• Login
  • Register
Minggu, 18 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Featured

Demokrasi dalam Krisis

Tetapi esensi dari konsep relasi antar manusia dan hidup bersama adalah mempraktikkan keadilan

KH. Husein Muhammad KH. Husein Muhammad
03/02/2024
in Featured, Kolom Buya Husein
0
Demokrasi

Demokrasi

1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Realitas berbangsa dan bernegara yang dibangun berdasarkan sistem politik/pemerintahan dewasa ini telah memicu kritik keras terhadap konsep demokrasi. Dr. Amin Muzakkir menulis: “demokrasi kita tidak mati, tetapi berada dalam keadaan krisis mendalam/serius.”

Sebagian masyarakat lalu terpicu atau terprovokasi untuk kemudian menuntut kembali pada sistem politik lain yang pernah berjalan di muka bumi di Barat maupun di Timur ialah sistem politik/pemerintahan dinasti. khilafah, kerajaan, imperium, kekuasaan otoritarian. Mereka menganggap sistem demokrasi telah gagal mensejahterakan masyarakat.

Terbaik

Terlepas kondisi politik hari ini aku selalu mengingat pernyataan penuh Gus Dur pada suatu saat: “Tidak ada konsep dan sistem politik terbaik dan ideal di bumi manusia manapun untuk menyelenggarakan/mengatur suatu pemerintahan. Demokrasi juga bukanlah yang terbaik dan tidak tanpa kekurangan. Namun, ia adalah sistem yang terbaik dari konsep dan sistem terburuk yang ada.”

Para pemikir muslim menyebutnya sebagai sistem syura/musyawarah untuk mufakat. Bangsa Indonesia telah merumuskannya dalam sila keempat Dasar Negara: Pancasila. “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.”

Al-Qur’an mengatakan:

Baca Juga:

Andaikan Gus Dur Masih Ada, Revisi UU TNI Tak Perlu Ada

Suara Ibu Indonesia untuk Masa Depan Anak-anak Bangsa

Prinsip Demokrasi dalam Islam

Tawakkol Karman: Perempuan yang Mengubah Wajah Politik Yaman

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakal lah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”

Esensi

Tetapi esensi dari konsep relasi antar manusia dan hidup bersama adalah mempraktikkan keadilan. Al-Qur’an mengatakan:

یٰۤاَیُّهَا الَّذِیْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْا قَوّٰمِیْنَ بِالْقِسْطِ شُهَدَآءَلِلّٰهِ وَلَوْعَلٰۤی اَنْفُسِكُمْ اَوِ الْوَالِدَیْنِ وَالْاَقْرَبِیْنَ ۚاِنْ یَّكُنْ غَنِیًّا اَوْ فَقِیْرًا فَاللّٰهُ اَوْلٰی بِهِمَا ۫ فَلَا تَتَّبِعُوا الْهَوٰۤی اَنْ تَعْدِلُوْا ۚوَاِنْ تَلْوٗۤا اَوْ تُعْرِضُوْا فَاِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِمَاتَعْمَلُوْنَ خَبِیْرًا

Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penegak keadilan, menjadi saksi kebenaran karena Allah, walaupun terhadap dirimu sendiri atau terhadap ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa) kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatan (kebaikannya). Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka ketahuilah Allah Mahateliti terhadap segala apa yang kamu kerjakan.

Dan sangatlah menarik peringatan al-Qur’an ini :

أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِينَ قَبْلَكُمْ أَنَّهُمْ كَانُوا إِذَا سَرَقَ فِيهِمْ الشَّرِيفُ تَرَكُوهُ وَإِذَا سَرَقَ فِيهِمْ الضَّعِيفُ أَقَامُوا عَلَيْهِ الْحَدَّ وَايْمُ اللَّهِ لَوْ أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ مُحَمَّدٍ سَرَقَتْ لَقَطَعْتُ يَدَهَا وَفِي حَدِيثِ ابْنِ رُمْحٍ إِنَّمَا هَلَكَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ

“Wahai sekalian manusia, demi Allah. Telah hancur berantakan bangsa-bangsa sebelum kalian. Ini terjadi ketika orang-orang terhormat mencuri (korupsi) mereka (penguasa) membiarkan/membebaskan mereka (tidak menghukum), sementara jika orang-orang yang rendahan mencuri mereka menegakkan hukuman pidana. Demi Allah, andaikata Fatimah anak perempuan Muhammad mencuri (korupsi) pasti aku sendiri yang akan memotong tangannya (mempidana mereka).” []

Tags: demokrasikrisis
KH. Husein Muhammad

KH. Husein Muhammad

KH Husein Muhammad adalah kyai yang aktif memperjuangkan keadilan gender dalam perspektif Islam dan salah satu pengasuh PP Dar al Tauhid Arjawinangun Cirebon.

Terkait Posts

Perjalanan Thudong

Pesan Toleransi dari Perjalanan Suci Para Biksu Thudong di Cirebon

30 April 2025
Nyai Fatmah Mawardi

Nyai Fatmah Mawardi, Mengurai Jejak Ulama Perempuan Madura

26 April 2025
Idulfitri

Khutbah Idulfitri: Mulai Kehidupan Baru di Bulan Syawal

31 Maret 2025
Ummu Mahjan

Ummu Mahjan: Representasi Peran Perempuan di Masjid pada Masa Nabi Saw

27 Maret 2025
Fatimah Binti al Aqra'

Fatimah Binti al Aqra’: Kaligrafer Ulung, Sekretaris Istana, dan Perawi Hadis

14 Februari 2025
Lalla Zainab

Lalla Zainab: Sufi Perempuan dan Pemimpin Perlawanan Intervensi Prancis

4 Februari 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Nyai Ratu Junti

    Nyai Ratu Junti, Sufi Perempuan dari Indramayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Inses Bukan Aib Keluarga, Tapi Kejahatan yang Harus Diungkap

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menghindari Pemukulan saat Nusyuz
  • Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami
  • Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial
  • Memperhatikan Gizi Ibu Hamil
  • Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version