• Login
  • Register
Minggu, 18 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Buku

Dr. KH. Faqihuddin Abdul Kodir dan Qiraah Mubadalah (Bagian 1)

Mamang Haerudin Mamang Haerudin
03/09/2019
in Buku, Keluarga, Personal
0
qiraah mubadalah

qiraah mubadalah

294
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Sejak dahulu kuliah, saat harus menghadapi berbagai literatur, saya lumayan cepat dibuat gelisah. Ya gelisah karena hampir semua literatur–yang saya jadikan bahan perkualiahan–di mana teori dan metodologinya diambil dari para akademisi, cendekiawan atau intelektual di luar Indonesia. Lalu saya–semacam–menggerutu, apa memang tidak ada satu orang pandai di Indonesia yang mampu membuat teori dan metodologi?

Saya semakin gelisah, lalu para akademisi pendahulu kita selama ini berbuat apa saja, sehingga karya-karyanya seperti “tidak laku” di pentas akademisi dan perguruan tinggi di dunia.

Apa yang kurang dari Alm. Prof. Dr. Nurcholish Madjid (Cak Nur), Alm. KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Alm. Prof. Dr. Harun Nasution dan masih banyak lagi? Sampai hari ini saya terus bertanya-tanya. Apakah ada yang salah ataukah ini hanya ketidaktahuan saya saja?

Entah mengapa saya masih meyakini, bahwa para cerdik-cendekiawan kita masih jauh untuk bisa diakui dunia. Kalau karya akademik dan buku yang mengupas para tokoh dan pemikirannya di Indonesia pastilah ada, hanya saja saya masih merasa para cerdik-cendekiawan kita ini pemikirannya belum utuh, sehingga sulit sekali untuk kemudian menemukan teori dan metodologi dalam disiplin keilmuan apapun.

Maka sejak saat ini, meskipun belum terlalu lama, saya cukup dikagetkan manakala Dr. KH. Faqihuddin Abdul Kodir menemukan qiraah Mubadalah, atau metodologi Mubadalah. Sebuah cara baca dan cara pandang yang digunakan untuk merespon dari realitas yang diskriminatif menuju realitas yang adil terhadap perempuan dan kemanusiaan.

Baca Juga:

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

Harus saya akui, bahwa diskursus atau isu-isu berkaitan dengan perempuan dan kemanusiaan bukanlah hal yang aneh. Ia telah menjadi konsumsi para pegiat keilmuan di seluruh dunia. Hanya saja, diskursus tersebut terkesan hanya pengulangan demi pengulangan belaka. Belum ada yang mampu menegaskan sekaligus mengkristalisasikannya menjadi sebuah metodologi yang utuh.

Saya meyakini jika tawaran qiraah Mubadalah yang digagas oleh Pak Faqih–panggilan saya kepada Dr. KH. Faqihuddin Abdul Kodir–akan menjadi angin segar untuk perkembangan diskursus isu-isu keperempuan dan kemanusiaan, termasuk memperkuat keberadaan cerdik-cendekiawan Muslim Indonesia.

Pak Faqih telah berhasil memecah kebuntuan keilmuan Islam di Indonesia yang bermanfaat untuk dunia. Maka tidak berlebihan jika qiraah Mubadalah ini adalah jawaban dari pertanyaan yang telah sekian lama membuat jiwa kemanusiaan saya gelisah.[]

Mamang Haerudin

Mamang Haerudin

Penulis, Pengurus LDNU, Dai Cahaya Hati RCTV, Founder Al-Insaaniyyah Center & literasi

Terkait Posts

Kehamilan Tak Diinginkan

Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial

18 Mei 2025
Keberhasilan Anak

Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

17 Mei 2025
Noble Silence

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

17 Mei 2025
Herland

Herland: Membayangkan Dunia Tanpa Laki-laki

16 Mei 2025
Suami Pengangguran

Suami Pengangguran, Istri dan 11 Anak Jadi Korban

16 Mei 2025
Keadilan Semu

Membuka Tabir Keadilan Semu: Seruan Islam untuk Menegakkan Keadilan

15 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Inses

    Inses Bukan Aib Keluarga, Tapi Kejahatan yang Harus Diungkap

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menghindari Pemukulan saat Nusyuz
  • Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami
  • Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial
  • Memperhatikan Gizi Ibu Hamil
  • Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version