghalalkan pemaksaan, kekerasan dan tindakan apapun yang merendahkan serta menyakitkan, baik pada laki-laki maupun perempuan.

Sebab Islam telah menegaskan bahwa semua tindakan buruk dan jahat, di dalam maupun luar relasi pernikahan itu dilarang. Sebagaimana kaidah fiqh yang sering kita dengar لاضرر ولاضرر “jangan menyakiti diri sendiri dan orang lain”.

Di sisi lain dalam al-Qur’an juga telah disebutkan tentang prinsip-prinsip hubungan seksual antara suami dan istri yang digambarkan sebagai libas’ atau pakaian. Hal ini tergambar dalam QS al-Baqarah ayat 187 yang berbunyi:

اُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ اِلٰى نِسَاۤىِٕكُمْ ۗ هُنَّ لِبَاسٌ لَّكُمْ وَاَنْتُمْ لِبَاسٌ لَّهُنَّ ۗ

Artinya: Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan istri-istri kamu. Mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. (QS. al-Baqarah ayat 187).

Menurut Kiai Faqih dalam buku yang sama, kiasan al-Qur’an di atas mengajarkan pasangan suami dan istri dalam berhubungan seksual harus saling melayani satu sama lain, memberi kehangatan dan menjaga kehormatan.

Karena keduanya adalah pakaian bagi satu sama lain, maka praktiknya harus sama-sama dinikmati oleh kedunya. Dengan begitu, pemaksaan hubungan seksual dalam pernikahan bertentangan dengan prinsip libas’ dalam al-Qur’an.

Harus Saling Menjaga

Sejalan dengan itu, Nabi Muhammad Saw juga menegaskan bahwa akad nikah yang menghalalkan hubungan seksual suami istri itu merupakan amanah Allah Swt yang harus keduanya jaga secara bersama.

Artinya suami dan istri, sekalipun sudah halal, harus tetap berpegang teguh pada amanah Allah berupa ajaran-ajaran moral yang baik dan mulia. Karena itu Nabi meminta para suami untuk bertakwa dalam memperlakukan istri. Hal ini tergambar dalam sebuah hadis Nabi Saw yang artinya:

“Bertakwalah kalian semua dalam (memperlakukan) para perempuan (istri kalian). Karena Allah telah menjadikan mereka sebagai (istri kalian) sebagai amanah dari Allah Swt. Dan kalian halal untuk berhubungan intim dengan mereka dengan izin-Nya.” (Shahih Muslim, No. 3009).

Dalam pandangan Kiai Faqih teks hadis ini menjadi sebuah penegasan bahwa segala tindakan pemaksaan, kekerasan, dan hal yang menyakitkan dalam hubungan seksual antara suami dan istri adalah bertentangan dengan syariat Islam, tidak selaras dengan ajaran al-Qur’an dan sama sekali bukan teladan Nabi Muhammad Saw.

Dari penjelasan Kiai Faqih di atas, saya sangat setuju seratus persen, karena suami ataupun istri tidak seharusnya mendapatkan pemaksaan dan kekerasan dalam berhubungan seksual. Sebab Islam telah mengajarkan bahwa relasi pernikahan yang Islami ialah relasi yang penuh kasih, saling menyayangi dan tidak melakukan kekerasan satu sama lain. Baik kekerasan fisik, psikis, ekonomi maupun yang lainnya.

Terimakasih Kiai Faqih telah membahas isu ini dengan sangat jelas. Dan bagi teman-teman yang ingin mendalami isu relasi laki-laki dan perempuan dalam Islam, saya rekomendasikan untuk membaca buku “Perempuan (bukan) Makhluk Domestik”.

Selain bahasanya yang ringan, buku ini juga lengkap dengan teks-teks Islam yang penafsirannya sangat ramah terhadap laki-laki dan perempuan. Selamat membaca dan menemukan kebahagiaan. []

Tags: ajaranBertentanganbukudomestikislamMakhlukperempuanperkosaanpernikahan
Siti Miratul Masfufah

Siti Miratul Masfufah

Saya adalah mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon.

Terkait Posts

Kebijakan Kesetaraan Gender

Gus Dur dan Tonggak Kebijakan Kesetaraan Gender: Resensi Buku Gender Gus Dur

14 September 2023
Kesalehan Perempuan

Definisi Ulang Kesalehan Perempuan dalam Buku Muslimah Bukan Agen Moral

8 September 2023
Nyai Ontosoroh

Nyai Ontosoroh: Potret Perempuan Berdaya dalam Novel Bumi Manusia

18 Agustus 2023
Krisis Lingkungan

Bi’ah Progresif: Upaya Mencegah Krisis Lingkungan untuk Mencapai Keadilan Ekologis

14 Agustus 2023
Kemerdekaan Diri

Buku Terjemah Rasa: Salah Satu Alat Bantu Kita Mendefinisikan Makna Kemerdekaan Diri

9 Agustus 2023
Kasih Sayang kepada Ibu

Buku Ibu, Sedang Apa? Manifestasi Kasih Sayang Kepada Ibu

5 Juli 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Jihad Rumah Tangga

    Jihad Perempuan dalam Rumah Tangga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Selamat Jalan Pejuang Nahdlatul Ulama Prof Dr Sri Mulyati MA

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan Bukan Bidadari Surga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Etika Sufi Ibn Arabi (2): Mendekati Tuhan dengan Merawat Alam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Artificial Intellegence dalam Perspektif Gender

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Makna Mubadalah dalam Hadis Jihad Perempuan di Dalam Rumah Tangga 
  • Selamat Jalan Pejuang Nahdlatul Ulama Prof Dr Sri Mulyati MA
  • Jihad Perempuan dalam Rumah Tangga
  • Etika Sufi Ibn Arabi (2): Mendekati Tuhan dengan Merawat Alam
  • Jihad di Dalam Rumah Tangga Bersifat Resiprokal

Komentar Terbaru

  • Ainulmuafa422 pada Simple Notes: Tak Se-sederhana Kata-kata
  • Muhammad Nasruddin pada Pesan-Tren Damai: Ajarkan Anak Muda Mencintai Keberagaman
  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist